Iran Ambil Langkah Tegas untuk Cegah COVID-19
Penyebaran Virus Corona di Republik Islam Iran memasuki gelombang ketiga dan jumlah kasus COVID-19 di negara ini kian hari meningkat.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Sima Sadat Lari pada hari Minggu (1/11/2020) mengatakan, dalam 24 jam terakhir, ditemukan 7.719 kasus positif COVID-19 baru di Iran, 2.389 di antaranya dirawat di rumah sakit, dan sisanya menjalani rawat jalan dan karantina mandiri
Menurutnya, 486.691 pasien Virus Corona di Iran di nyatakan sembuh, namun dengan adanya penambahan kasus hari ini, maka total warga Iran yang terinfeksi COVID-19 telah mencapai 620.491 orang.
"Dalam 24 jam terakhir 434 pasien Virus Corona di Iran meninggal dunia, sehingga total korban jiwa menjadi 35.298 orang," kata Sima.
Jumlah kasus COVID-19 di Iran meningkat meski masyarakat telah diwajibkan untuk memakai masker, terutama di kota Tehran dan kota-kota lainnya yang berstatus zona merah.
Para pakar mengaitkan meningkatnya jumlah kasus COVID-19 bersamaan dengan flu musiman yang dimulai hampir sebulan lalu. Kemenkes Iran mengatakan peningkatan kasus baru juga berkaitan dengan percepatan tes COVID-19 di negara tersebut.
Meningkatnya korban jiwa akibat Virus Corona dalam beberapa minggu terakhir mendorong Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengadakan sesi tatap muka pertama dengan pemerintah sejak awal menyebarnya COVID-19 di Iran dan meminta presiden dan Kemenkes untuk bertindak lebih serius.
Pemerintah memberlakukan pembatasan baru di Tehran dan 43 kota berisiko tinggi lainnya, berlaku hingga 21 November 2020. Berdasarkan langkah-langkah baru tersebut, 50 persen pegawai negeri diharuskan untuk bekerja dari rumah dan siapa pun yang tertangkap tanpa masker akan didenda. Perjalanan antarkota yang tidak perlu juga dibatasi hingga pemberitahuan lebih lanjut. (RA)