Mengapa Serangan Rezim Zionis terhadap Iran Menjadi Bumerang?
-
Warga Iran rayakan kemenangan
Pars Today - Majalah Amerika membahas dalam sebuah artikel alasan kekalahan rezim Zionis atas Iran dalam Perang 12 Hari.
Majalah Amerika Foreign Policy menulis pada hari Selasa (01/07/2025), Perang baru-baru ini antara rezim Zionis dan Iran berdampak buruk bagi Tel Aviv dan rezim penjajah ini gagal mencapai tujuan strategisnya.
Menurut laporan Pars Today, artikel majalah Amerika ini menyatakan, Perang ini dimulai dengan serangan besar-besaran Israel, termasuk operasi rahasia dan serangan udara terhadap fasilitas-fasilitas Iran, tapi Iran segera menanggapinya dengan serangan rudal terhadap Israel dan pangkalan-pangkalan AS, yang menyebabkan ketegangan regional yang serius. Dengan cara ini, Iran mengirim pesan kepada lawan-lawannya bahwa ia mampu meningkatkan situasi di luar perbatasannya.
Majalah Amerika ini, Terlepas dari pernyataan pejabat Israel, tidak ada kerusakan pasti yang dilaporkan pada program nuklir Iran dan, menurut penilaian intelijen Barat, fasilitas-fasilitas utama untuk mengembangkan program ini masih utuh, dan Israel tidak mencapai tujuannya untuk "melemahkan kekuatan pencegahan Iran".
"Menanggapi serangan-serangan ini, parlemen Iran menyetujui penangguhan kerja sama dengan Badan Tenaga Atom Internasional dan mengadopsi strategi ambiguitas nuklir. Strategi ini serupa dengan posisi yang telah lama dianut Israel, menolak memberikan penjelasan tentang kekuatan nuklirnya dan mencegah masuknya inspektur," tulis Foreign Policy.
Kekuatan Rudal Iran
Menurut media ini, meskipun hasil nuklir dari serangan ini belum dipastikan, kemampuan rudal Iran telah ditunjukkan dengan jelas, dan rudal balistiknya mampu menembus pertahanan udara AS dan Israel serta menghantam pangkalan militer, markas intelijen, kilang minyak, dan lembaga penelitian.
Foreign Policy melaporkan bahwa setelah serangan balasan Iran, Bandara, terutama Ben Gurion, ditutup, ekonomi Israel ditutup, dan menurut perkiraan, Israel menggunakan rudal pencegat THAAD AS senilai sedikitnya $500 juta. Meskipun pusat sensor Israel melarang media untuk bekerja dan meliput berita, lebih dari 41.000 klaim kompensasi diajukan dalam perang ini.
Mantan penasihat Trump, Steve Bannon menyatakan secara eksplisit bahwa menghentikan perang diperlukan untuk menyelamatkan Israel dan bahwa Israel kekurangan pertahanan. Trump juga mengakui bahwa Israel telah rusak parah.
Memperkuat Nasionalisme Iran
Majalah Amerika itu menambahkan, Perang Iran-Israel memiliki konsekuensi sosial yang tak terduga di dalam negeri Iran dan, bertentangan dengan harapan Barat, alih-alih menyalakan api perubahan politik atau runtuhnya rezim yang berkuasa, perang itu justru meningkatkan sentimen nasionalis dan persatuan nasional. Perang ini bukan hanya tidak mengganggu stabilitas internal Iran tetapi justru meningkatkan solidaritas di antara rakyatnya, dan kemarahan atas serangan Israel menyebabkan mobilisasi nasional luas yang mencakup berbagai kelompok sosial mulai dari seniman hingga atlet, orang-orang religius, dan bahkan Generasi Z.
Menurut laporan itu, warga Iran menerima mereka yang telah kehilangan rumah mereka sebagai tanggapan atas serangan Israel, dan ini memperkuat rasa tanggung jawab sosial mereka. Melihat gambar anak-anak, dokter, dan warga sipil yang gugur syahid malah memperkuat keyakinan di antara rakyat Iran bahwa tujuan perang bukanlah untuk membebaskan mereka tetapi untuk menghancurkan negara mereka.
Pada akhirnya, Foreign Policy menulis, Sementara Israel telah memperhitungkan bahwa perang ini akan menyebabkan jatuhnya rezim yang berkuasa di Iran, hasilnya benar-benar berlawanan. Alih-alih melemahkan Iran, ia mengungkap kelemahan Israel dalam mencapai tujuannya dan memainkan peran efektif dalam memperkuat solidaritas front domestik Iran.(sl)