Lintasan Sejarah 18 Januari 2020
-
18 Januari 2020
Hari ini, Sabtu, 18 Januari 2020 bertepatan dengan 22 Jummadil Awal 1441 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 28 Dey 1398 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Abdullah Ar-Rasyathi, Sejarawan Islam Wafat
899 tahun yang lalu, tanggal 22 Jumadil Awal 542 HQ, Abdullah bin ali bin Abdullah bin Khalaf al-Lakhmi yang lebih dikenal dengan sebutan ar-Rasyathi meninggal dunia dalam usia 77 tahun.
Sebagian menyebut beliau dibunuh oleh musuh-musuhnya. Abdullah ar-Rasyathi lahir pada 465 Hq di Andalusia, Spanyol.
Beliau dikenal dengan penguasaannya yang luas akan ilmu Hadis dan Sejarah dan memiliki banyak karya tulis seperti al-‘Alam bima fi al-Mutalifi dan al-Mukhtalif ad-Dar al-Quthni min al-Ibham.
James Cook Menemukan Hawaii
242 tahun yang lalu, tanggal 18 Januari 1778, Kapten James Cook dari Inggris menjadi orang Eropa pertama yang mendarat di kepulauan Hawaii. Dua hari kemudian, ia mendarat di pulau Kauai dan memberi nama kepulauan di kawasan itu dengan nama Sandwich Islands.
James Cook adalah seorang pelaut Inggris yang banyak melakukan ekspedisi keliling dunia. Pada tahun 1768, ia menahkodai kapal yang membawa ilmuwan Inggris ke Tahiti. Pada tahun 1771, ia kembali ke Inggris dengan membawa penemuan baru, yaitu benua Australia dan Selandia Baru. Pada tahun 1772, ia memimpin ekspedisi ke Pasifik Selatan dan akhirnya menemukan daerah Kaledonia Baru.
Awalnya, Cook dan pelautnya disambut dengan antusias oleh penduduk pribumi Hawaii. Namun ketika setahun kemudian Cook dan rombongannya kembali ke Hawaii, yaitu tahun 1779, terjadi konflik dan bentrokan antara pelaut Inggris dan penduduk pribumi. Kapten Cook sendiri ikut tewas dalam bentrokan itu.
Usulan PM Bakhtiari Kepada Imam Khomeini ra
41 tahun yang lalu, tanggal 28 Dey 1357 HS, Perdana Menteri Shapour Bakhtiar mengirim usulan kepada Imam Khomeini ra.
Shapour Bakhtiar, Perdana Menteri Rezim Pahlevi pada 28 Dey 1357 HS, dalam sebuah surat yang dilayangkan kepada Imam Khomeini ra mengusulkan perubahan pemerintahan menjadi sistem republik. Sementara Dewan Kerajaan diubah menjadi Dewan Pemerintahan Nasional. Setelah itu, wewenangnya akan diserahkan kepada Dewan Islam bentukan Imam Khomeini ra.
Menerima usulan PM Bakhtiari dengan sendirinya mengakui Dewan Kerajaan. Oleh karenanya, Imam Khomeini ra menolak usulan itu. Imam dalam sebuah pesan kepada bangsa revolusioner Iran memperingatkan konspirasi musuh untuk menciptakan perpecahan di tengah-tengah masyarakat.