Lintasan Sejarah 28 September 2022
Hari ini Rabu, 28 September 2022 bertepatan dengan 1 Rabiul Awal 1444 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 6 Mehr 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Rasulullah Memulai Hijrahnya
Tanggal 1 Rabiul Awal tahun pertama Hijriah, tiga belas tahun sesudah diangkat sebagai rasul, Nabi Muhamad Saw memulai perjalanan beliau untuk hijrah ke kota Madinah.
Selama tiga belas tahun masa kenabiannya, Rasulullah banyak mengalami intimidasi dan gangguan yang dilancarkan oleh kaum Musyrikin kota Mekah.
Pada malam menjelang keberangkatan nabi Muhammad Saw ke Madinah, kaum Musyrikin berniat membunuh beliau. Namun, Ali bin Abi Thalib as, dengan gagah berani menyamar sebagai Rasulullah sehingga kepergian Rasulullah tidak berhasil diketahui oleh kaum Musyrikin.
Hijrahnya Rasulullah ke Madinah menandai diawalinya lembaran sejarah baru dalam perkembangan Islam. Rakyat Madinah menyambut Rasulullah dengan gembira dan tak lama kemudian terbentuklah sistem pemerintahan Islam di Madinah.
Resolusi PBB Pertama Soal Perang Irak-Iran
42 tahun yang lalu, tanggal 6 Mehr 1359 HS, PBB mengeluarkan resolusi pertama soal perang Irak-Iran.
Pada tanggal 3 Mehr 1359 HS, tiga hari pasca dimulainya perang yang dipaksakanan Irak terhadap Iran, Sekjen PBB menginformasikan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa sekalipun telah ada upaya untuk menghentikan agresi Irak, tapi perang antara Irak dan Iran di darat, laut dan udara masih terus berlanjut. Perang ini telah menimbulkan kerugian tidak hanya materi tapi juga jiwa. Oleh karenanya, Sekjen PBB mengusulkan agar DK-PBB segera menindaklanjuti masalah ini.
Akhirnya DK-PBB mengadakan sidang darurat dimulai dari tanggal 4 Mehr hingga 6 Mehr dan usulan dikeluarkannya resolusi diterima secara aklamsi oleh anggota DK-PBB. Resolusi 479 DK-PBB menjadi resolusi pertama akhirnya dikeluarkan pada 6 Mehr 1359 HS soal perang Irak dan Iran. Dalam resolusi ini, selain menyatakan kekhawatiran yang mendalam soal kondisi perang yang semakin meluas, kepada kedua negara diminta untuk menyelesaikan masalahnya lewat jalur diplomasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan hukum internasional.
Sekaitan dengan dikeluarkannya resolusi ini, Iran menjelaskan bahwa Irak berulang kali melakukan pelanggaraan atas perjanjian 1975 Aljazair dan negara ini tampaknya justru berusaha meningkatkan agresinya terhadap Iran. Di sisi lain, Iran menyatakan bahwa agresi Irak ke daerah-daerah Iran merupakan pelanggaran dan untuk itu, Iran berkewajiban untuk membela kedaulatannya. Iran juga menyatakan bahwa selama Irak melanggar kedaulatan Iran, maka resolusi DK-PBB itu tidak dapat diterima oleh Iran. Sementara perundingan baik langsung maupun tidak juga tidak bermanfaat, bila pelanggaran masih terus dilakukan oleh pihak Irak.
Resolusi 479 tidak menyebutkan sama sekali siapa pemicu perang dan kedua pihak; Iran dan Irak disebutkan secara sejajar. Oleh karenanya, Iran menyebut resolusi itu sangat tidak adil dan zalim terkait agresi Irak terhadap Iran.
Intifadhah Al-Aqsa Dimulai
22 tahun yang lalu, tanggal 28 September 2000, gerakan intifadah Palestina kembali dimulai.
Sebelumnya, Ariel Sharon masuk ke Masjidul Aqsa dan melecehkan kehormatan masjid itu. Rakyat Palestina marah atas kejadian ini dan memulai kebangkitan mereka. Ariel Sharon adalah pemimpin Partai fanatis Yahudi, yaitu Partai Likud dan dalang pembunuhan massa di Shabra Satila. Kebangkitan rakyat Palestina ini disebut sebagai Intifadhah Masjid al-Aqsa.
Dalam melawan gerakan intifadhah ini, rezim Zionis melakukan represi dan serangan-serangan yang keji. Di antaranya, dengan menyerang rakyat Palestina dengan tank, helikopter, dan pesawat tempur. Namun demikian, rakyat Palestina tetap melanjutkan perjuangan mereka tanpa kenal menyerah.