Perspektif Rahbar dalam Pertemuan Virtual dengan Mahasiswa
Setiap tahun, sejumlah perwakilan dari berbagai organisasi dan asosiasi mahasiswa melakukan pertemuan dengan Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam.
Pada pertemuan tahunan ini, Ayatullah Khamenei menyampaikan pandangannya terkait masalah penting negara dan perguruan tinggi. Bulan Ramadhan tahun ini dan menyebarnya wabah virus Corona membuat pertemuan ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Para mahasiswa mendatangi Universitas Islamic Republik of Iran Broadcasting (IRIB) dan melakukan pertemuan dengan Rahbar dan berbincang-bincang secara virtual.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut pertemuan dengan para pemuda adalah pertemuan paling bersemangat dan meyakini bila setiap negara benar dalam menindaklanjuti urusan para pemuda, negara itu akanmeraih berbagai kesuksesan besar di jalan kemajuan. Karena esensi pemuda memiliki sifat-sifat seperti harapan, inisiatif, transparansi, menerima risiko dan tidak kenal lelah, di mana semua sifat ini penting dan berharga untuk mengelolan masyarakat, selain itu sebagian masalah yang ada saat ini bersumber dari ketiadaan sebagian sifat-sifat ini.
Ayatullah Khamenei mengatakan, "Berulang kali saya mendesak soal dialog dengan dan mendengar para pemuda bertumpu pada asumsi pasti dan tidak dapat diragukan ini bahwa masa depan Iran milik para pemuda dan kelompok masyarakat ini tidak lama lagi atau jangka menengah akan memikul banyak dari manajemen dan tanggung jawab. Dengan demikian, siapa yang berminat dengan masa depan negara harus membantu para pemuda dalam membangun masa depan yang lebih baik."
Ayatullah Khamenei setelah mendengar pandangan kritis para wakil organisasi mahasiswa membuka pembicaraannya dengan mengajak para pemuda untuk memperhatikan kondisi sensitif negara.
Rahbar mengatakan, "Satu hakikat yang jelas bahwa Republik Islam Iran hari ini menjadi satu pihak dalam perang luas dan besar di tingkat dunia, satu perang serius yang satu pihaknya adalah sistem Republik Islam. Satu pihak lainnya adalah front kufur, kezaliman dan kekuatan arogan. Perang front kufur dan arogan dengan Republik Islam karena jangan sampai muncul satu contoh dan model yang menarik bagi bangsa-bangsa dunia. Kita tidak dapat membiarkan aksi-aksi destruktif ini atau menyepelekannya. Karenanya, salah satu sudut pandang kita terkait kondisi negara kembali pada masalah ini bahwa kita tahu Republik Islam terlibat konflik perang politik, perang pemikiran, perang lunak dan terkadang melakukan tindakan keras terhadap front luas kezaliman, kekufuran dan arogansi. Tetapi pengalaman membuktikan bahwa kita memiliki kapasitas untuk menghadapi front besar ini."
Dalam masalah ini dan posisi kuat negara dalam menghadapi berbagai masalah kawasan, Ayatullah Khamenei mencatat akselerasi jihad sains, pertumbuhan jihad budaya dan jihad sosial seraya menyatakan, "Dengan mencermati kapasitas ini, dengan mudah kita dalam menang menghadapi front musuh, yaitu harapan akan kemenangan ini bukan satu harapan ilutif, sebuah harapan yang berlandaskan kenyataan yang jelas."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menilai sudut lain dari posisi RepublikIslam adalah rasa kekuatan dan kemuliaan yang telah tertanam dalam negara. Rasa ini sangat penting dalam menghadapi penindasan dan penjajahan terhadap bangsa-bangsa. Karena salah satu cara kekuatan penjajah dan dominasi untuk menguasai bangsa-bangsa yang ingin dikuasainya adalah menghina bangsa tersebut dan menciptakan rasa terhina dan tidak mampu dalam diri mereka. Rasa ini ada pada penguasa Iran sebelum Revolusi.
Rahbar mengatakan, "Pemuda dan bangsa Iran semuanya mampu dengan kehendaka dan kekuatannya mencerabut dari akarnya pemerintah seperti ini. Mereka berhasil melakukan pekerjaan yang tidak mungkin dan membuat dunia kebingungan. Yakni, ketika sistem Republik Islam berkuasa dan pemerintahan yang bergantung pada kerajaan hilang dari negara ini, dunia kebingungan. Mereka untuk sementara waktu terhenyak, apa sebenarnya yang terjadi, benar-benar terjadi gempa di dunia. Setelah itu hingga hari ini faktor-faktor rasa kemuliaan, rasa kekuatan muncul susul menyusul dan sungguh tingkat kekuatan nasional sampai pada level ini, yakni kita negara yang tegar menghaapi para arogan dengan kekuatan dan transparan."
Ayatullah Khamenei mengingatkan, "Musuh terus berusaha untuk merusak rasa kemuliaan dan kekuatan serta kepercayaan diri nasional ini dan kalau bisa menghancurkannya. Tetapi Allah menakdirkan sebaliknya. Peristiwa Corona menyebabkan masyarakat lebih merasa mulia. Baiklah, coba kalian perhatikan, apa yang terjadi di negara-negara Barat, di Amerika? Peristiwa itu juga terjadi di sini dan juga di sana. Perhatikan bagaimana kondisi di sana dan di sini. Manajemen yang dilakukan dan kehadiran masyarakat telah membuat pekerjaan besar di bidang ini. Atau peluncuran satelit, contohnya, atau kerja-kerja sains yang lagi dikerjakan untuk mengenali virus ini. Semua ini peristiwa yang ditakdirkan Allah."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung kenyataan yang memberi harapan di negara dalam menghadapi front kezaliman, kekufuran dan arogansi dan mengajak para pemuda dan mahasiswa untuk tetap mengibarkan bendera hakikat citacita dan tuntutan, lalu menjelaskan 10 pesan penting terkait berbagai masalah seperti pemilahan tuntutan dengan protes dan fitnah, pentingnya menggelar wacana, berupaya untuk memperluas front revolusi lewat merekrut teman, tidak mengautentikasi perbedaan selera, memisahkan diri dari mereka yang suka meragukan dasar revolusi dan waspada menghadapi investasi musuh pada para pemuda.
Pada pesan pertamanya, Rahbar menekankan para pemuda agar membangun dirinya. Ayatullah Khamenei mengatakan, "Jangan sampai bulan Ramadhan karena berpuasa dan kondisi untuk berdoa dan bermunajat tersedia semua melakukannya, tapi begitu bulan Ramadhan berakhir, semuanya dibiarkan begitu saja. Akrab dengan al-Quran, berhubungan dengan al-Quran, shalat dengan kehadiran hati, shalat di awal waktu, perhatian pada doa termasuk hal-hal yang perlu untuk membangun diri. Hal ini membantu kalian untuk dapat dengan mudah melewati tempat-tempat yang membuat manusia tergelincir dan melewatinya dengan selamat. Ada banyak tempat yang membuat manusia tergelincir. Takut adalah tempat manusia tergelincir, ragu juga tempat manusia tergelincir, merasa lemah juga tempat manusia tergelincir. Motivasi tidak baik juga tempat manusia tergelincir. Ada banyak tempat yang membuat manusia tergelincir yang berada di jalan kita, khususnya bagi para aktivis masalah sosial. Karenanya mereka lebih banyak membutuhkan untuk menbangun diri, mereka butuh untuk memperkuat semangat dan spiritualnya. Menurut saya, ketika bangunan semangat dan spiritual kalian kuat, di bidang pemikiran, pengambilan keputusan dan juga di bidang praktis kalian akan memiliki kemampuan yang lebih dan kita membutuhkan hal-hal ini di generasi muda kita."
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengajak para pemuda memperhatikan dua penyakit "sikap pasif" dan "penyimpangan" yang biasa dialami di langkah para pemuda, termasuk di perguruan tinggi. Sikap pasif, merasa tidak bisa berbuat apa-apa, dan tidak bermanfaat menyebabkan putus asa dalam menghadapi peristiwa sulit dan penyimpangan menciptakan kelemahan pada dasar pengetahuan. Ketika dasar pengetahuan sudah lemah, tentu saja mereka tidak dapat mempertahankan diri menghadapi peristiwa, pertanyaan dan kerancuan dan menjaga diri di jalan yang lurus. Karenanya, menurut saya kalian harus mengkaji masalah keimanan, keyakinan dan pengetahuan."
Ayatullah Khamenei dalam pesan lainnya meminta para pemuda untuk tidak membiarkan bendera cita-cita dan tuntutan, keadilan, kemandirian, menghilangkah korupsi dan pada puncaknya adalah peradaban Islam. Cita-cita asli dan sejati yang menyebabkan manusia tidak melupakan jalan dan manusia tidak berjalan ke kiri dan ke kanan. Rahbar mengatakan, "Tuntutan tidak hanya kritik dan protes... Tuntutan berarti ada kekurangan dan kita menuntut agar kekurangan itu bisa dihilangkan... Dalam Islam juga nahi mungkar bersama amar makruf, nahi mungkar itulah protes dan amar makruf adalah usulan.Pastikan tuntutan disampaikan dengan memberikan solusi yang baik dan dapat diterima."
Pemimpin Besar Revolusi Islam di bagian lain dari pidatonya mengingatkan bahwa sekalipun Amerika Serikat telah mengeluarkan biaya besar selama bertahun-tahun agar menciptakan negara ini menjadi sesuatu yang menarik bagi semua dunia, tetapi kejahatan, perang yang ditebar, terorisme yang diasuh, ketidakadilan dan baru-baru ini manajemen memalukan dalam masalah Corona membawa kebencian umum terhadapnya di dunia. Beliau menyinggung kinerja Amerika Serikat di banyak negara; di Afghanistan, Irak dan Suriah seraya mengatakan, "Mereka secara transparan mengumumkan bahwa kami telah menempatkan pasukan di tempat tertentu di Suriah karena di sana ada minyak. Yakni dengan transparan mereka menyatakan hal ini. Tidak tahu malu sampai sebatas ini. Tentu saja Amerika tidak akan menetap di Suriah, tidak juga di Irak dan harus keluar dan pasti mereka akan keluar. Tidak ada keraguan dalam hal ini, yakni mereka akan diusir."
Kemajuan sains satu lagi dari fokus pembicaraan yang ditekankanRahbar dan menyatakan, "Al-Ilmu Sultan", ilmu adalah kekuatan dan harus menuntut ilmu. Lingkungan perguruan tinggi adalah lingkungan penelitian dan riset yang harus memperhatikan masalah sains. Perhatikan bahwa saya menekankan masalah pengetahuan karena ilmu bagi kemajuan negara, ilmu untuk membuka cakrawala masa depan, ilmu untuk yang telah saya sampaikan selama beberapa tahun lalu bahwa 50 tahun lagi kita harus sampai di mana setiap orang yang ingin memanfaatkan kebaruan ilmu dunia terpaksa harus mempelajari bahasa Persia. Kalian harus menuntut ilmu dengan nikat dan dengan tujuan seperti ini.
Pidato Rahbar dengan para mahasiswa untuk memperkuat bangunan pemikiran ini bahwa Revolusi Islam dengan memanfaatkan keberadaan para pemuda yang berusaha keras dan beriman dapat melewati tahapan kesempurnaannya dan meraih tujuan umumnya yaitu peradaban baru Islam. Pemuda mukmin revolusi adalah unsur dan keberadaan yang dapat melanjutkan jalan yang telah dilewati revolusi dengan kekuatan lebih.