Lembaga AS Manakah yang Menjadi Pembeli Utama Senjata Biologis?
(last modified Mon, 03 Feb 2025 11:35:44 GMT )
Feb 03, 2025 18:35 Asia/Jakarta
  • Pentagon
    Pentagon

Parstoday- Wakil ketua Majelis Federasi Rusia, menyebut Departemen Pertahanan AS (Pentagon) sebagai pembeli utama senjata biologis.

Menurut laporan Parstoday mengutip IRNA, Konstantin Kosachev, wakil Ketua Majelis Federal Rusia di kanal Telegramnya menulis bahwa Pentagon adalah pembeli utama senjata biologis dan Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (United States Agency for International Development, USAID) yang menaunginya.

 

Konstantin Kosachev menekankan bahwa untuk saat ini adalah pembicaraan mengenai sejumlah laboratorium biologis Amerika Serikat di seluruh dunia, termasuk di Ukraina.

 

Petinggi Rusia ini menjelaskan bahwa laboratorium-laboratorium tersebut mendapat dukungan finansial dari USAID.

 

Elon Musk, penanggung jawab Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) di kabinet Donald Trump, dalam statemennya mengenai jaminan anggaran pengembangan senjata biologis oleh USAID, secara tidak sengaja mengonfirmasi informasi tentang laboratorium kimia AS di seluruh dunia dan mengungkapkan rahasianya.

 

Menanggapi hal ini, Konstantin Kosachev, wakil Ketua Majelis Federasi Rusia, menulis di saluran Telegramnya bahwa Elon Musk mengungkapkan salah satu rahasia negara yang selalu berusaha disembunyikan oleh Amerika.

 

Laporan menunjukkan bahwa kemarin, Elon Musk menuduh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat, USAID, mendanai pengembangan senjata biologis, termasuk patogen Covid-19.

 

Associated Press (AP) mengutip sumber melaporkan bahwa dua direktur keamanan lembaga tersebut sedang menjalani cuti administratif karena konflik dan pertentangan terhadap Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru dibentuk, yang menolak memberikan akses ke informasi rahasia (data yang diklasifikasi) kepada departemen Musk.

 

Sebelumnya, NBC News melaporkan bahwa lebih dari 50 pegawai Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) telah ditempatkan pada cuti administratif dengan gaji dan tunjangan penuh hingga pemberitahuan lebih lanjut.

 

Berbagai laporan menyebutkan bahwa alasan tindakan tersebut adalah ditemukannya sejumlah langkah di dalam USAID yang sepertinya dilakukan untuk menghindari perintah eksekutif Presiden AS. (MF)