Kemajuan Iran dalam Budidaya Perikanan
Salah satu masalah penting yang ditekankan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei di sektor produksi dan penguatan ekonomi resistensi adalah masalah budidaya perikanan.
Rahbar dalam sebuah pidato bertepatan dengan Pekan Buruh Iran, menyebut produksi sebagai faktor utama dalam membentuk perekonomian nasional yang kuat.
“Selain vital bagi perekonomian negara, produksi juga memiliki banyak pengaruh dari segi politik, sosial, dan budaya, di mana kemampuan sebuah negara dalam memproduksi kebutuhan dasarnya akan memberikan kepercayaan dan harga diri pada bangsa itu serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Rahbar.
Kepala Lembaga Riset Ilmu Perikanan Iran, Mahmoud Bahmani menganggap masalah budidaya ikan dalam keramba sebagai salah satu metode ilmiah untuk memacu roda produksi. Menurutnya, perkembangan industri ini dapat menghemat konsumsi air tawar dan mendorong lompatan signifikan dalam produksi perikanan.
Salah satu tugas Lembaga Riset Ilmu Perikanan Iran adalah memberikan pelatihan di bidang pengelolaan dan manajemen lokasi budidaya mulai dari budidaya udang, alga, dan tanaman air. Lembaga ini juga memperbaiki kualitas dan induk ikan trout (Ghezel Ala), ikan mas, dan undang, serta melaksanakan proyek penelitian perikanan di bidang budidaya ikan tilapia dan pengembangbiakan ikan ini di rumah kaca.
Budidaya ikan tilapia sangat penting karena pertumbuhan yang cepat, rasa yang lezat, tulang yang sedikit, mudah diiris, harga murah, tahan terhadap berbagai kondisi iklim, tidak menggunakan air tawar dalam produksi ikan ini, pembibitan yang ekonomis, dan periode pertumbuhan yang lebih singkat daripada spesies air lainnya.
Karena kemudahan-kemudahan ini, lebih dari 140 negara berencana untuk memproduksi ikan tilapia dan omsetnya di dunia telah mencapai hampir 5 miliar dolar. Menurut para ahli, Iran memiliki kapasitas produksi tahunan 1 juta ton ikan dalam keramba.
Lonjakan produksi dapat dicapai dengan memperbaiki pola produksi, pekerjaan yang lebih intensif, mengandalkan produksi dalam negeri, serta mendukung tenaga kerja dan investasi lokal. Produksi ikan keramba dan pemanfaatan air laut merupakan salah satu metode yang selain dapat menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan pendapatan, juga dapat menghemat penggunaan air tawar.
Dalam hal meningkatkan produksi untuk spesies akuatik lainnya, Iran melakukan budidaya ikan sturgeon yang menghasilkan telur kaviar di perairan Laut Kaspia. Ikan sturgeon selain telurnya yang memiliki daya jual tinggi dan termasuk makanan mewah di dunia, daging ikan ini juga termasuk komiditi unggulan. Daging ikan sturgeon biasannya dipasarkan dalam bentuk fillet dan stik serta ikan kaleng.
Saat ini ikan sturgeon, Persian sturgeon, sturgeon bintang (sevruga), stugeons Rusia, sturgeon Siberia, dan sturgeon berduri yang dibudidaya oleh Iran, menjadi konsumsi dalam negeri dan produk ekspor.
Astara di Provinsi Gilan adalah salah satu kota terkemuka di bidang budidaya ikan yang hidup di air dingin dan ikan yang hidup di air hangat di Iran. Negara ini menaruh perhatian khusus pada produksi dan investasi dalam pembangunan peternakan ikan sturgeon dan juga memberikan perhatian khusus pada masalah kualitas.
Pengembangbiakan ikan sturgeon di Iran meningkat sekitar 20 persen dan produksi daging ikan ini juga telah naik. Berdasarkan Rencana Pembangunan Keenam Iran, jumlah tangkapan diperkirakan sekitar 630 ribu ton dan angka ini bisa naik ke angka 700 ribu ton atau 10 persen lebih besar dari target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Keenam.
Mantan Kepala Lembaga Riset Ilmu Perikanan Iran, Mohammad Pour Kazemi mengatakan ikan trout sebagai sebuah spesies air tawar dan bukan ikan lokal juga dibudidayakan di Iran. “Berdasarkan statistik yang diumumkan oleh Lembaga Perikanan Iran, lebih dari 140.000 ton ikan trout diproduksi di negara ini dan Iran menempati urutan pertama dalam produksi ikan trout air tawar di dunia,” ujarnya.
Makanan yang sehat adalah salah satu kebutuhan untuk hidup sehat dan konsumsi ikan merupakan sebuah indikator penting bagi kesehatan setiap masyarakat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan konsumsi ikan dua kali seminggu karena dampak penting yang dimiliki oleh hewan akuatik bagi kesehatan manusia dan pencegahan penyakit. Konsumsi ikan di dunia adalah 20 kilogram per kapita per tahun, sementara di Iran sekitar setengah dari angka ini.
Tahun lalu, Iran mengekspor lebih dari 120.000 ton produk akuatik yang bernilai lebih dari 400 juta dolar dan neraca perdagangan perikanan tercatat masih positif.
Di sektor budidaya udang, sesuai dengan Rencana Pengembangan Keenam, Iran harus memproduksi 46.000 ton udang pada tahun 2019, tetapi angka produksinya lebih banyak 10 persen dari target.
Di sektor ikan yang hidup di air dingin, Iran telah mengambil langkah-langkah yang tepat di bidang kualitas produksi ikan trout, di mana produksinya mencapai sekitar 170 ribu ton, sementara ikan yang hidup di air hangat setidaknya mencapai 130 ribu ton.
Produksi produk-produk makanan dari olahan hewan akuatik dan mencapai swasembada di bidang ini, merupakan salah satu sektor ekonomi penting yang dapat membuka ruang untuk lonjakan produksi dengan cara yang menguntungkan.
Jadi, setiap langkah yang dapat meningkatkan produksi tentu akan mengurangi kerentanan di hadapan tekanan musuh serta menjadikan ekonomi lebih tangguh dalam menghadapi ancaman dan sanksi. (RM)