Strategi Logis dan Efektif Iran dalam Membela Front Perlawanan Menghadapi Rezim Zionis
(last modified Sun, 22 Dec 2024 03:15:56 GMT )
Des 22, 2024 10:15 Asia/Jakarta
  • Sayid Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Iran
    Sayid Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Iran

Sayid Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Iran menjelaskan sikap Republik Islam Iran mengenai perkembangan di kawasan dan dunia dalam wawancara eksklusif dengan televisi Mesir Al-Ghad di sela-sela KTT Negara-Negara Islam yang sedang berkembang yang dikenal sebagai D-8 di Kairo.

Merujuk pada rencana jangka panjang Amerika-Zionis untuk melemahkan dan memecah belah negara-negara Islam besar sejalan dengan kendali rezim pendudukan Israel atas kawasan Asia Barat, Menteri Luar Negeri Iran menekankan, Perilaku rezim Zionis selama perang Gaza dan genosida lebih dari 60.000 orang perempuan, anak-anak dan masyarakat sipil di Gaza dan Lebanon serta agresi rezim ini terhadap Suriah dan penghancuran infrastruktur pertahanan, ekonomi dan infrastruktur negara tersebut menunjukkan kebenaran peringatan Iran tentang ancaman Israel terhadap seluruh wilayah.

Menlu menyatakan bahwa tujuan utama terbentuknya poros perlawanan di kawasan adalah untuk melawan dan menghadapi pendudukan dan agresi rezim Zionis di Palestina serta untuk menegaskan hak-hak rakyat Palestina dan mengatakan, Meskipun mengalami kerugian dalam perkembangan setelah perang Gaza dan gugur syahidnya beberapa pemimpinnya, perlawanan memasukkan pukulan berat yang ditimpakan kepada penjajah dan pukulan inilah yang memaksa rezim Israel untuk bernegosiasi dan menerima gencatan senjata di Lebanon.

Setelah dimulainya operasi Badai Al-Aqsa, kondisi kawasan berubah tidak seperti sebelumnya dan kelompok perlawanan di berbagai front menghadapi Zionis dengan kekuatan dan persiapan yang tinggi.

Wawancara Sayid Abbas Araghchi, Menlu Iran dengan televisi Mesir Al-Ghad

Hasil dari operasi kelompok perlawanan adalah mundurnya dan kekalahan berturut-turut rezim Zionis. Perkembangan ini terjadi dalam situasi di mana Amerika dan pemerintah Barat mendukung Tel Aviv dengan seluruh kekuatan finansial dan senjata mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir, Republik Islam Iran sangat mementingkan kerja sama regional dalam kebijakan luar negerinya dengan tujuan melawan pengaruh asing dan upaya mereka untuk menciptakan krisis.

Hal ini terjadi dalam situasi di mana rezim Zionis selalu melanjutkan pendudukannya dengan dukungan Barat, dan dalam perkembangan saat ini di Suriah, rezim Zionis membenarkan tindakan pendudukannya dengan menginjak-injak resolusi PBB.

Rezim Zionis terus melanjutkan proses menciptakan ketegangan dan kelompok perlawananlah yang mampu mengalahkan Zionis di kawasan dengan pengetahuan dan kemampuan militer yang tinggi.

Kelompok perlawanan bertindak dengan inisiatif dan kemampuan mereka sendiri dalam menghadapi Zionis, dan mereka tidak memiliki afiliasi politik atau organisasi dengan Iran, tapi Republik Islam Iran memiliki kesamaan pendapat dengan kelompok perlawanan dalam mendukung rakyat Palestina dan berperang melawan rezim Zionis.

Rezim Zionis terpaksa merundingkan gencatan senjata karena kekalahan Front Perlawanan.

Kehadiran Iran di kawasan ini bertujuan untuk melawan konspirasi bersama antara rezim Zionis dan Amerika Serikat.

Perkembangan di Palestina dan Lebanon mengungkapkan bahwa Zionis tidak mempunyai titik akhir dalam pendudukan mereka, dan mereka tidak menahan diri dari tindakan destruktif atau konspirasi dalam mencapai tujuan jahatnya.

Tujuan utama Amerika dan rezim Zionis adalah menjarah sumber daya kawasan dan menghancurkan infrastruktur di Lebanon dan Palestina serta Suriah.

Kebijakan luar negeri Republik Islam Iran, mengingat perkembangan di Suriah, Lebanon dan Palestina, adalah mengembalikan perdamaian di kawasan dan menghentikan perang.(sl)