Jul 06, 2024 11:15 Asia/Jakarta
  • Mohammad Mokhber dan Xi Jinping
    Mohammad Mokhber dan Xi Jinping

Mohammad Mokhber, Penjabat Presiden Republik Islam Iran, dan Presiden Cina Xi Jinping bertemu dan berdiskusi di sela-sela KTT ke-24 negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai di Astana, ibu kota Kazakhstan.

Dalam pertemuan tersebut, Mokhber menyampaikan rasa terima kasihnya atas simpati dan solidaritas pemerintah dan masyarakat Cina terhadap rakyat Iran atas meninggalnya Syahid Ayatullah Sayid Ebrahim Raisi dan rombongan.

Hubungan antara Tehran dan Beijing mengalami lompatan signifikan pada masa Presiden Sayid Ebrahim Raisi, dan sekarang, dengan tekad kedua belah pihak, hubungan ini berkembang lebih baik dari sebelumnya.

Oleh karena itu, Penjabat Presiden Republik Islam Iran menegaskan bahwa tekad para pemimpin Iran dan Cina untuk melanjutkan dan memperluas kerja sama bilateral di bidang ekonomi, perdagangan, dan energi adalah suatu hal yang serius.

Mohammad Mokhber, Penjabat Presiden Republik Islam Iran

Ali Jamali, pakar isu politik mengatakan:

“Hubungan antara Iran dan Cina memiliki dukungan historis, dan sejauh ini, meskipun ada upaya yang bias, tidak ada gangguan dalam hubungan ini. Iran dan Cina adalah dua negara penting di sepanjang Jalur Sutra, dan tidak ada keraguan bahwa pemerintahan baru Iran juga akan mengembangkan hubungan dengan Beijing secara serius."

Oleh karena itu, Presiden Cina Xi Jinping, saat bertemu dengan Mokhber, sekali lagi menyampaikan belasungkawa atas kesyahidan Presiden Republik Islam Iran dan para sahabatnya, serta memintanya untuk menyampaikan salam kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran.

Presiden Cina menyatakan hubungan kedua negara bersifat strategis dan menegaskan bahwa kebijakan Cina untuk memperluas hubungan dengan Republik Islam Iran tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Artinya, Tehran dan Beijing mengembangkan hubungan mereka di segala bidang tanpa dipengaruhi oleh kekuatan lain seperti Barat, dan dalam hal ini, mereka telah menandatangani perjanjian strategis yang berjangka waktu 25 tahun.

Menurut Xi Jinping, Cina menginginkan pembangunan dan kemajuan serta peningkatan kesejahteraan rakyat Iran, dan dalam hal ini, hubungan kedua pihak menjadi sasarannya.

Bagaimanapun, Iran dan Cina memiliki kapasitas yang besar untuk mengembangkan dan memperdalam hubungan, tapi jumlah perdagangan antara kedua negara tidak berada pada level yang diinginkan. Republik Islam Iran berharap Cina meningkatkan investasinya di Iran dengan mengalokasikan lebih banyak investasi  di Iran demi membuka lebh banyak bagian pasarnya bagi industri ekspor dan investasi di Iran.

Bendera Republik Islam Iran dan Cina

Tidak diragukan lagi, Iran dan Cina memiliki pasar yang menarik dan mengidentifikasi kapasitas ini dapat membantu mengembangkan kerja sama lebih jauh lagi.

Posisi strategis Iran di Asia Barat dan potensi energinya membuat organisasi trans-regional seperti Shanghai dan BRICS menganggap Iran sebagai mitra regional yang dapat diandalkan.(sl)

Tags