Jun 24, 2019 14:35 Asia/Jakarta
  • Poros Muqawama
    Poros Muqawama

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pesan Langkah Kedua Revolusi mengatakan, "Selama empat puluh tahun ini, tidak pernah menyerah, melindungi dan menjaga revolusi dan keagungan dan anugerah ilahi dan leher yang tegak menghadapi negara-negara arogan dan sombong adalah kelebihan yang dikenal dari Iran dan warga Iran, khususnya kaum muda dari tanah air ini.

Pada bagian sebelumnya telah disinggung poin penting ini dalam Peta Jalan Langkah Kedua Revolusi Islam yang harus dimanfaatkan dari latar belakang kebangkitan agung rakyat Iran untuk bergerak menuju masa depan yang lebih baik. Dalam pesan ini diingatkan tentang "Anti Imperialisme" sebagai salah satu karakteristik khusus Revolusi Islam yang menonjol dan selama 40 tahun lalu semakin dalam dan kompleks.

Ayatullah Khamenei menggunakan istilah Islam dan imperialis untuk mengungkap bagaimana revolusi berhadap-hadapan dengan kekuatan arogansi, dimana dengan runtuhnya Uni Soviet telah berubah menjadi perseteruan serius antara Republik Islam Iran dengan Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Penentangan Revolusi Islam dengan arogansi dan imperialis berakar dalam budaya Islam dan al-Quran. Dalam Islam, arogansi dan menyerah dihadapan kezaliman telah dicela. Arogansi adalah melihat diri lebih dan besar dari orang lain dan tidak mau menerima kebenaran karena permusuhan dan kesombongan.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan kata qurani ini dengan bahasa yang sederhana. Rahbar mengatakan, "Arogansi artinya kekuatan atau sejumlah kekuatan dunia ketika melihat pada dirinya memiliki fasilitas uang, senjata dan propaganda merasa diri berhak untuk mencampuri urusan kehidupan negara-negara dan bangsa lain seperti miliknya sendiri. Ini arti arogansi." Dalam hal ini, beliau mendefinisikan anti imperialis seperti ini, "Anti Imperialisme yakni satu bangsa tidak sudi berada di bawah campur tangan atau menanggung kekuatan arogan atau manusia arotan atau pemerintah arogan. Ini arti Anti Imperialis."

Melawan imperialisme Amerika Serikat

Ayatullah Khamenei menyebut sebagian dari karakter arogansi dan imperialis seperti merasa diri lebih, tidak menerima kebenaran, kezaliman, kejahatan dan menipu. Beliau kemudian menjelaskan sebab penentangan Republik Islam Iran dengan arogansi sebagai berikut, "Mengapa Republik Islam Iran hari ini menghadapi arogansi dan imperialis? Karena arogansi dengan kekhususan seperti yang kami katakan ini tidak mampu menerima ada sistem Islam seperti Republik Islam Iran. Karena Republik Islam Iran pada dasarnya muncul karena memrotes imperialis. Republik Islam ada sebagai bentuk protes akan arogansi dan elemen-elemennya di Iran dan dengan alasan ini Republik Islam terbentuk, tumbuh dan semakin kuat lalu menantang logika arogansi dan imperialis."

Tentu saja, setiap orang, kelompok dan pemerintah dapat saja memiliki sifat imperialis dan arogan, tapi tidak dapat mempengaruhi secara luas sehingga rakyat dan negara lain. Tapi pemerintah Amerika Serikat dengan kekuatan militer, politik dan ekonominya disertai ciri khas kekuatan imperialis dan arogan pasti menjadi bahaya besar bagi negara-negara di dunia. Oleh karenanya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menilai Amerika Serikat sebagai simbol terbesar arogansi dan imperialis di dunia saat ini. Beliau berkata, "Amerika adalah imperialis yang nyata. Ini juga bukan masalah kita, tapi masalah dunia, masalah dunia Islam. Amerika memiliki semangat arogansi terkait dengan seluruh dunia."

Revolusi anti arogansi rakyat Iran

Dari awal kebangkitan melawan Shah dan setelah kemenangannya, rakyat Iran, berdasarkan pada ajaran Islam, menyatakan penentangannya terhadap semua penindasan, agresi dan arogansi, terutama Amerika Serikat. Pada saat itu, Washington adalah pendukung terbesar rezim Pahlavi yang represif dan menggunakan banyak pengaruhnya di Iran untuk menjarah sumber daya negara. Karena alasan ini, selama Revolusi Islam Iran, Amerika Serikat sepenuhnya mendukung pemerintahan tiran ini, dan kemenangan revolusi ini, selain runtuhnya rezim Pahlavi, juga merupakan kekalahan besar bagi Amerika Serikat.

Dalam pesan Langkah Kedua Revolusi, Ayatullah Khamenei menceritakan fakta penting ini, "Bangsa Iran di lingkungan revolusi yang memberikan kehidupan, pertama-tama berhasil mengusir Amerika dan elemen-elemen pengkhianat bangsa (Shah) dari negara, dan setelah itu hingga sekarang, dengan penuh kekuatan berhasil mencegah kembalinya dominasi kekuatan global atas negara ini." Tetapi mimpi buruk yang lebih mengerikan bagi Amerika Serikat adalah bahwa Revolusi Islam, di samping Iran telah keluar dari pemerintah intervensi ini, justru menentang kebijakan dominasi AS di tingkat regional dan dunia serta membela orang-orang yang tertindas.

Masalah ini telah dijelaskan dalam Pasal 154 UUD Iran, "Republik Islam Iran ... sama sekali tidak akan mencampuri urusan dalam negeri negara-negara lain dan mendukung perjuangan kaum tertindas menghadapi kekuatan arogan di manapun saja di dunia." Sementara itu, Imam Khomeini ra, memainkan peran penting dalam membentuk perjuangan anti-imperialis ini dan melalui pencerahan dan bimbingannya, wawasan rakyat Iran tentang berbagai masalah, khususnya sifat jahat dan konspirasi Amerika Serikat, perlawanan rakyat terhadap plot-plot ini juga meningkat.

Pesan Langkah Kedua Revolusi menjelaskan kematangan politik rakyat  Iran di bidang mengetahui konspirasi musuh adalah sebagai berikut, "(Revolusi Islam) mampu meningkatkan wawasan politik rakyat dan pandangan mereka tentang isu-isu internasional dengan sangat signifikan. Analisis politik dan pemahaman tentang isu-isu internasional tentang masalah-masalah seperti kejahatan Barat, khususnya Amerika Serikat, masalah Palestina dan penindasan historis terhadap rakyatnya, masalah peperangan dan kebobrokan serta campur tangan kekuatan arogan dalam urusan negara dan sejenisnya ... bahkan untuk remaja dan anak-anak adalah jelas dan dapat dimengerti.

Poin penting lainnya yang telah memicu kemarahan Amerika Serikat dan kaki tangannya adalah sambutan rakyat, bahkan di negara-negara non-Islam, dari pendekatan anti-imperialisme dan kegigihan orang Iran menghadapi Amerika Serikat. Sebagaimana Pemimpin Besar Revolusi Islam, dalam pernyataannya, menyebutkan masalah ini dalam menggambarkan masa lalu Revolusi Islam yang mulia, "Simbol yang agung dan mulia berdiri melawan penindas, arogan dan imperiali dunia, dimana dipuncaknya adalah Amerika, menjadi lebih menonjol. Selama empat puluh tahun ini, tidak pernah menyerah, penjagaan dan pengamanan revolusi dan keagungan dan kedahsyatan ilahi serta kepala yang tetap tegak menghadapi negara-negara arogan dan imperialis adalah ciri khas yang terkenal dari Iran dan warga Iran, terutama kaum muda negari ini."

Sebenarnya, Revolusi Islam Iran telah menjadi contoh dan sumber inspirasi untuk menghadapi segala bentuk sistem yang menindas dan arogan, terutama Amerika Serikat, dan dengan intensifikasi permusuhan negara yang mendominasi ini terhadap Iran, kekuatan dan luasnya perlawanan ini juga meningkat. Kegigihan rakyat Iran terhadap tirani dan agresi kekuatan imperialis, terlepas dari semua konspirasi dan ancaman mereka, telah menyebabkan rakyat di negara lain seperti Palestina, Lebanon, Afghanistan, Yaman, Irak, Suriah dan Bahrain melakukan hal yang sama dan efisien ini ketimbang berkompromi.

Karena, seperti yang telah berulang kali ditekankan oleh Ayatullah Khamenei, perlawanan terhadap musuh membuatnya mundur, sementara menyerah dan mundur justru membuatmusuh semakin sombong dan meminta lebih. Dengan cara ini, garis depan perjuangan melawan tirani domestik dan agresi pihak asing telah menjadi lebih kuat, lebih nyata dan terorganisir selama empat puluh tahun terakhir, dan telah membentuk angkatan bersenjata anti-imperilais yang disebut "Muqawama Islam".

Perjuangan Hizbullah Lebanon melawan rezim Zionis Israel

Ayatullah Khamenei mendefinisikan Muqawama terhadap kekuatan arogan sebagai berikut, "Muqawama berarti memilih jalan yang benar, mulai bergerak di jalur ini, melawan rintangan dan masalah dan melanjutkan jalan yang benar tanpa meninggalkan atau berhenti. Tentu saja, ada rintangan di setiap arah tetapi orang yang memilih untuk tegar melawan akan mengatasi rintangan ini atau dengan cara yang logis mengitarinya dan terus berjalan."

Kegigihan yang disertai kecerdasan yang ditunjukkan Hizbullah menghadapi rezim pendudukan Zionis menyebabkan penarikan pasukan rezim dari Lebanon pada tahun 2000 dan kekalahan kedua pada tahun 2006. Juga, setelah kegagalan sejumlah rencana beberapa pemimpin Palestina untuk melakukan normalisasi dengan rezim Zionis Israel kelompok-kelompok seperti Hamas dan Jihad Islam Palestina, dengan perlawanan dan perjuangan yang kuat mampu membahayakan keberadaan rezim Zionis dan berulang kali mengalahkan serangan militer rezim dan pada 2005 mereka berhasil membebaskan Jalur Gaza dari pendudukan rezim Zionis Israel.

Muqawama dan perlawanan rakyat Yaman terhadap agresor Arab Saudi dan Uni Emirat Arab tidak hanya mencegah mereka dari menduduki dan mengambil kendali negara, tetapi telah berhasil memukul mereka dengan keras. Perlawanan di Irak dan Suriah juga memiliki keuntungan luar biasa bagi rakyat kedua negara, yang menyebabkan kekalahan kelompok teroris Daesh (ISIS) dan pendukung Barat dan Arabnya. Rakyat Bahrain juga telah berjuang melawan rezim kerajaan dan tiran Al Khalifa sejak 2011, dan aksi penumpasan mereka belum mengguncang perlawanan rakyat.

Ayatullah Khamenei menyimpulkan kemajuan ini dan keberhasilan Front Muqawama Islam dengan ucapannya, "Hari ini Front Muqawama dalam kondisi yang paling koheren dalam empat puluh tahun, baik di kawasan dan di pusat-pusat bahkan di luar kawasan, ini adalah fakta. Di sisi yang berlawanan, kekuatan arogan , kekuatan imperialis Amerika Serikat, kekuatan fitnah dan busuk rezim Zionis, telah terus menurun dan terjatuh di banding empat puluh tahun yang lalu.

Serangan rudal para pejuang Yaman ke pangkalan agresor Saudi