Apr 22, 2020 12:20 Asia/Jakarta
  • Kemajuan sains Iran
    Kemajuan sains Iran

Memasuki dekade kelima perjalanan Revolusi Islam, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei mengeluarkan pernyataan penting tentang kata kunci langkah kedua revolusi Islam.

Rahbar mengatakan, "Pemerintahan Republik Islam saat ini telah memasuki tahap kedua; pembangunan individu dan masyarakat, serta peradaban."

Pernyataan Ayatullah Khamenei menggambarkan proyeksi ke depan Revolusi Islam dengan mempertimbangkan kapasitas dan prestasi membanggakan yang telah dicapai selama empat puluh tahun terakhir, dan kini sedang menata masa depannya yang lebih cerah. Rahbar dalam statemennya menyoroti indikator-indikator penting seperti demarkasi musuh serta masalah martabat bangsa dan negara.

Sejak awal Revolusi Islam berdiri untuk melawan dominasi imperialisme global. Gerakan besar ini telah mumupuk  tumbuhnya rasa percaya diri, sekaligus melepaskan ketergantungan terhadap pihak lain, dan bertumpu pada kekuatan nasional. Gagasan cemerlang Revolusi Islam menempatkan bangsa Iran sebagai kekuatan yang tidak akan menyerah menghadapi kubu arogansi global. 

Phil Wilayto, editor Virginia Defender dan salah satu pentolan gerakan anti-perang di Amerika Serikat mengungkapkan pencapaian besar Revolusi Islam, dengan mengatakan, "Revolusi Iran telah menjadi inspirasi dan model bagi orang-orang yang tertindas di manapun di dunia dengan berbagai perbedaa ras dan agamanya."

Mengenai masalah permusuhan Amerika Serikat terhadap bangsa Iran, Wilayto menjelaskan, "Iran di era Mohammad Reza Shah Pahlavi yang didukung AS mendapatkan konsesi ekonomi dan geopolitik dari Barat. Sumber daya minyaknya diekstraksi dan dieksploitasi oleh perusahaan asing. Kedutaan Besar AS di Tehran menjadi basis operasi spionase.  Orang beriman yang berkomitmen terhadap norma dan budaya tradisional menghadapi didiskriminasi dan ejekan. Di seluruh kawasan, Amerika Serikat menghadapi penentangan publik, tetapi seperti yang dikatakan oleh Presiden Jimmy Carter, Iran dipandang sebagai 'pulau yang sunyi di lautan yang bergolak'."

Setelah kemenangan revolusi, Amerika Serikat terus menindas rakyat Iran. Selama bertahun-tahun sejak kemenangan revolusi, Amerika Serikat menggunakan segala cara, dari sanksi yang tidak adil hingga perang delapan tahun yang dipaksakan oleh rezim Saddam, juga dukungan terhadap kelompok teroris MKO dan pembunuhan tokoh-tokoh militer seperti Letjen Haji Qassem Soleimani demi  melemahkan Republik Islam dan menciptakan pertentangan keras antara rakyat dan pemerintah Iran.

Plot untuk merencanakan tiga kudeta, lima konflik etnis, dan dukungan terhadap kelompok-kelompok teroris untuk membunuh para pejabat serta menyulut kerusuhan jalanan dan hasutan publik telah menjadi bagian dari konspirasi AS terhadap Republik Islam Iran.

Menanggapi prestasi besar ilmu pengetahuan yang diraih para ilmuwan Iran di berbagai bidang dari teknologi nano hingga nuklir, dan rudal; Amerika Serikat melancarkan secara tuduhan palsu terhadap Iran, penyebaran iranofobia hingga langkah isolasi terhadap Iran di arena politik. AS secara sepihak melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dengan keluar dari JCPOA, dan kembali memperketat sanksinya terhadap Iran, yang menimbulkan kerusakan maksimum terhadap rakyat Iran.

 

 

peluncuran satelit ke orbit

 

Berbagai langkah destruktif Washington tersebut menambah ketidakpercayaan dan kebencian orang-orang Iran terhadap Amerika Serikat. Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut akar kebencian ini terletak pada perilaku buruk Amerika Serikat terhadap bangsa Iran.

Rahbar dalam sebuah pernyataan menyebutkan langkah-langkah seperti penggulingan pemerintah Iran pada tahun 1953 dan pembentukan negara boneka, dukungan AS terhadap rezim Saddam di Irak untuk menginvasi dan memaksakan perang terhadap Iran. Selian itu, kelanjutan kebijakan sanksi terhadap Iran, perang propaganda media besar-besaran terhadap Republik Islam, aksi permusuhan yang meluas terhadap program nuklir dan pembunuhan ilmuwan nuklirnya, dukungan terhadap kelompok-kelompok teroris dan kerusuhan jalanan sebagai jejak kelam sejarah intervensi AS di Iran.

Dalam pernyataan lainnya, Rahbar mencatat kejahatan Amerika Serikat, khususnya kejahatan Blackwater di Irak dan Afghanistan, serta pembunuhan ribuan ilmuwan dan rakyat Irak. 

"Kunjungan pejabat AS ke beberapa negara di kawasan tanpa izin dari negara-negara ini dan kehadiran mereka di pangkalannya adalah contoh lain dari perilaku memalukan Amerika Serikat terhadap negara-negara kawasan," tutur Ayatullah Khamenei.

Faktanya, Washington selalu menjadi musuh negara manapun yang menentang dominasi Amerika dan kebijakan-kebijakan yang kejam dan arogan. Sejarah mencatat jejak permusuhan AS terhadap berbagai negara dunia seperti: Revolusi Cina 1949, Revolusi Kuba 1959; perjuangan pembebasan Afrika yang berhasil di Angola, Mozambik, Guinea-Bissau, Kongo, dan Zimbabwe, juga perang Vietnam, Laos dan Kamboja.

Amerika Serikat bahkan melakukan kekejaman terhadap bangsa Haiti, yang telah digambarkan sebagai negara termiskin di belahan Barat. Haiti pernah menjadi koloni terkaya Prancis dan menghasilkan banyak kekayaan bagi para pedagang Prancis hingga orang-orang kulit hitam yang tertindas memberontak dan mengusir Prancis. Sejarawan menggambarkan pemberontakan ini sebagai revolusi paling sukses di belahan barat benua Amerika. Orang-orang di negara ini mencapai keberhasilannya dan merayakan kebebasan dari cengkeraman Eropa.

Presiden AS ketika itu, Thomas Jefferson tahu bahwa revolusi Haiti bisa berubah menjadi pemberontakan berbahaya bagi daerah kolonial lainnya. Itu sebabnya Amerika Serikat menjatuhkan sanksi yang sangat berat terhadap negara itu, yang berlangsung selama lebih dari tiga puluh tahun.

Rakyat Haiti memperoleh kemerdekaan pada 1804, tetapi Amerika Serikat menolak untuk mengakuinya. Kebijakan AS terhadap Haiti selalu bertumpu pada kudeta dan eksploitasi serta dukungan rezim represif yang tunduk pada perusahaan-perusahaan besar Amerika. Namun, era hegemoni Amerika menurun dan perlawanan terhadap Amerika Serikat telah menjadi perlawanan global.

Gerakan anti-arogansi menjadi lebih matang dan efektif selama empat belas tahun perlawanan Iran terhadap tekanan dan konspirasi Amerika Serikat. Indikator seperti "penolakan terhadap dominasi dan arogansi global", "dukungan terhadap kemerdekaan dan kebebasan" dan "pemerintahan yang adil" dan "untuk semua masyarakat dunia". 

 

 

Pemimpin Besar Iran, Ayatullah Khamenei

 

Pada titik balik ini, Ayatullah Khamenei mendeklarasikan "Langkah Kedua Revolusi" untuk melanjutkan jalan yang jelas dan cerah, dengan menjelaskan pencapaian luar biasa selama empat dekade terakhir dan membuat rekomendasi dasar untuk "Jihad Besar Membangun Iran Islami."

Dari sudut pandang ini, pernyataan "Langkah Kedua Revolusi" menguraikan masa depan cerah Iran dan  strategi untuk memasuki "tahap kedua pembangunan diri, masyarakat dan peradaban."

Dalam langkah kedua revolusi, babak baru kehidupan Republik Islam telah dimulai, yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dan cita-cita Revolusi Islam, sekaligus mewujudkan tujuan mulia Revolusi Islam; pembangunan, kemajuan dan peradaban Islam Iran.(PH)