Lintasan Sejarah 10 Mei 2023
Hari ini, Rabu, 10 Mei 2023 bertepatan dengan 19 Syawal 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 20 Ordibehesht 1402 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.
Ibnu Mandah, Faqih dan Ahli Hadis Lahir
Tanggal 19 Syawal 434 HQ, Ibnu Mandah meninggal dunia dalam usia 78 tahun di kota Isfahan dan dikebumikan di kota ini.
Abu Zakaria Yahya bin Abdul Wahhab yang lebih dikenal dengan Ibnu Mandah, seorang faqih, ahli hadis dan ahli sejarah keturunan Iran. Ia merupakan keturunan terakhir dari keluarga besar Ibnu Mandah. Setelah belajar ilmu agama, ia melakukan perjalanan ke pelbagai tempat untuk belajar dari ilmuwan dan ulama daerah itu. Setelah menguasai ilmu itu, ia kemudian mengajarkannya dan meluangkan waktu untuk menulis.
Banyak ilmuwan dan ulama Baghdad yang belajar kepadanya. Salah satunya adalah Abdul Qadir Gilani (Abdul Qadir Jailani). Sejarawan dan ahli hadis ini banyak meninggalkan karya tulis seperti buku Biografi Tabrani.
Nominasi Presiden Perempuan Pertama
Tanggal 10 Mei 1872, Victoria Woodhull menjadi perempuan pertama yang dinominasikan menjadi presiden Amerika Serikat.
Woodhull memang bukan sembarang perempuan. Ia dikenal sebagai perempuan pertama yang menjadi pialang saham dengan bergabung di Wall Street Broker.
Selain pialang saham, Woodhull menjadi editor. Ia membuat majalah mingguan miliknya sendiri. Majalah tersebut diberi nama Woodhull and Claflin. Beberapa pihak menyebut Woodhull sebagai figur perempuan yang kontroversial di berbagai bidang, seperti sosial dan politik.
Hal itu terutama disebabkan Woodhull sangat aktif membicarakan atau menuliskan isu feminisme. Salah satu isu yang ia minati ialah posisi perempuan di pernikahan dan mengenai aborsi.
Karena itu, Woodhull juga dianggap sebagai salah satu tokoh awal pengusung feminisme di Amerika Serikat. Melalui isu feminisme pula Partai Persamaan Hak (Equal Rights Party) mengusung Woodhull sebagai calon Presiden Amerika Serikat.
Imam Khomeini ra Menyetujui Simbol Republik Islam Iran
Tanggal 20 Ordibehesht 1359 HS, Imam Khomeini ra menyetujui simbol Republik Islam Iran.
Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, rencananya akan diperkenalkan simbol Republik Islam Iran yang mengejawantahkan semangat keagamaan dan keislaman bangsa Iran. Oleh karenanya, Dewan Revolusi membuka kesempatan kepada siapa saja untuk membuat simbol yang diinginkan. Banyak yang mengirimkan disainnya kepada dewan ini dan akhirnya mereka menerima satu dari karya tersebut.
Akhirnya, simbol ini ditunjukkan kepada Imam Khomeini ra dan beliau menyetujuinya pada 20 Ordibehesht 1359 Hs. Simbol ini berupa empat bulan sabit dan sebuah tiang di tengah yang berarti kata suci "Allah" dan pada hakikatnya simbol ini membentuk ungkapan suci "Laa Ilaaha Illallah".
Penjelasan simbol Republik Islam Iran ini; tiang yang berada di tengah atau pedang menunjukkan kekuatan. Bulan sabit menunjukkan pertumbuhan. Lima bagian utama yang terdiri dari empat bulan sabit dan sebuah tiang atau pedang merupakan simbol ushuluddin Syiah. Susunan yang saling berdekatan dan simetris itu menunjukkan keseimbangan dan keadilan.
Simbol ini kemudian diletakkan di bagian tengah dari warna putih bendera Republik Islam Iran dan di atas setiap nama kementerian negara.