Lintasan Sejarah 18 November 2023
Hari ini, Sabtu, 18 November 2023 bertepatan dengan 4 Jumadil Awal 1445 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 27 Aban 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.
Ibnu Atsir Jazari Lahir
Tanggal 4 Jumadil Awal 555 HQ, Ibnu Atsir Jazari, sejarawan dan sastrawan terkemuka muslim, terlahir ke dunia di Irak.
Ibnu Atsir kemudian menuntut ilmu di kota Mosul, Bagdad, dan Damaskus dari ulama-ulama terkemuka pada masa itu, di antaranya Khatib Thusi.
Ibnu Atsir sangat banyak melakukan penelitian dan menuliskan hasil penelitian itu di dalam buku-buku karyanya. Karya Ibnu Atsir yang terpenting berjudul al-Kamil fi at-Tarikh yang merupakan sumber sejarah penting mengenai zaman kekuasaan Mongol.
Ibnu Atsir meninggal dunia tahun 630 di Mosul.
Abbas Forat Yazdi Wafat
Tanggal 27 Aban 1347 HS, Profesor Abbas Forat meninggal dunia dalam usia 73 tahun dan dikebumikan di Tehran.
Profesor Abbas Forat Yazdi lahir di kota Yazd pada 1273 HS. Ia melewati pendidikan dasarnya di tempat kelahirannya. Setelah itu belajar fiqih dan ushul fiqih ke Isfahan, Khorasan dan Tehran. Ia akhirnya menyelesaikan pendidikannya di madrasa Dar al-Fonoun, Tehran.
Forat pada 1298 Hs mendirikan Asosiasi Sastra Iran dan menjabat sebagai sekretaris. Setelah itu menjadi anggota di Asosiasi Sastra Farhangestan dan untuk beberapa waktu ia mengajar di sana. Pada 1325 HS ia mempublikasikan sebagian dari puisi-puisinya. Ia seorang pembaca puisi gazal yang hebat.
Kolonel Abdul Salam Arif Berkuasa di Irak
Tanggal 18 November 1963, Kolonel Abdul Salam Arif, meraih kekuasaannya di Irak melalui sebuah kudeta berdarah.
Dia mengebom gedung Kementrian Pertahanan Irak dan membunuh presiden Irak saat itu, Abdul Karim Qasim. Sebelumnya, Abdul Karim Qasim berhasil menjadi presiden juga setelah melakukan kudeta berdarah yang mengakhiri sistem monarkhi di Irak. Setelah Abdul Karim Qasim meraih kekuasaan, ia menyingkirkan anggota-anggota Partai Ba'ats yang sejak bulan Februari tahun itu, menduduki pos-pos sensitif di pemerintahan.
Namun, tiga tahun kemudian, Abdul Karim Qasim tewas dalam sebuah kecelakaan udara dan posisinya digantikan oleh saudaranya, Abdur-rahman Arif.