Mengenal Potensi Pasar Iran (21)
Tanaman obat-obatan merupakan salah satu kekayaan alam yang sepanjang sejarah memainkan peran penting dalam menjamin kesehatan, keselamatan dan pengobatan manusia. Manusia purba telah memahami khasiat tanaman obat dan memanfaatkannya untuk meringankan dan mengobati penyakit fisik dan jiwa mereka. Pengetahuan ini juga diwariskan dari generasi ke generasi, sehingga pengetahuan akan khasiat tanaman obat semakin bertambah.
Ilmu botani dan khasiat tanaman sama seperti ilmu-ilmu lainnya yang dihasilkan dari pengalaman dan upaya generasi ke generasi serta berbagai peradaban. Meski jenis, jumlah dan variasi tanaman berbeda mengingat kondisi dan posisi geografi sebuah daerah, namun mayoritas negara sedikit banyak memiliki anugerah Ilahi ini.
Herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam pengobatan. Dengan kata lain, semua jenis tanaman yang mengandung bahan atau zat aktif yang berguna untuk pengobatan bisa digolongkan sebagai herbal. Herbal kadang disebut juga sebagai tanaman obat, sehingga dalam perkembangannya dimasukkan sebagai salah satu bentuk pengobatan alternatif.
Adapun obat herbal adalah obat yang bersifat organik atau alami, sama seperti tubuh kita. Obat herbal murni diambil dari saripati tumbuhan yang mempunyai manfaat untuk pengobatan, tanpa ada campuran bahan kimia buatan (sintetis) dan tanpa campuran hewan. Obat Herbal harus berasal dari tumbuhan (nabati) misalnya jahe, temulawak, kunyit, bawang putih, ginseng dan lain-lain. Jika suatu obat telah mengandung hewan maka ia tidak dapat disebut sebagai herbal lagi, melainkan masuk dalam katagori Obat Tradisional / Jamu yang masih dapat bercampur dengan bahan-bahan yang berasal dari hewan seperti telur atau tripang.
Tanaman herbal dapat berbentuk segar, kering atau bahan-bahan yang diperas dari tumbuhan tersebut serta kemudian dikonsumsi. Adapun tanaman herbal yang dikeringkan hanya memiliki khasiat satu persen dari total manfaat yang dimiliki tanaman tersebut untuk mengobati penyakit. Penanaman dan panen tanaman herbal didorong oleh khasiat satu persen tersebut.
Minyak esensial adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak esensial atau atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, hasil sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap minyak atsiri sebagai metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agensia untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.
Tanaman memiliki banyak kegunaan dan salah satunya adalah untuk obat di bidang medis dan obat herbal. Dewasa ini banyak senyawa tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan pengawet dan perasa di industri makanan, pelindung serta pelembab kulit di industri kecantikan serta di bidang kesehatan dimanfaatkan sebagai minyak astiri di aromaterapi. Senyawa tanaman juga dimanfaatkan di sektor pertanian.
Meski di setengah abad lalu mulai marak penggunaan obat kimia dan sintetis, namun mengingat dambak berbahaya dan merugikan sejumlah obat ini, kecenderungan terhadap obat herbal muncul kembali. Selain efek samping merugikan obat kimia, daya beli sejumlah orang terhadap obat-obatan ini sangat lemah mengingat harganya yang terkadang tidak terjangkau.
Berdasarkan data yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 80 persen masyarakat dunia khususnya di negara-negara sedang berkembang, miskin dan terbelakang memanfaatkan tanaman herbal untuk mengobati penyakit mereka. Sampai saat ini ditemukan 75 ribu spesies tanaman herbal di seluruh dunia dan lima ribunya telah dimanfaatkan industri farmasi dunia untuk membuat obat dan telah dipasarkan.
Volume perdagangan tanaman herbal dan industrinya di pasar dunia di tahun 1996 mencapai 60 miliar dolar serta mencapai 100 miliar dolar di tahun 2010. Menurut prediksi Bank Dunia, tahun 2050 perputaran uang dan perdagangan global tanaman obat dan herbal akan mencapai lima ribu miliar dolar. Saat ini berbagai negara berupaya memiliki saham signifikan di pasar menjanjikan ini. Disebutkan bahwa 50 negara dunia aktif di obat herbal dan Iran menempati posisi 15 dunia.
Penggunaan tanaman herbal di Iran memiliki sejarah panjang. Sejatinya terapi herbal atau fitoterapi senantiasa menjadi prinsip kedokteran Iran. Sementara itu, kitab suci Zoroaster, 6500 sebelum Masehi adalah kitab pertama yang berbicara mengenai tanaman herbal.
Di Iran kuno mengkonsumsi tanaman haoma atau juga yang dikenal dengan sebutan Ephedra diyakini dapat memperpanjang usia seseorang dan menjadi abadi. Setelah munculnya Islam dan peradaban Islam, upaya ilmiah para ilmuwan besar seperti keluarga Bukhtishu di antaranya Razi, Ibnu Sina, Abu Raihan Biruni, Gorgani dan Heravi berhasil mengembangkan pengobatan herbal Islami.
Dewasa ini, Iran mengingat posisi geografinya seperti keragaman tanaman, khususnya tanaman herbal, memiliki posisi istimewa di dunia. Iran dari sisi keragaman iklim dan kondisi cuaca, termasuk negara kaya tanaman herbal di dunia. Dari 13 iklim yang dikenal di dunia, ada 11 iklim di tanah Iran. hal ini membuat Iran memiliki cadangan besar tanaman, jamur, rumput dan mikroorganisme.
Menurut pendapat ahli botani dan ilmuwan alam, jumlah spesies tanaman Iran sekitar 8 ribu spesies dan jumlah ini sekitar dua kali lipat dari benua Eropa. Riset para ilmuwan Iran menunjukkan dari jumlah tersebut, dua ribu spesies memiliki khasiat obat, minyak wangi, bumbu dan rempah, dan kecantikan. Selain itu dari total spesies yang telah diidentifikasi, lebih dari 1700 spesies hanya tumbuh di Iran dan dikenal sebagai tanaman pribumi wilayah ini.
Banyak dari wilayah Iran yang memiliki tanaman herbal di antaranya Kurdistan, Lorestan, Hamedan, Chaharmahal Bakhtiari, Kohgiluyeh dan Boyer-Ahmad, Gilan serta wilayah lainnya. Di dua Provinsi Khorasan Razavi dan Selatan, lebih dari 90 persen lahan pertaniannya dimanfaatkan untuk menanam tanaman herbal paling mahal, Safron. Sementara lebih dari 85 persen lahan pertanian Provinsi Fars, Kerman, Isfahan dan Azerbaijan Timur dimanfaatkan untuk menanam bunga Gole Mohammadi (Damask rose/ Rosa damascena).
Adapun 70 persen produk tanaman herbal seperti jinten, ketumbar, adas, tarragon, brassica, pacar dan thyme yang memiliki nilai ekspor cukup signifikan banyak diproduksi di Provinsi Khorasan Razavi dan Selatan, Kerman, Hamedan dan Gilan. Tanaman seperti chamomile, daun seribu (yarrow), Rosmarin (Rosmarinus officinalis), lavender, akar manis atau 'Licorice', barberry dan masih banyak lagi spesies tanaman herbal Iran yang diekspor ke berbagai negara dunia.
Pangsa pasar tanaman herbal Iran adalah negara-negara seperti Jerman, Inggris, Perancis, Swiss, Swedia, Hungaria, India, Cina, Turki, Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Kuwait, Lebanon, Amerika Serikat dan Kanada. Saat ini di Iran tercatat lebih dari 150 perusahaan berbasis pengetahuan dan lebih dari 400 perusahaan yang aktif di bidang tanaman herbal, obat herbal dan produk alami serta pengobatan tradisional. Perusahaan ini menghasilkan lebih dari 600 produk berbasis pengetahuan di bidang obat-obatan.
Mengingat kekayaan spesies tanaman yang dimilikinya, Iran menjadi salah satu pusat riset obat-obatan herbal di dunia. Ratusan periset aktif di puluhan pusat riset. Tujuan dari riset ini adalah mengumpulkan, mengidentifikasi dan mengevaluasi spesies tanaman herbal di negara ini.