Jun 14, 2023 10:18 Asia/Jakarta
  • 14 Juni 2023
    14 Juni 2023

Hari ini, Rabu, 14 Juni 2023 bertepatan dengan 25 Dzulqa'dah 1444 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 24 Khordad 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.

Nabi Muhammad Saw Keluar dari Madinah untuk Melakukan Haji Wada

Tanggal 25 Dzulqadah 10 HQ, Nabi Muhammad Saw keluar dari Madinah menuju Mekah untuk melakukan Haji Wada.

Pada bulan Dzulqadah tahun kesepuluh Hijrah, Nabi Muhammad Saw mengumumkan kepada penduduk Madinah dan kabilah-kabilah yang tinggal di sekitar Madinah bahwa beliau akan melakukan ibadah haji ke Mekah. Mendengar pengumuman itu, umat Islam segera mempersiapkan diri untuk berangkat bersama beliau ke Mekah. Pada tanggal 25 Dzulqadah 10 HQ, Nabi Muhammad Saw bersama para sahabat bergerak dari Madinah ke Mekah.
 
Dalam perjalanan ini, Nabi membawa seluruh isteri dan anaknya Sayidah Fathimah az-Zahra as. Sementara Imam Ali as yang sebelum ini diperintahkan berdakwah ke Yaman juga diminta agar bergabung dengan beliau dalam Haji Wada. Karena haji tahun itu adalah haji terakhir beliau. Itulah mengapa haji terakhir itu disebut Haji Wada yang berarti haji perpisahan.

Hijrah Ulama Tehran ke Qom, di Masa Revolusi Konstitusi

Tanggal 24 Tir 1285 HS, Ayatullah Sayid Mohammad Tabatabai dan Sayid Abdullah Bahbahani memimpin sebuah kelompok berjumlah 1000 orang bergerak ke kota Qom yang akhirnya dikenal sebagai Mohajerat Kubro.

Hal itu dilakukan sebagai kelanjutan Revolusi Konstitusi, pasca tidak diterimanya tuntutan ulama dan rakyat terkait pendirian pengadilan dan penerapan hukum Islam, ulama memutuskan untuk berhijrah ke kota Qom dan melakukan aksi mogok di komplek suci Sayidah Fathimah Maksumah as.

Tiga hari setelahnya, Sheikh Fazlollah Nouri mempersiapkan jumlah orang yang lebih banyak untuk melakukan hijrah dari Tehran ke Qom. Hijrah ini menciptakan gelombang kebangkitan di seluruh negeri dan ulama besar waktu itu seperti Agha Najafi Isfahani di Isfahan dan Akhond Mulla Ghorbanali Zanjani dari Zanjan, ikut bergabung dalam aksi mogok itu. Menyusul aksi itu, para ulama dari pelbagai kota mendapat telegram untuk ikut dan mereka bergabung melakukan aksi mogok di Qom.

Sejarah

Mozaffaruddin Shah akhirnya menerima tuntutan itu. Tapi ketika aksi ini berada di puncak keberhasilannya, ada gerakan mencurigakan yang mengarah pada penyimpangan gerakan ini. Sejumlah warga secara tidak sadar justru meminta suaka ke Kedutaan Besar Inggris dan melakukan aksi mogok di halaman Kedubes Inggris.

Aksi mogok lebih dari 20 ribu warga di Kedubes Inggris, sekalipun alasan pertamanya untuk menyelamatkan diri, tapi pada intinya aksi pelanggaran terhadap hukum Islam yang memang diinginkan oleh negara imperialis ini. Penyimpangan ini terus berlanjut hingga Sheikh Fazlollah Nouri yang merupakan pemimpin Revolusi Konstitusi, harus digantung akibat penolakannya terhadap kebangkitan Revolusi Konsitusi yang tidak sah.

Akhirnya, akibat tekanan para pelaku aksi mogok, Mozaffaruddin Shah menerima seluruh tuntutan mereka dan tanggal 14 Mordad 1285, lewat sebuah perintah, selain pemecatan Ain ad-Dowleh, Perdana Menterinya, Mozaffaruddin Shah mengeluarkan perintah penyelenggaraan pemilu dan pendirian parlemen. Para ulama dan rakyat yang melakukan aksi mogok di Qom kembali ke tehran setelah 10 hari sejak penandatangan Perintah Revolusi Konstitusi.

TWA Flight 847 Dibajak
 
Tanggal 14 Juli 1985, pesawat TWA Flight 847 dari Athena menuju Roma dibajak dua teroris berkebangsaan Lebanon yang bersenjatakan granat dan pistol 9 mm.

Pembajak tersebut memaksa pesawat untuk mendarat di Beirut, Lebanon. Saat sudah berada di darat, mereka mencari penumpang dengan paspor Israel.

Namun, mereka tak menemukan satu pun. Mereka kemudian membunuh anggota angkatan laut Amerika Serikat Robert Stethem dan melemparkan tubuhnya keluar. Pegawai TWA Uli Derickson berhasil menyelamatkan beberapa penumpang Yahudi dengan menolak mengenali mereka.

Pada 30 Juni, setelah negosiasi dilakukan dengan berhati-hati, para sandera berhasil dibebaskan.

Mohammed Ali Hamadi, yang dicari karena perannya dalam penyerangan TWA Flight 847 itu, ditangkap dua tahun kemudian di sebuah bandara di Frankfurt, Jerman, bersama dengan bahan peledak.

Hamadi dinyatakan bersalah dan dipenjarakan dengan penalti maksimal di bawah hukum Jerman.

Ia baru dinyatakan bebas setelah menjalani hukuman selama 19 tahun.