Nov 30, 2020 22:22 Asia/Jakarta

Pada November, The New York Times menerbitkan sebuah laporan yang menuduh Republik Islam Iran menyembunyikan seorang pemimpin al-Qaeda, namun Tehran telah membantah laporan tersebut dan menyebutnya sebagai tidak berdasar.

Dalam wawancara dengan The New York Times, seorang pejabat intelijen Amerika Serikat mengklaim bahwa orang nomor dua al-Qaeda dan janda anak Bin Laden dibunuh oleh agen Zionis Israel di Tehran tiga bulan lalu atas perintah AS.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Saeed Khatibzadeh membantah laporan tesebut.

Khatibzadeh hari Sabtu (14/11/2020) mengatakan, kelompok teroris al-Qaeda lahir dari kebijakan yang salah AS dan sekutunya di kawasan.

"AS dan rezim Zionis dari waktu ke waktu mencoba untuk menggambarkan Iran sebagai bagian dari kelompok tersebut dengan berbohong dan membocorkan informasi palsu ke media untuk menghindari tanggung jawabnya atas kegiatan kriminal al-Qaeda dan kelompok teroris lainnya di kawasan," kata Khatibzadeh.

Dia juga menyinggung pendekatan anti-Iran yang diambil AS, dan menuturkan, bahwa meskipun AS tidak segan-segan menjatuhkan tuduhan palsu terhadap Iran di masa lalu, pendekatan ini telah menjadi tren permanen dalam pemerintahan AS saat ini dan Gedung Putih telah berusaha untuk melakukannya.

Jubir Kemlu Iran menjelaskan, pengulangan tuduhan semacam itu akan membawa lebih banyak langkah dalam implementasi rencana anti-Iran yang diagendakannya.

"Tidak ada keraguan bahwa tuduhan ini dibuat dalam konteks perang ekonomi, intelijen dan psikologis yang komprehensif terhadap rakyat Iran, dan bahwa media seharusnya tidak menjadi platform untuk menyebarkan kebohongan Gedung Putih yang bertujuan melawan Iran," tambahnya.

Jubir Kementerian Luar Negeri Iran menasihati media-media Amerika untuk tidak jatuh ke dalam perangkap pejabat AS dan rezim Zionis dalam skenario Hollywood. (RA)