Okt 12, 2023 10:26 Asia/Jakarta
  • 12 Oktober 2023
    12 Oktober 2023

Hari ini, Kamis, 12 Oktober 2023 bertepatan dengan 26 Rabiul Awal 1445 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 20 Mehr 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.

Kelahiran Penyair Hafez Shirazi, Lisanul Ghaib

Tanggal 20 Mehr, Republik Islam Iran memeringatinya sebagai hari kelahiran penyair Hafez Shirazi, Sang Lisanul Ghaib.

Syamsuddin Muhammad Syirazi yang lebih dikenal dengan nama Hafez Shirazi lahir ke dunia di kota Shiraz, selatan Iran sekitar tahun 726 HQ. Hafez adalah seorang penyair tersohor Iran. Setelah menyelesaikan pendidikan umumnya, Hafez mulai mengkaji buku-buku penyair sebelum dan yang sezaman dengannya. Langkah pertama yang dilakukannya adalah memisahkan makna dari lafad dan kemudian membuang lafad. Setelah itu ia memasukkan makna ke dalam benaknya dan darinya ia membuat lafad-lafad yang indah.

Salah satu kelebihan Hafez dalam puisi adalah memanfaatkan segala anasir yang dipergunakan oleh masyarakat umum menjadi campuran penyembuh dan menggembirakan. Ia kemudian bak penyihir menggunakannya untuk menyampaikan pesan yang diinginkannya.

Hafez menguasai tafsir al-Quran, filsafat dan sastra Arab. Kemampuannya menghapal al-Quran dengan pelbagai jenis bacaannya, ia kemudian dijuluki Hafez (atau Hafizh dalam bahasa Arab) yang artinya penghapal.

Hafez  adalah seorang sufi, pemikir dan sastrawan besar yang meninggalkan berbagai karya sastra legendaris dalam bahasa Persia. Dengan bekal pengetahuannya yang mendalam mengenai islam dan al-Quran, puisi-puisi Hafez kemudian menjelma menjadi karya sastra persia yang paling romantis. Karya Hafez yang paling terkenal adalah sebuah kitab puisi bernama Diwan-e Hafez.

Imam Hasan as Berdamai dengan Muawiyah

Tanggal 26 Rabiul Awal 41 HQ, Imam Hasan as berdamai dengan Muawiyah.

Setelah syahadah Imam Ali as, pengikut Syiah di Kufah membaiat Imam Hasan as, anak Imam Ali as dan memilihnya sebagai khalifah, pengganti ayahnya. Imam Hasan as mengirim 12 ribu pasukan yang dipimpin oleh Qais bin Saad untuk memerangi Muawiyah dan beliau sendiri pergi ke kota Madain.

Sejarah

Sebelum terjadi perang terhembus isu kematian Qais bin Saad yang membuat pasukan Imam Hasan as tidak solid lagi. Sebagian pada waktu itu sampai berani menjarah bendera Imam Hasan dan yang lain menusuk paha beliau dengan pisau. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan Imam Hasan as dan melanjutkan perang tidak ada gunanya dengan pasukan yang rendah semangatnya.

Oleh karenanya, Imam Hasan as menulis surat kepada Muawiyah yang berujung pada perundingan. Pada tanggal 26 Rabiul Awal 41 Hijriah perundingan terjadi yang hasilnya Imam Hasan as harus mengundurkan diri dari kursi kekhalifahan dengan syarat, pasca pemerintahan Muawiyah, ia tidak berhak menunjuk anaknya sebagai penggantinya. Syarat lainnya adalah Muawiyah tidak menjelek-jelekkan Imam Ali as.

Sekalipun batin Imam Hasan as tidak menerima hasil perundingan itu, kondisi yang ada memaksanya menerima itu. Akhirnya setelah lewat lima setengah bulan dari pengunduran dirinya dari kursi kekhalifahan, Imam Hasan as dan keluarganya pergi ke Madinah.

Kudeta Militer di Pakistan

Tanggal 12 Oktober 1999, terjadi kudeta tak berdarah di pakistan untuk menggulingkan pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Nawaz Sharif. Kudeta itu dilakukan oleh Jenderal Pervez Musharraf.

Sehari sebelumnya, Musharraf dipecat oleh Nawaz Sharif dari jabatan militernya.

Musharraf mengatakan bahwa aksi penggulingannya itu dilakukan karena Nawaz Sharif terlibat korupsi dan tidak mampu mennciptakan keamanan nasional. Sementara tuduhan terberat adalah Sharif dianggap mendalangi aksi pembajakan pesawat terbang yang ditumpangi Musharraf.

Setelah terguling, Sharif dijebloskan ke dalam penjara dengan hukuman seumur hidup. Akan tetapi, tidak lama kemudian, Sharif diekstradisi ke arab saudi.