Fungsi dan Peran Masjid (55)
Sebelumnya dikatakan bahwa kehadiran di masjid serta jalinan hubungan emosional dan spiritual di antara sesama jamaah shalat akan menyebabkan ketenangan hati dan ketentraman jiwa.
Oleh sebab itu, para pemuka agama menyebut masjid sebagai benteng kaum mukmin; sebuah benteng yang akan melindungi manusia dari kecemasan dan memberinya ketenangan. Imam Jakfar Shadiq as menyarankan kaum Muslim untuk berlindung pada shalat dan masjid ketika menghadapi masalah dan kegelisahan.
Masjid memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam. Kedudukan ini telah diperlihatkan oleh Rasulullah Saw secara praktis kepada masyarakat Muslim sejak awal pembangunannya di kota Madinah. Beliau menyeru seluruh sahabat untuk mempercepat pembangunan masjid dan tidak menyibukkan diri dengan pekerjaan lain sebelum ia selesai.
Setelah pembangunan rampung, Rasulullah Saw melakukan dakwah dan menangani perkara-perkara masyarakat Muslim di tempat suci itu. Hari ini apa yang disebut sebagai tempat ibadah dan kuil di agama lain tidak memiliki hubungan yang erat dan efektif dengan masyarakat dan isu-isu sosial. Namun, masjid memiliki hubungan yang efektif dengan persoalan dasar umat.
Masjid menjadi balai musyarawah dan Allah Swt memerintahkan Rasul-Nya untuk bermusyawarah dengan masyarakat dalam pekerjaan-pekerjaan penting, dan masjid adalah tempat terbaik untuk merealisasikan perkara penting ini.
Rasulullah Saw mengumpulkan para sahabatnya di masjid untuk membahas hal-hal serius seperti, perang, perjanjian, perjalanan haji, dan lain-lain, dan kemudian mengumumkan keputusan yang diambil kepada masyarakat.
Masjid juga tempat pertemuan bagi para prajurit tentara Islam, dan dari sinilah mereka memulai perjalanan untuk jihad dan juga kembali ke masjid setelah meraih kemenangan. Orang-orang yang terluka dalam perang juga akan dirawat di masjid.
Pada masa itu, masyarakat Muslim senantiasa mendatangi masjid dalam semua peristiwa penting kehidupan mereka termasuk untuk menyelesaikan perselisihan, konflik sosial, memenuhi hajat, mengatasi masalah, dan isu-isu lain kemanusiaan yang selalu dihadapi manusia.
Selama masa itu, masjid melayani banyak tujuan dan memainkan peran yang komprehensif dalam kehidupan umat Islam. Misalnya saja, hubungan masjid dengan pendidikan tetap menjadi salah satu karakteristik utama sepanjang sejarah.
Sejarah Masjid Badshahi (Masjid Raja) Pakistan
Masjid Badshahi adalah salah satu masjid bersejarah Pakistan yang terletak di kota Lahore. Masjid ini merupakan kenangan akan kemegahan dan keindahan arsitektur era Mughal.
Masjid ini dibangun oleh raja keenam Kesultanan Mughal, Raja Aurangzeb pada tahun 1671 dan selesai tahun 1673. Ia merupakan landmark serta tujuan utama wisata di Lahore. Masjid Badshahi memiliki kapasitas 5.000 jamaah di ruang shalat utama dan 95.000 jamaah di halaman tengah serta portiko. Ini adalah masjid terbesar kedua di Pakistan dan terbesar kelima di dunia.
Pintu masuk utama masjid terletak di seberang Benteng Lahore dan dikenal sebagai Gerbang Alamgir, yang ditambahkan belakangan ke struktur masjid. Bangunan Masjid Badshahi berbentuk persegi empat dan memiliki dua lantai yang mencakup kediaman imam masjid dan perpustakaan.
Desain Masjid Badshahi pada dasarnya adalah sebuah persegi berukuran 170 meter di setiap sisinya. Mengingat ujung utara masjid dibangun di sepanjang tepi Sungai Ravi, maka tidak mungkin untuk membangun gerbang utara, dan gerbang selatan juga tidak dibangun untuk mempertahankan kesimetrisan masjid.
Arsitektur dan desain Masjid Badshahi sangat mirip dengan Masjid Jama Delhi, India yang dibangun oleh ayah Raja Aurangzeb, Shah Jahan. Masjid ini dipercantik dengan empat menara di setiap sudutnya dengan tinggi 60 meter dan berwarna merah bata. Setiap menara ditutupi oleh kanopi marmer. Bangunan utama masjid juga dilengkapi tambahan empat menara kecil di setiap sudut bangunan.
Masjid ini memiliki aula utama yang relatif panjang, di mana dibagi menjadi tujuh bagian oleh lengkungan fasad yang ditopang oleh pilar-pilar besar. Mimbar dan mihrab terletak di tengah-tengah yang dibangun dengan batu putih. Bagian ini adalah jantung masjid sehingga penuh dengan dekorasi yang sangat indah. Jalan akses ke ruang shalat dibangun dengan marmer beraneka warna.
Tiga kubah berwarna putih dibangun di atas aula utama yang memanjang. Kubah tengah berukuran lebih besar, sementara dua kubah di sisinya sama-sama lebih kecil. Kubah-kubah dari marmer ini bersinar bak mutiara, ukuran kubah tengah sekitar 10 meter dan kubah lainnya sekitar 6,5 meter.
Hanya ada dua prasasti di masjid ini, pertama di pintu gerbang dan satu lagi di ruang shalat di bawah serambi utama. Orang-orang yang datang ke Masjid Badshahi sering dikejutkan oleh pengaruh besar Persia di seluruh kompleks.
Prasasti berbahasa Persia di atas gerbang menjelaskan tentang tahun pembangunan masjid di bawah pengawasan Fida'i Khan Koka, yang merupakan saudara ipar Raja Mughal Aurangzeb dan gubernur Lahore.
Pada 7 Juli 1799, milisi Sikh dari Sukerchakia, pimpinan Ranjit Singh mengambil alih kota Lahore. Setelah mengusai seluruh kota, Masjid Badshahi dijadikan sebagai markas militer, gudang peluru, dan kandang kuda mereka. Tahun 1841 terjadi perang sipil Sikh, Putra Ranjit Singh, Sher Shingh menggunakan menara masjid untuk meletakkan meriam guna menyerang penentangnya yang berlindung di Benteng Lahore. Tindakan ini mengakibatkan kerusakan menara masjid.
Saat Inggris menjajah India, Inggris meneruskan apa yang dilakukan pemerintahan Sikh dengan tetap menggunakan masjid dan area yang menghubungkannya dengan benteng sebagai barak militer dan gudang amunisi. Inggris juga menghancurkan lorong-lorong penghubung antara masjid dan benteng untuk mencegah segala aktivitas anti-Inggris.
Sejak tahun 1852, serangkaian restorasi terhadap bangunan masjid dilakukan di bawah pengawasan Otoritas Masjid Badshahi. Perbaikan besar-besaran dilaksanakan sejak 1939. Cetak biru perbaikan masjid disiapkan oleh arsitek Nawab Zen Yar Jang Bahadur.
Pekerjaan restorasi terhadap masjid ini terus berlanjut ketika Lahore manjadi bagian dari Pakistan yang baru berdiri pada 14 Agustus 1947 lepas dari India. Pada 1960, Masjid Badshahi direstorasi total dan dikembalikan ke bentuk aslinya. Proses restorasi ini menghabiskan dana 4.8 juta rupee.
Pemerintah Pakistan membangun sebuah museum di dalam gerbang masuk Masjid Badshahi untuk menyimpan beberapa benda bersejarah yang terkait dengan Nabi Muhammad Saw, Imam Ali as, Sayidah Fatimah Azzahra, dan Imam Hasan. Benda-benda tersebut dibawa ke wilayah anak benua India oleh Amir Taimur Gurkani setelah menaklukkan Syam dan Turki.
Monumen penting lainnya di Masjid Badshahi adalah Makam Muhammad Iqbal Lahore. Dibangun pada tahun 1930-an setelah Iqbal meninggal, makam ini sangat penting bagi orang-orang Pakistan. Muhammad Iqbal adalah seorang penyair dan filsuf terkemuka yang memimpin kemerdekaan Pakistan.
Keindahan Masjid Badshahi benar-benar sangat menawan dan mengundang dunia untuk menemukan sejarah melalui arsitekturnya. Ia juga merupakan salah satu masjid di mana Qari besar Mesir, Ustadz Abdul Basit membacakan al-Quran.
Selama acara-acara khusus seperti, Idul Fitri atau Ramadhan, masjid penuh sesak dengan jamaah hingga memenuhi seluruh sudut halaman. Pengunjung bisa menemukan Masjid Badshahi tepat di sebelah Benteng Lahore, yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. (RM)