Mengenal Potensi Pasar Iran (22)
Produk deterjen, kesehatan dan kecantikan merupakan salah satu produk impor non migas Republik Islam Iran. Seperti kita ketahui bersama industri farmasi dan kesehatan menjadi industri strategis dan vital dunia serta sebanding dengan industri militer. Adapun industri deterjen, kesehatan dan kecantikan, industri farmasi, industri makanan dan minuman serta peralatan medis dan laboratorium termasuk industri penting bagi keselamatan dan kesehatan manusia.
Mengingat bahwa kesehatan di dunia saat ini merupakan faktor sangatpenting bagi berbagai negara untuk menggapai kemajuan, maka peran deterjen di kehidupan manusia dan peningkatan taraf hidup, kesejahteraan dan kesehatan semakin besar pula. Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Produk detergen dibagi menjadi dunia, sabun dan non sabun. Detergen sabun adalah bahan yang sangat kuno dan penemuannya kembali ke era Mesir kuno. Adapun detergen non sabun atau deterjen sintetis. Deterjen sintetis selama beberapa abad terakhir mulai marak digunakan.
Sabun berasal dari minyak hewani dan nabati seperti minyak kelapa sawit dan lemak sapi. Sementara deterjen sintetis kebanyakan berasal dari minyak bumi. Ada pula jenis deterjen yang merupakan gabungan antara deterjen sintetis dan sabun. Sabun dan deterjen sintetis memiliki tiga jenis tekstur, yaitu bubuk, cair dan padat.
Jika digunakan dengan benar, sabun memiliki khasiat lebih baik dalam menghilangkan kotoran dibandingkan deterjen sintetis. Namun, sabun memiliki kekurangan sulit larut dalam air dingin dan tidak akan efektif jika tidak menghasilkan busa. Penggunaan sabun dengan cara yang salah dapat menyebabkan masalah seperti baju menguning, berbau, kotoran tidak hilang, hingga buih sabun yang masih menempel di pakaian.
Dalam hal ini, deterjen sintetis memiliki kemampuan untuk tetap membersihkan dalam kondisi apa pun dan tidak menghabiskan banyak biaya. Anda harus memahami karakter setiap jenis deterjen sebelum memutuskan pilihan, karena masing-masing deterjen memiliki kelebihan dan kekurangan.
Bahan baku deterjen sintetis adalah surfaktan yang dibuat dengan mensintesiskan minyak bumi dan sejenisnya (yang bekerja untuk mencampur air dan minyak). Selain itu, berbagai jenis bahan aditif ikut disertakan seperti pemutih (berperan untuk mencerahkan pakaian putih), edetic acid (untuk mencegah kerusakan dan sedimentasi produk), pewangi, pewarna, dan sebagainya.
Menjaga kebersihan memiliki sejarah panjang. Manusia pertama memahami adanya hubungan antara kebersihan tangan dan badan dengan penyakit. Pemanfaatan air panas untuk mencuci dan membersihkan badan dapat disebut sebagai pengalaman pertama manusia saat itu. Di era kuno antara tahun 2500 sebelum Masehi hingga 476 M, mandi dan mencuci pakaian sudah menjadi rutinitas.
Di era ini, untuk pertama kalinya digunakan bahan baku surfaktan sebagai pembersih. Kamar mandi umum sebagai sebuah adat istiadat sosial mulai mendapat perhatian. Sabun kemudian dikenal sabagai bahan pembersih pertama. Selama bertahun-tahun, sabun hanya dimanfaatkan sebagai bahan pembersih badan dan pakaian.
Sejumlah bukti sejarah menunjukkan bahwa kata sabun (soap) merupakan nama sebuah gunung –ada juga yang menyebutnya bukit– dalam legenda Romawi Kuno, yang biasa menjadi tempat pemotongan hewan kurban dalam upacara. Ketika hujan, sisa-sisa lemak hewan itu tercampur abu kayu pembakaran dan mengalir ke Sungai Tiber di bawah gunung. Tak diduga, saat masyarakat sekitar sungai mencuci, mereka mendapati air mengeluarkan busa dan pakaian mereka menjadi lebih bersih.
Pada abad ke-1 masyarakat Romawi Kuno melakukan saponifikasi dengan cara mereaksikan ammonium karbonat yang terdapat dalam air seni (urine) dengan minyak tumbuhan dan lemak hewan. Ada pekerja khusus yang mengumpulkan air seni (fullones) untuk dijual ke para pembuat sabun. Tapi baru pada abad ke-2 dokter Galen (130-200 SM) menyebutkan penggunaan sabun untuk membersihkan tubuh.
Di sejumlah negara Eropa seperti Italia, Spanyol dan selatan Perancis, untuk membuat sabun disiapkan bahan dari minyak nabati khususnya minyak zaitun. Sementara di Eropa utara, sabun mayoritasnya dibuat dari minyak hewani, seperti minyak sapi dan lembu serta minyak ikan. Sabun yang diproduksi dari bahan minyak nabati kualitasnya lebih baik dari bahan minyak hewani. Seiring berlalunya waktu, para produsen sabun kemudian menambahkan bahan pewangi di produksinya untuk menarik minat konsumen.
Republik Islam Iran saat ini termasuk salah satu kutub produsen deterjen dan kesehatan di kawasan. Di Iran terdapat ratusan unit produksi bahan pembersih (deterjen), kecantikan dan kesehatan. Selain itu, puluhan unit kecil dan besar aktif di sektor pengadaan bahan baku sabun. Di antara unit produksi produk ini adalah perusahaan yang memproduksi deterjen bubuk yang menjadi salah satu pilar utama industri ini.
Dengan dengan sumber daya hidrokarbon (minyak dan gas) yang besar memiliki peluang besar produksi di berbagai sektor industri termasuk produk deterjen dan kesehatan. Keunggulan ini menjadi peluang yang tepat bagi aktivitas perusahaan berbasis pengetahuan.
Sejumlah perusahaan berbasis pengetahuan di kota sains dan teknologi Iran berhasil memanfaatkan teknologi nano untuk memproduksi deterjen. Pemanfaatan nanoteknologi biasanya dalam dua bentuk. Pertama, produksi dibuat berdasarkan nanoteknologi dan kedua, kualitas produk yang ada ditingkatkan dengan nanoteknologi.
Para periset di bidang nano menyadari penggunaan sejumlah nanoemulsi sebagai bahan pembersih (deterjen). Menginat formula produk ini tidak mengandung alkohol maka dengan sendirinya tidak akan memiliki dampak merusak bagi permukaan dan bahkan cepat kering dibanding dengan produk yang mengandung alkohol. Selain itu, produk ini juga tidak merusak permukaan pakaian atau kulit karena memiliki daya asid dan alkali.
Deterjen yang diproduksi dengan nanoteknologi mampu membersihkan noda pakaian melalui nano partikel dan mengingat antistatik yang dimilikinya, produk ini juga mampu mencegah berkumpulnya debu atau noda di permukaan. Perusahaan deterjen dan kesehatan yang berbasis pengetahuan dengan memanfaatkan nanoteknologi memproduksi nanoemulsi pembersih layar, kerangka mobil, bahan untuk mengkilapkan kayu, kaca dan produk silvosept guna disinfeksi.
Untuk produk disinfeksi, perusahaan berbasis pengetahuan Iran berhasil memproduksi beragam disinfeksi dengan beragam kegunaan mulai dari peralatan medis dan perangkat hemodialisis hingga produksi disinfeksi untuk menjaga kesehatan dan kebersihan rumah.
Selama beberapa tahun terakhir jutaan ton produk deterjen dan kesehatan baik itu bahan baku atau pun produk matang diproduksi di Iran. Produk ini selain dikonsumsi dalam negeri, sisanya juga diekspor ke negara-negara tetangga seperti Irak, Afghanistan, Pakistan, Asia Tengah dan negara kawasan Teluk Persia.
Di antara produk yang diekspor adalah deterjen baik bubuk maupun cair, bahan disinfeksi, sampo, bahan kebersihan rumah serta puluhan produk kesehatan pribadi baik itu, cream anti sinar matahari atau pelembab kulit, dan pasta gigi. Perusahaan Iran yang aktif memproduksi deterjen, produk kesehatan dan kencantikan dengan teknisi profesionalnya dan memanfaatkan teknologi modern selain mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, juga berhasil bersaing di pasar negara-negara tetangga.