Mar 17, 2019 10:40 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 17 Maret 2019

Hari ini, Minggu 17 Maret 2019 bertepatan dengan 10 Rajab 1440 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 25 Isfand 1397 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini di masa lampau.

 

Imam Muhammad Taqi as Lahir

1245 tahun yang lalu, tanggal 10 Rajab 195 HQ,  Imam Muhammad Taqi as, keturunan Rasulullah generasi ke-8 terlahir ke dunia di kota Madinah.  Setelah ayah beliau, yaitu Imam Ridha as wafat, beliau mengemban tanggung jawab sebagai pemimpin kaum muslimin dan menjadi Imam ke-9. Beliau sangat dicintai oleh kaum muslimin dan terkenal karena kedermawanannya, sampai-sampai beliau dijuluki "Jawad" yang bermakna dermawan. Rumah Imam Jawad adalah tempat tujuan orang-orang  yang sengsara dan butuh pertolongan.

 

Dalam periode keimamahan Imam Jawad, lslam menyebar ke berbagai kawasan secara luas. Kondisi ini telah menyebabkan terbukanya peluang perpindahan pemikiran dari luar ke dalam kalangan umat Islam. Pada zaman itu juga terjadi berkali-kali dialog antara pemikir Islam dan non-Islam.

 

Imam Jawad memainkan peranan yang sangat penting pada saat itu. Ia berhasil membimbing umat sekaligus mencegah terjadinya infiltrasi pemikiran-pemikiran luar yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

 

Salah satu hadis dari beliau adalah,  "Berpegang teguh kepada Tuhan adalah sebuah tangga untuk menuju derajat yang tinggi. Siapapun yang berpegang teguh kepada Tuhan, Tuhan pasti akan  membebaskannya dari segala keburukan sekaligus menjaganya dari ancaman-ancaman musuh."

 

Demo Anti Perang Vietnam Besar-besaran di London

 

51 tahun yang lalu, tanggal 17 Maret 1968, lebih dari 200 orang ditahan setelah unjuk rasa anti Perang Vietnam di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di London, Inggris, berakhir rusuh.

Brigade Ambulans St. John menyatakan mereka merawat 86 korban luka-luka. Sebanyak 50 orang dilarikan ke rumah sakit, termasuk 25 petugas kepolisian.

Anggota parlemen dari Partai Buruh, Peter Jackson, saat itu menyatakan akan membuka diskusi dengan Menteri Dalam Negeri Inggris mengenai kemungkinan kekerasan oleh polisi. "Saya terutama menyorot pengerahan polisi berkuda yang masuk ke tengah kerumunan," kata Jackson pada harian The Times.

Sebelumnya, sekitar 10.000 pengunjuk rasa melakukan aksi damai menentang perang Vietnam dan dukungan pemerintah Inggris kepada AS di perempatan Trafalgar. Kerusuhan terjadi saat para pemrotes pindah ke kedutaan AS di Grosvenor.

Ratusan polisi menjaga ketat kedutaan AS. Mereka membentuk pagar betis untuk mencegah pengunjuk rasa mendekati kedutaan. Suasana memanas ketika para peserta aksi menolak mundur dan berhadapan langsung dengan polisi.

Pemrotes akhirnya berhasil menembus barikade polisi dan memasuki halaman kedutaan AS. Mereka merusak pagar plastik dan mencabuti semak-semak. Batu, tanah, petasan, dan bom asap berhamburan di tengah bentrokan.

 

Sayid Ahmad Khameini

Sayid Ahmad Khomeini Wafat

 

24 tahun yang lalu, tanggal 26 Isfand 1373 HS, Sayida Ahmad Khomeini meninggal dunia. Hujjatul Islam Sayid Ahmad Khomeini lahir pada 24 Isfand 1324 HS (15 Maret 1946) di tengah keluarga agamis dan ulama di kota Qom.

Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas, saat ayahnya diasingkan ke Najaf, Irak, Sayid Ahmad Khomeini baru memulai pendidikan agamanya dan menyelesaikan dengan cepat pendidikannya.

Setelah kakaknya, Sayid Mostafa Khomeini syahid, Sayid Ahmad Khomeini memegang tanggung jawab utama yang menghubungkan Imam Khomeini ra dengan rakyat Iran hingga kemenangan Revolusi Islam. Pasca berdirinya pemerintahan Islam di Iran, hubungan ini tetap terjaga dan senantiasa ia berada bersama Imam Khomeini ra.

Selama di Paris, selain menghadapi kelompok politik menyimpang dari garis Imam Khomeini ra, Sayid Ahmad Khomeini menyusun urusan kantor Imam Khomeini dengan penuh ketelitian. Semua ini dapat dilakukan berkat pengalaman yang cukup selama bertahun-tahun berjuang di Iran.

Setelah tiba di Iran dan kemenangan Revolusi Islam, Sayid Ahmad Khomeini seperti sebelumnya memegang urusan kantor Imam Khomeini dan menjamin kondisi yang lebih luas dan leluasa bagi Imam Khomeini ra untuk berhubungan dengan masyarakat dan para pejabat negara. Beliau setiap harinya mengatur pertemuan yang dilakukan Imam Khomeini ra dengan pelbagai kalangan dan pribadi.

Sebagai kepala kantor Imam Khomeini ra, Sayid Ahmad Khomeini bertanggung jawab atas sejumlah pekerjaan penting dan dengan penuh keikhlasan beliau berhasil melakukan tanggung jawabnya. Ketika dimulainya perang delapan tahun dengan Irak akibat agresi rezim Saddam Husein, Sayid Ahmad Khomeini ra berusaha mendapat informasi detil mengenai perang, menyusun informasi dan menyampaikannya pada saat yang tepat kepada Imam Khomeini ra. Semua tanggung jawab ini dilakukannya dengan baik.

Setelah meninggalnya Imam Khomeini ra, Sayid Ahmad Khomeini menjadi anggota Dewan Ahli Kepemimpinan dan wakil Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, selain tetap bertugas sebagai pengelola Yayasan Penyusunan dan Dokumentasi Karya Imam Khomeini ra. Banyak buku dan tulisan-tulisan tangan Imam Khomeini ra yang berhasil dipublikasikan.

Hubungan Sayid Ahmad Khomeini dengan Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei sangat akrab dan selama hidupnya menjadi sahabat beliau. Beliau meninggal dunia akibat penyakit misterius dan setelah dishalati oleh Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, beliau dikuburkan di sisi ayahnya.

 

Tags