Jun 12, 2023 10:14 Asia/Jakarta
  • 12 Juni 2023
    12 Juni 2023

Hari ini, Senin, 12 Juni 2023 bertepatan dengan 23 Dzulqa'dah 1444 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 22 Khordad 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.

Nabi Memerintahkan Umat Islam Perangi Yahudi Bani Quraidhah

Tanggal 23 Dzulqadah 5 HQ, Nabi Muhammad Saw memerintahkan umat Islam perangi Yahudi Bani Quraidhah.

Orang Yahudi dari Bani Quraidhah memiliki perjanjian damai dan pertahanan bersama dengan umat Islam Madinah. Tapi saat terjadi perang Khandaq atau yang dikenal dengan nama Ahzab, karena pihak musuh terdiri dari kelompok-kelompok seperti Yahudi, Musyrik dan kabilah-kabilah Arab lainnya, orang-orang Yahudi Bani Quraidhah bergabung dengan musuh. Sikap mereka bergabung dengan musuh berarti telah melanggar perjanjian yang telah dilakukan dengan umat Islam di Madinah.
 
Bergabungnya orang-orang Yahudi Madinah dengan sendirinya memperkuat pasukan musuh dan sebaliknya, melemahkan semangat umat Islam. Oleh karenanya, pasca kemenangan umat Islam dalam perang Khandaq ini lewat Imam Ali as, Rasulullah Saw pada 23 Dzulqadah 5 HQ memerintahkan umat Islam segera bersiap-siap menuju daerah Bani Quraidhah.
 
Daerah tempat tinggal Yahudi Bani Quraidhah dikelilingi oleh benteng yang kokoh dan mampu bertahan dari blokade umat Islam selama 15 hari (menurut riwayat lain 25 hari). Akhirnya, Yahudi Bani Quraidhah menyerah setelah melihat tidak ada jalan lain. Mereka rela diperlakukan seperti apapun, tapi dengan syarat Saad bin Mu'adz, seorang sahabat Nabi yang memutuskan. Permintaan mereka itu dipenuhi oleh Nabi Muhammad Saw.
 
Saad bin Mu'adz ternyata memutuskan agar mereka dijatuhi hukuman yang berat bagi mereka. Setiap pria yang berperang harus dibunuh yang kemudian diterima oleh Nabi Muhammad Saw. Dengan demikian, fitnah dan pengkhianatan yang dilakukan Yahudi Bani Quraidhah tercerabut dari akarnya.

Indira Gandhi Diputuskan Bersalah
 
Tanggal 12 Juni 1975, Indira Gandhi, Perdana Menteri India, diputuskan bersalah karena melakukan kecurangan dalam pemilihan umum pada masa kampanye 1971.

Sejarah

Di tengah banyaknya seruan agar ia mundur, Gandhi menolak menyerahkan jabatannya dan berbalik menyatakan negara dalam keadaan darurat ketika berlangsung demonstrasi publik yang mengancam akan menggulingkan pemerintahannya.

Pada saat itu, rakyat India gelisah karena kekurangan makanan, inflasi, dan perselisihan regional. Pemerintahannya mendapat kritik keras karena memberlakukan taktik tangan besi untuk menghadapi masalah-masalah itu.

Sementara itu, tuntutan Partai Sosialis yang menyebutkan ia telah melakukan penipuan pada Pemilu 1971 berkembang menjadi skandal nasional. Akhirnya Pengadilan Tinggi Allahabad memutuskan Indira Gandhi bersalah dan mengucilkannya dari panggung politik selama enam tahun.

Ketika mengumumkan keadaan darurat, ia memenjarakan ribuan lawan politiknya dan membatasi kebebasan individual di negeri itu. Beberapa program kontroversial pun diberlakukannya selama periode tersebut, antara lain sterilisasi laki-laki dan perempuan sebagai alat untuk mengendalikan pertumbuhan populasi.

Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari Wafat

Tanggal 22 Tir 1379 HS, Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari meninggal dunia di usia 84 tahun dan dikebumikan di komplek makam suci Sayidah Fathimah Maksumah as, Qom.

Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari lahir dari keluarga ulama di kota Shabestar, Provinsi Azerbaijan Timur pada 1295 HS. Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat dasar dan menengah, pada usia 18 tahun beliau pergi ke kota Qom untuk melanjutkan pendidikannya. Selain belajar ilmu-ilmu klasik hauzah, beliau juga mempelajari filsafat, teologi dan irfan kepada Ayatullah Sheikh Mahdi Mazandarani dan Mirza Mohammad Ali Shah Abadi.

Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat menengah, beliau belajar mata kuliah fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid kepada Ayatullah Sayid Mohammad Hojjat Kouh Kamareh-i selama 8 tahun. Beliau kemudian mengikuti perintah gurunya ini dan kembali ke kota kelahirannya. Selama 10 tahun di sana, beliau memberikan pelayanan masalah-masalah keagamaan kepada masyarakat. Pada usia 37 tahun beliau kembali ke Qom dan memberikan kuliah fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid dan pada saat yang sama beliau mengikuti kuliah Ayatullah Boroujerdi.

Beliau mendapat ijazah ijtihad dari Ayatullah Mohammad Hojjat Kouh Kamareh-i dan Abolhassan Isfahani. Selain itu beliau juga sangat berjasa dalam menyebarkan ajarah Ahlul Bait di provinsi Azerbaijan Barat dan Kurdistan serta membangun banyak masjid dan huseiniah di dua provinsi ini. Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi juga ikut bersama ulama lainnya bangkit melawan rezim Shah Pahlevi.

Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari meninggalkan banyak karya tulis seperti catatan pinggir al-Urwah al-Wutsqa, Hakemiyat Piromoune Khatamiyat va Rafe Shubahat dan Syarah Wasilah an-Najah.

Tags