Aug 01, 2020 18:30 Asia/Jakarta
  • Rahbar Ayatullah Khamenei
    Rahbar Ayatullah Khamenei

Setiap tahun di Hari Raya Idul Adha, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengirim pesan kepada para jamaah haji dan menjelaskan poin-poin penting saat pertemuan dengan warga Iran.

Namun tahun ini, ketika pandemi Corona membayangi manasik haji, dan menurut beliau “Musuh hina tapi berbahaya, telah mengubah metode ini.” Di awal pesannya Rahbar menyebut kendala ini bersifat sementara dan mengatakan, “Haji yang senantiasa menjadi ritual agung dan menakjubkan dunia Islam, tahun ini dipenuhi kesedihan umat Muslim dan rasa perpisahan dan kegagalan para pecinta. Hati-hati merasa terasing dari Ka’bah dan seruan Labbaik orang-orang yang tertinggal bercampur dengan tetesan air mata. Keterpisahan ini jangka pendek dan tidak akan bertahan lama, tetapi pelajaran menghargai berkah besar haji harus tetap dipertahankan dan kita tidak boleh mengabaikannya. Rahasia kebesaran dan kekuatan umat Islam berada dalam pertemuan besar beragam orang-orang Mukmin di tempat suci Kabah dan makam Nabi Muhammad Saw serta para Imam Maksum di Baqi harus lebih terasa dan dipikirkan melebihi sebelumnya.“

Ayatullah Khamenei di khutbahnya ketika menggambarkan Hari Raya Qurban menyebut bulan Dzulhijjah, bulan agung, penting dan penuh pelajaran berharga. Rahbar mengatakan, “Bulan ini mengingatkan upaya dan penderitaan Nabi Musa as memberi petunjuk kepada kaumnya, Bani Israel.”

Kerja keras Nabi Musa as di Mesir mulai dari konfrontasi dengan Firaun dan kesulitan lainnya setelah kembali dari Madyan hingga keluar dari Mesir yang dialami Musa; mukjizat agung seperti terbelahnya laut dan seluruh musuh Bani Israel tenggelam dihadapan mata mereka seharusnya berhasil membentuk iman yang kokoh di Bani Israel, namun tidak demikian.

Rahbar berkata, “Pertama merekan mengatakan «اِجْعَلْ لَنا إِلهاً کَما لَهُمْ آلِهَة» sebenarnya mereka mengejar kesyirikan dan penyebahan berhala, hari-hati mereka rindu untuk menyembah berhala, -ini perilaku pertama mereka-, kemduian disusul dengan masalah penyembelihan sapi yang sepertinya berkaitan dengan peristiwa 40 hari; Musa ketika kembali dari khalwatnya, ia menyadari kondisi telah berubah dan umatnya telah berpaling. Ini sebuah penderitaan besar bagi seorang nabi, penyeru kepada keimanan kepada Tuhan, dengan berbagai kesulitan ia mengarahkan sebagian umat di jalan Tuhan dan mengajarkan keimanan kepada mereka, namun sebuah masalah kecil membuat umat ini berpaling dan seluruh kerja keras Musa musnah.”

Rahbar menyebut Hari Raya Qurban sebagai momentum lain dari penderitaan Nabi Ibrahim as dan penyerahan dirinya dihadapan perintah Ilahi. Sungguh sangat sulit bagi seorang ayah yang telah tua diperintahkan untuk menyembelih putranya yang masih remaja. Namun ini peristiwa aneh di sejarah agama, sejarah orang-orang beragama dan sejarah iman serta Islam yang agung, penuh makna dan memberi petunjuk.

Seraya memuji tim medis dan kesehatan, Rahbar meminta rakyat untuk membantu mereka yang terdampak ekonomi akibat pandemi Corona. Beliau menekankan, فَاستَبِقُوا الخَیرات»،(بقره -148) yakni berlomba-lombalah dalam kebaikan. Al-quran mengatakan kepada kita untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan dan membantu sesama, artinya berusahalah kalian untuk menjadi terdepan dari yang lain dan terus majulah.....ini adalah arti sebenarnya dari revolusiner; yakni ini menjadi isu utama dan pasti revolusioner. Sikap revolusioner bukan sekedar di mulut, tapi dipraktek; amal terdepan dari mulut dan harus dilakukan manusia; faktanya mereka yang aktiv di bidang ini telah melakukan amalan revolusi dan aktivitas ini sebuah revolusioner.”

Ayatullah Khamenei menyebut status Islam revolusi di Iran sebagai sumber kemarahan dan ketakutan kekuatan arogan dan di setiap pidatonya beliau senantiasa memperingatkan kebencian dan permusuhan mendalam mereka khususnya Amerika Serikat.

Menurut Ayatullah Khamenei, ketika permusuhan semakin menumpuk, maka kerja sama dan upaya pihak seberang juga harus semakin besar pula. Kemudian Ayatullah Khamenei mengisyaratkan sanksi musuh dan tujuan mereka. Rahbar mengatakan, “Sanksi yang digunakan Amerika pastinya sebuah kejahatan besar yang dimanfaatkan terhadap sebuah bangsa. Tampak diluar bahwa sanksi ini diterapkan kepada pemerintah Islam Iran. Tujuan jangka pendek sanksi ini adalah menganggu rakyat sehingga mereka kebingungan dan bangkit melawan pemerintah. Tahun lalu merka mengatakan musim panas membara! Tapi justru mereka sendiri yang mengalami musim panas membara. Adapun tujuan jangka menengah mereka adalah mencegah kemajuan negara khususnya kemajuan ilmiah. Adapun tujuan jangka panjang sanksi adalah melumpuhkan pemerintah, yakni menghancurkan perekonomian nasional. Negara yang ekonominya runtuh, tidak mungkin melanjutkan hidupnya.”

Ayatullah Khamenei juga menyebutkan tujuan lateral musuh yakni memutus hubungan Republik Islam Iran dengan kubu muqawama dan mengatakan, “Tapi mimpi buruk musuh tidak dapat ditafsirkan. Mereka sendiri mengakui kegagalan tujuan tersebut. Mereka ingin membuat pemuda kita putus asa dan merampas semangat generasi muda ini. Di sejumlah kasus, tujuan ini menunjukkan hasil dan di dalam negeri ada juga kelompok yang mengulang ucapan musuh. Sebuah berita atau statemen seseorang dilingkaran politik terdengar, dan dua hari kemudian kalian menyaksikan ucapan tersebut disebarluaskan di media maya dan koran. Mereka mengatakan jika kalian ingin sanksi dicabut, maka kalian harus mundur dan tidak melawan di hadapan Amerika. Sebagian terpengaruh, namun mayoritas rakyat tidak; karena mereka mengenal musuh dan menyadari bahwa musuh tengah mengumbar omong kosong.”

Lebih lanjut Rahbar mengatakan, “Jika arus menyimpang gagal, pastinya sanksi juga akan gagal; karena medan tempur adalah perang kehendak. Ketika arus menyimpang kalah dan tekad rakyat Iran tetap kuat dan solid, pastinya tekad musuh akan melemah dan kita akan menang.”

Rahbar menilai statemen berulang anti Iran petinggi Amerika sebagai indikasi kebingungan mereka dan menambahkan, “Manajemen AS mulai kebingungan. Amerika tengah mencari musuh, oleh karena itu, terkadang mereka menyebut nama Iran, terkadang juga Rusia atau Cina. Namun saat ini, Amerika tidak memiliki musuh sebesar bangsanya sendiri dan musuh ini akan membuat rezim ini bertekuk lutut.”

Seraya menekankan tidak boleh bersandar pada janji ini atau itu, Rahbar menilai kesabaran dan stabilitas sebagai dua hal pokok yang dibutuhkan bagi masa depan negara dan obat sanksi hanya bersandar pada kemampuan nasional dan pengaktifan kapasitas dalam negeri. Sama seperti sampai saat ini rakyat Iran melalui pertolongan Ilahi memanfaatkan dengan baik serangan dan permusuhan ini serta berhasil meraih keuntungan.

Rahbar mengatakan, “Anggaplah kita membutuhkan sebuah pesawat jet latihan di angkatan bersenjata kita, dan mereka tidak menjualnya kepada kita. Apa yang kita lakukan? Kita memproduksi jet latihan Kautsar di dalam negeri, atau mayoritas mesin kita, berbagai pabrik kita membutuhkan beragam suku cadang, musuh mensanksi suku cadang tersebut. Mereka tidak membiarkan kita mengimpor suku cadang....Kondisi ini mendorong kebangkitan produksi suku cadang di dalam negeri. Kini alhamdulillah di dalam negeri telah dimulai produksi suku cadang dan berbagai suku cadang sangat sensitif dan halus untuk berbagai mesin.”

Seiring dengan kian dekatnya acara Muharram dan duka Imam Husein as, Rahbar menekankan semua pihak untuk memathui protokol kesehatan dan mengormati pendapat pakar kesehatan. Rahbar mengatakan, “Saya ingin tekankan bahwa peringatan aza’ dan duka tolok ukurnya adalah yang ditentukan oleh pakar kesehatan, yakni gugus nasional penanggulangan Corona. Saya sendiri akan menjaga apa yang mereka rekomendasikan. Rekomendasi dan penekanan Saya kepada semua orang yang ingin mengikuti acara duka Imam Husein as, para penceramah, tuan rumah acara, para maddah (penyair) dan yang lainnya adalah perhatikan apa yang direkomendasikan badan nasional penanggulangan Corona. Artinya jika badan ini menentukan sebuah kriteria untuk para orang-orang yang mengikuti azadari (acara duka), maka kita semua berkewajiban untuk menjalankannya.”

Di akhir khutbahnya Rahbar memohon pertolongan Allah Swt. Kesimpulan dari arahan Rahbar seperti yang beliau ungkapkan di pesan hajinya: “Kami tidak mengklaim mampu merealisasikan secara serentak apa yang kami ketahui dan cintai; tapi Kami mengklaim telah maju di jalan ini dan telah berhasil menghancurkan beragam kendala di jalan ini. Berkat kepercayaan terhadap janji-janji al-Quran, langkah kami semakin teguh. Setan, perampok dan penipu terbesar zaman ini yakni rezim Amerika tidak mampu menakut-nakuti Kami atau membuat kita tertipu atau menghalangi kemajuan material dan spiritual kita.”