Mar 18, 2019 10:44 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 18 Maret 2019

Hari ini, Selasa 18 Maret 2019 bertepatan dengan 11 Rajab 1440 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 27 Isfand 1397 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini di masa lampau.

buku sejarah Damaskus karya Ibnu Asakir 

 

Ibnu Asakir Wafat

869 tahun yang lalu, tanggal 11 Rajab 571 HQ, Ibnu Asakir, sejarawan dan ahli hadis terkenal, meninggal dunia di kota Damaskus. Selama hidupnya, ia mempelajari al-Quran, hadis, fiqih dan ushul fiqih dari para ulama Damaskus. Ibnu Asakir juga menyempurnakan ilmu dengan melakukan perjalanan yang cukup jauh. Ia mendatangi pusat-pusat keilmuan di kota Bagdad, Kufah, Mosul, Naisyabur, Marw, Isfahan, dan Hamedan.

 

Karya-karya  Ibnu Asakir mencapai 134 buah buku, yang paling terkenal berjudul "Sejarah Damaskus" yang berisikan geografi historis dan biografi para ilmuwan dan ahli hadis Damaskus.

 

mesin telegraf

 

Iran Memanfaatkan Telegrap Pertama  Kali

161 tahun yang lalu, tanggal 27 Isfand 1236 HS, untuk pertama kalinya Iran menggunakan telegrap.

Surat kabar Vaqae Ettefaqie bernomor 372 pada hari itu memberitakan peristiwa penting di Iran. Pada hari ini telegrap berhasil dipasang di madrasah Darul Funoun beserta kabelnya. Setelah itu kabel telegrap dipasang dari istana kerajaan hingga taman Lalehzar dan setelah itu sejumlah daerah lain memiliki sambungan telegrap.

Penting untuk diketahui bahwa telegrap yang ada di Iran lebih menguntungkan Inggris, ketimbang rakyat Iran. Karena dengan menyambungkan jalur komunikasi antara India dan Eropa, bukan hanya Inggris dapat dengan mudah memiliki akses ke negara-negara jajahannya, tapi adanya telegrap di Iran dan pengutusan agen-agen Inggris ke negara ini, mereka berusaha memperluas pengaruhnya di Iran.

 

Perjanjian Damai FLN-Perancis Ditandatangani

57 tahun yang lalu, tanggal 18 Maret 1962, ditandatanganinya perjanjian antara Front pembebasan nasional Aljazair (FLN) dengan pemerintah Perancis, untuk menghentikan perang Aljazair yang telah berlangsung tujuh tahun.

Perjanjian ini sekaligus menandai berakhirnya 130 tahun penjajahan Perancis di Aljazair.

FLN didirikan pada bulan Oktober 1954 oleh para pemuda muslim Aljazair dengan tujuan untuk mengorganisasi perjuangan bersenjata mereka melawan Perancis. Pemerintah Perancis mengirimkan ratusan ribu tentara untuk menghentikan perlawanan FLN, namun tetap tidak berhasil.

Akhirnya, Perancis dan FLN bersedia menandatangani perjanjian tahun 1962, yang berisi janji dari Perancis untuk melenggarakan referendum yang akan menentukan nasib bangsa Aljazair. Dalam perang Aljazair itu, lebih dari 100.000 kaum muslim gugur sementara korban di pihak Perancis sekitar 10.000 orang.