Des 09, 2018 17:18 Asia/Jakarta
  • The London Central Mosque and Islamic Cultural Centre (ICC).
    The London Central Mosque and Islamic Cultural Centre (ICC).

Masjid memainkan peran utama dalam membimbing dan mengarahkan masyarakat Muslim. Tempat suci ini tidak hanya milik kaum laki-laki, tetapi perempuan juga bisa memperoleh manfaat dari keberadaan rumah ibadah. Pada permulaan Islam, perempuan senantiasa mengunjungi masjid untuk mendirikan shalat dan mendengarkan ceramah Rasulullah Saw.

Rasulullah kadang mengadakan pengajian khusus untuk kalangan perempuan atas permintaan mereka sendiri. Pengajian ini mencakup sesi tanya-jawab seputar persoalan hukum, permasalahan perempuan, dan penjabaran poin-poin penting seputar masalah agama dan akhlak.

Saat ini, masjid mewujudkan iklim dan fasilitas untuk menyambut kehadiran nyaman perempuan di berbagai acara dan kegiatan. Kaum hawa bisa lebih aktif dengan mengadakan pengajian khusus untuk membahas persoalan fikih wanita dan mengajarkan komunitasnya.

Di masjid, kaum perempuan akan memberikan pelayanan dan kursus tentang pendidikan anak dan remaja, konsultasi keluarga, kelas pendidikan al-Quran, dan pengetahuan seputar hidup sehat. Sekarang, kaum perempuan memainkan peran penting di banyak masjid dan Islamic Center di negara-negara Barat.

Masjid di Barat berperan penting untuk membangun interaksi antar sesama Muslim dan juga dengan komunitas lain, sekaligus mengenalkan Islam kepada masyarakat non-Muslim. Di sini, masjid atau Islamic Center menjadi tempat untuk menimba ilmu dan pengetahuan Islam bagi masyarakat Muslim dan non-Muslim.

Tempat suci ini bahkan membuka kelas khusus untuk mengajarkan orang-orang yang baru masuk Islam. Anak-anak akan memperoleh pendidikan agama di sore hari untuk menanamkan pengetahuan Islam kepada mereka sejak usia dini.

Masyarakat Muslim juga menggunakan masjid sebagai tempat buka puasa bersama, halal bihalal, pernikahan, dan acara-acara besar Islam lainnya sehingga bisa memperkuat tali persaudaraan dan solidaritas di antara mereka.

Di beberapa negara dunia, kalangan perempuan menginginkan akses yang lebih besar terhadap masjid. Organisasi lintas agama, Faith Matters pada tahun 2010 memperkenalkan 100 masjid yang paling ramah perempuan di Inggris dan ini diklaim sebagai awal dari proses untuk memperluas dan memperdalam keterlibatan Muslimah di masjid-masjid Inggris.

Faith Matters telah mengkaji 486 masjid di kota-kota Inggris untuk menyusun kategori masjid ramah perempuan. Sebanyak 50 masjid diberi "bintang lima" dan 50 masjid "bintang empat" dengan kategori ruang shalat yang terpisah bagi perempuan, fasilitas bersuci khusus, dan pelayanan dan kegiatan untuk perempuan, akses mereka untuk menemui imam masjid atau ustadzah, dan keikutsertaan perempuan dalam proses pengambilan keputusan serta keterwakilan mereka di komite-komite masjid.

Masjid yang memenuhi semua kriteria penelitian antara lain; Masjid London Timur di Tower Hamlets, London, yang melayani komunitas Muslim terbesar di Inggris, Masjid Jamiyat Tablighul Islam di Bradford, di mana ruang shalat terpisah bisa menampung lebih dari 800 perempuan, Masjid dan Institut Karimia di Nottingham yang mengelola dua sekolah untuk anak-anak kecil di samping klub kegiatan untuk remaja putri berusia 8-15 tahun.

Sejarah Masjid Sentral London (London Central Mosque)

Masjid Sentral London atau The London Central Mosque and Islamic Cultural Centre (ICC) atau biasa disebut sebagai Masjid Regents Park dibangun pada tahun 1974. Masjid ini didirikan sebagai bentuk penghargaan kepada kaum Muslim di Inggris Raya yang gugur dalam membela Inggris dan sekutu selama Perang Dunia II.

Pada 1940, Perdana Menteri Winston Churchill menyatakan dukungannya untuk pembangunan sebuah masjid di London. Pada 24 Oktober, Kabinet Perang Churchill memberikan alokasi dana 100.000 poundsterling untuk membeli sebidang tanah untuk masjid. Langkah ini sebagai penghargaan terhadap kesetiaan umat Islam Kerajaan Inggris dan akan memiliki efek yang baik bagi negara-negara Muslim di Timur Tengah.

Panitia menerima sebanyak 52 desain, di mana 41 di antaranya berasal dari luar Inggris. Namun, sanyembara desain masjid ini dimenangkan oleh arsitek asal London, Sir Frederick Gibberd.

Setelah penggalangan dana, pembangunan dimulai pada 1974 dengan biaya 6,5 juta pounds dan selesai pada 1977. Masjid ini memiliki kubah emas besar dengan ruang utama yang bisa menampung lebih dari 5.000 jamaah. Kubah ini terbentuk dari beton ringan dan dilapisi dengan tembaga berwarna emas.

Kompleks Islamic Cultural Centre ini terdiri dari dua struktur; sebuah gedung utama yang mencakup dua ruang shalat dengan ukuran yang cukup besar dan bagian sayap tiga lantai termasuk ruang konferensi, perpustakaan, ruang belajar, kantor administrasi dan sebuah menara setinggi 44 meter, yang terletak di bagian timur masjid.

Dekorasi bangunan ini menggabungkan tradisi arsitektur modernisme Inggris dengan seni tradisional Islam. Ini adalah representasi dari masyarakat multi-budaya dan bangunan Muslim pertama di Inggris yang mencoba menyatukan tradisi. Bangunan masjid ini juga dipandang sebagai landmark, baik secara arsitektural maupun historis, yang memiliki arti penting sebagai simbol Islam di Inggris.

Pada 1944, sebuah komite masjid yang terdiri dari berbagai diplomat Muslim terkemuka dan warga Muslim di Inggris menerima Masjid Sentral London dari pemerintah Inggris dan diresmikan pada bulan November oleh Raja George VI.

Masjid London Timur.

Universitas al-Azhar Kairo, Mesir telah mendelegasikan seorang imam untuk masjid yang baru dibangun di London ini dan terus melakukannya selama beberapa dekade.

Para anggota Dewan Pengawas The London Central Mosque and Islamic Cultural Centre (ICC) terdiri dari para duta besar Muslim. ICC menerima dukungan dan sumbangan yang tak ternilai dari seluruh negara Muslim yang membuatnya mampu melayani masyarakat yang lebih luas.

Masjid Sentral London dan ICC membuka sekolah akhir pekan yang diikuti oleh lebih dari 350 siswa. Tujuan dari sekolah akhir pekan ini untuk mengajarkan bahasa Arab dan studi Islam mingguan kepada siswa dari berbagai latar belakang dan kebangsaan.

Pusat ini juga memiliki departemen antar-agama yang bekerja sama dengan lebih dari 30 organisasi untuk melakukan dialog rutin dengan tujuan mempromosikan perdamaian, interaksi, dan hidup rukun di masyarakat. Lembaga ini juga menerbitkan jurnal akademis triwulanan yang disebut IQ-Islamic Quarterly yang berisi banyak artikel tentang peradaban Islam.

Selain itu, Masjid Sentral London dan ICC memiliki departemen urusan agama untuk menjawab berbagai persoalan agama, melangsungkan pernikahan, layanan pemakaman, pengelolaan zakat dan dana bantuan, perayaan hari-hari besar Islam, dan lain-lain.

Pusat ini juga meluncurkan program inisiatif yang menyediakan jaringan dukungan spiritual, pendidikan, agama, dan sosial bagi mereka yang tertarik untuk belajar lebih dalam tentang Islam, bagi mereka yang baru saja menjadi muallaf, dan bagi mereka yang lahir sebagai Muslim dan ingin belajar lebih dalam tentang agamanya.

Perpustakaan di masjid ini menyediakan beragam buku dan jurnal bersejarah dalam bahasa Inggris dan Arab. Ia menyimpan al-Quran terjemahan dalam bahasa-bahasa Eropa, Arab, dan India. Ada lebih dari 25.000 buku di perpustakaan ini dan al-Quran terjemahan ke dalam 30 bahasa. (RM)