Des 20, 2019 14:58 Asia/Jakarta
  • 20 Desember 2019.
    20 Desember 2019.

Sultan Mahmud Ghaznawi Wafat

1020 tahun yang lalu, tanggal 23 Rabiul Tsani 421 HQ, Sultan Mahmud Ghaznawi, Raja Ketiga Dinasti Ghaznawi meninggal dunia.

Sultan Ghaznawi sejak tahun 387 HQ setelah mengalahkan saudarahnya Ismail, berhasil merebut kekuasaan. Ia juga berhasil mengalahkan para gubernur Dinasti Shafari, Samani, Ali Buyeh, Ali Ziyar dan Khorazmshahian di Utara dan Timur Iran lalu menguasainya.

Sultan Mahmud Ghaznawi secara perlahan-lahan melakukan perluasan dan banyak daerah yang dikuasainya. Ia menyerang India sebanyak dua belas kali, tapi sebelum pergi ke Rey dan setelah berkuasa selama 34 tahun, ia meninggal dunia akibat penyakit TBC.

Sultan Ghaznawi merupakan raja yang independen dan merupakan pribadi besar dari Dinasti Ghaznawi. Ia terkenal dengan keberanian dan perluasan kekuasaan dalam sejarah Islam. Perang yang dilakukannya terhadap India dan pampasan perang yang didapatkan dari negara ini serta berkumpulnya ulama dan para penyair di istananya membuat namanya terkenal di mana-mana.

 

Rusia Menyerang Tabriz dan Gilan

108 tahun yang lalu, tanggal 29 Azar 1290 HS, Rusia menyerang kota Tabriz dan Gilan, Iran.

Pasca ultimatum Rusia kepada pemerintah Iran untuk mengeluarkan Morgan Shuster, pakar ekonomi Amerika di Iran, pemerintah Iran menerima ultimatum ini pada 28 Azar 1290 Hs. Penerimaan ultimatum dengan harapan Rusia mengakhiri arogansinya ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan agresi Rusia semakin luas.

Pada 29 Azar 1290 Hs, Rusia mulai menyerang Tabriz. Kota ini terlebih dahulu dipilih karena perlawanan gigih rakyat Tabriz menentang anasir dalam negeri yang berafiliasi ke Rusia, termasuk Mohammad Ali Shah. Kota Tabriz diserang pada dini hari oleh pasukan Rusia. Dengan alasan penghinaan penjaga pos militer Tabriz terhadap seorang petugas Rusia, pasukan Rusia mulai melakukan pembantaian warga Tabriz dan berhasil menguasai tempat-tempat strategis. Setelah itu mereka mulai menjarah harta warga dan setiap upaya melawan ditumpas dengan keji. Tentara Rusia melanjutkan aksi kejahatannya di hari-hari selanjutnya. Pada 10 Dey 1290 Hs, mereka menggantung Tsiqatul Islam Tabrizi, ulama besar Tabriz.

Bersamaan dengan serangan yang dilakukan di Tabriz, pasukan Rusia juga menyerang Gilan dan melakukan kejahatan yang sama. Setiap orang yang dicurigai pasti dibunuh dan mereka tidak segan-segan melakukan kejahatan. Tapi berdasarkan fatwa marji, rakyat patuh untuk tidak membeli produk-produk Rusia dan Inggris dan tetap mengobarkan perjuangan melawan pasukan Rusia.

 

Syeikh Izzuddin Qassam Gugur Syahid

84 tahun yang lalu, tanggal 20 Desember 1935, Syeikh Izzuddin Qassam, salah seorang pemimpin perjuangan rakyat Palestina dalam menentang penjajahan Israel, gugur syahid.

Izzuddin Qassam awalnya menuntut ilmu di Suriah, kemudian melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Mesir dan menjadi salah satu murid Syeikh Muhammad Abduh.

Seusai menamatkan pendidikan di Mesir, Izzuddin Qassam kembali ke tanah airnya Palestina, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Inggris. Karena dukungan Inggris terhadap berdirinya negara Israel, pada saat itu, terjadi imigrasi besar-besaran kaum Yahudi dari berbagai negara Eropa ke Palestina.

Sejak tahun 1930, rakyat Palestina di bawah pimpinan Syeikh Izzuddin Qassam bangkit berjuang mengusir Inggris. Demi menekan kebangkitan rakyat Palestina tersebut, Inggris bekerja sama dengan orang-orang Zionis untuk membunuh pejuang Palestina ini.