Kelompok-kelompok perlawanan Palestina, mengumumkan penolakan tegas untuk menyerahkan pengelolaan pintu penyeberangan Rafah, ke perusahaan Amerika Serikat atau pihak asing lain.
Menteri Luar Negeri Iran, mengatakan, satu dua hari menjelang serangan balasan ke Israel, negara-negara Barat, mengatakan, "Jika Anda ingin membalas, balaslah tapi jangan terlalu keras, dan turunkan intensitas operasi."
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa serangan genosida rezim Zionis di kota Rafah, selatan Jalur Gaza, tidak dapat ditoleransi.
Presiden Cina mengatakan, "Serangan rezim Zionis ke Jalur Gaza telah melukai hati masyarakat dunia."
Badan Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan serangan Israel, ke Rafah, akan membawa dampak destruktif bagi 1,4 juta orang, yang berarti penderitaan dan pembunuhan lebih banyak warga sipil.
Gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas, melancarkan serangan mengejutkan ke sebuah markas komando Israel, yang baru saja dibangun untuk menyerang Rafah, menyebabkan 13 tentara Israel, tewas dan terluka.
Menteri Informasi Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman, mengatakan dalam beberapa hari ke depan operasi militer terhadap kapal-kapal Israel, di Laut Mediterania, akan dimulai.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, mengumumkan tahap keempat operasi militer negara ini untuk mendukung rakyat Palestina.
Kelompok perlawanan Irak, dalam tahap kedua operasi militernya, menyerang salah satu target vital di Wilayah pendudukan.
Angkatan Bersenjata Yaman, menjawab klaim pasukan Amerika Serikat, yang mengaku berhasil menembak jatuh drone Yaman, di Laut Merah.