Okt 05, 2020 17:12 Asia/Jakarta

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengunjungi negara-negara Eropa dan telah mendarat di Pangkalan Militer Ciampino, Roma Italia, pada hari Selasa, 1 Oktober 2020.

Pompeo mengunjungi empat negara Eropa. Italia dan Vatikan menjadi awal dari safarinya itu. Pompeo bertemu dengan pejabat-pejabat Italia seperti Presiden Italia Sergio Mattarella, Perdana Menteri Giuseppe Conte dan Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio.

Negara lain yang akan dikunjungi Pompeo sampai tanggal 6 Oktober mendatang adalah Montenegro, Makedonia Utara, dan Yunani. Pompeo datang ke Eropa untuk membahas masalah-masalah perdagangan dan keamanan global.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Pompeo ingin mengunjungi Vatikan untuk bertemu Paus Fransiskus. Namun, Vatikan menolak kunjungan tersebut. Alasan penolakannya adalah pihak Vatikan tak menerima politisi di saat pemilu. AS saat ini sedang musim kampanye pilpres 2020.

Dua diplomat top Vatikan, Sekretaris Negara Kardinal Pietro Parolin dan Menteri Luar Negeri Archbishop Paul Gallagher menegaskan Paus Fransiskus tak akan menemui Mike Pompeo.

"Paus sudah berkata dengan jelas bahwa tokoh-tokoh politik tidak diterima pada periode pemilu. Itulah alasannya," ujar Kardinal Parolin seperti dikutip AFP.

Menlu AS juga sempat berkomentar atas pengangkatan bishop Katolik di China. Menurut Pompeo, Gereja Katolik mempertaruhkan "otoritas moral" karena setuju dengan China untuk mengangkat bishop.

Laporan kelompok HAM menyebut pemeluk Katolik di China dipersekusi dan dipojokan karena setia kepada Paus Fransiskus ketimbang asosiasi resmi Katolik di China.

Meski demikian pada 2018 lalu Vatikan sepakat dengan China untuk mengangkat bishop di negara komunits tersebut. Paus Fransiskus berharap ada persatuan umat katolik di China.

Dua diplomat Vatikan mengaku kaget terhadap komentar Pompeo karena masalah itu seharusnya dibicarkan secara privat. Kardinal Parolin lantas melihat ada unsur politik dalam komentar Pompeo untuk politik dalam negeri.

"Saya tak punya bukti untuk ini, tetapi ini bisa dilihat dengan cara demikian," ucapnya.

Menlu AS mendesak Vatikan agar bersikap lebih kritis terhadap wilayah Komunis China karena situasi HAM di China telah sangat memburuk di bawah Xi Jinping.

"Vatikan membahayakan otoritas moralnya, jika memperbarui kesepakatan itu," tulis Pompeo di Twitter.

 

Membuat China Geram

Menlu AS membuat geram pemerintah China dengan sejumlah pernyataannya yang dianggap mendiskreditkan Beijing selama kunjungannya ke Italia.

Kedutaan Besar China di Italia mengecam pernyataan Pompeo yang dibuat pada hari Rabu (30/9/2020) ketika akan melakukan kunjungan ke Italia. Pompeo menyerang catatan China tentang kebebasan beragama dan hak asasi manusia. 

Juru bicara Kedubes China mengatakan bahwa pernyataan Pompeo tentang China, tentang HAM dan subjek agama selama kunjungannya ke Roma, ibu kota Italia, yang berbau prasangka ideologis dan ketidaktahuan terhadap China sebagai sesuatu yang kotor.

"Ketika Republik Rakyat China berdiri 71 tahun yang lalu, orang-orang China telah mengambil jalan yang paling sesuai untuk pembangunan mereka sendiri. Sejak saat itu mereka menikmati rasa pencapaian, kebahagiaan dan keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata jubir Kedubes China yang dikutip dari GT, Jumat (2/10/2020).

Dia menambahkan, yang paling penting untuk dicatat adalah apa yang dikatakan 1,4 miliar orang China tentang kualitas HAM dan kondisi agama China, bukannya komentar tidak bertanggung jawab yang dibuat oleh beberapa politisi asing.  

Setelah kunjungannya ke Roma, Pompeo juga mengunjungi Vatikan, di mana dia kembali memainkan kartunya yang sudah usang untuk mengkritik China. Dia mengatakan kepada Fox News setelah bertemu dengan mitranya di Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, dan menteri luar negeri Vatikan, Uskup Agung Paul Gallagher, bahwa dia mendesak mereka untuk mengambil pandangan yang lebih kuat, untuk mengungkapkan kesaksian moral mereka terhadap penghancuran yang terjadi di China. (RA)