Pasca Agresi Israel, Iran Tidak Tertarik Lanjutkan Perundingan dengan AS
Analis internasional menilai Iran telah menjadi sasaran serangan militer Israel yang tidak beralasan, dan memiliki hak yang sah untuk membela diri,
Tehran, Pars Today, menurut Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan dalam situasi ini, Teheran dapat menggunakan kemampuannya untuk membuat Amerika Serikat mengalami kekalahan sebelumnya di Vietnam dan Afghanistan.
Menurut Pars Today, analis hubungan internasional, Igor Matveev dalam sebuah wawancara dengan IRNA hari Jumat mengatakan,"Dari sudut pandang hukum, serangan Israel yang tidak beralasan terhadap Iran sebagai negara yang merdeka dan berdaulat sama sekali tidak dapat diterima."
"Dari sudut pandang politik, serangan Israel terhadap Iran adalah tindakan yang sangat berbahaya yang membahayakan prospek terciptanya perdamaian di Asia Barat dan membawa risiko perang besar yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan awal dari Perang Dunia III," ujar Matveev.
"Saya pribadi percaya bahwa setelah tindakan Tel Aviv ini, Tehran tidak akan lagi tertarik untuk melanjutkan dialog diplomatik yang sia-sia dengan Trump" tegasnya.
Igor Matveyev mencatat,"Situasi ini merupakan kekalahan lain bagi pemerintahan AS saat ini dan secara serius merusak citra pribadi Trump di kawasan yang disebutnya sebagai belahan bumi selatan."
Ia juga mengatakan,"Dalam jangka waktu yang sangat pendek, Israel mungkin dianggap telah melakukan serangan yang berhasil dengan dukungan Washington. Tetapi dalam jangka panjang, Tel Aviv akan menghadapi tindakan balasan dari Iran dan kelompok perlawanan lainnya, Israel akan mengulangi pengalaman kekalahan Amerika di Vietnam dan Afghanistan."
Pakar tersebut mencatat,"Serangan Israel terhadap Iran dan penargetan warga sipil tidak hanya melanggar hukum internasional tetapi juga prinsip moral."
Ia menambahkan,"Dalam serangan ini, warga sipil, termasuk sekelompok ilmuwan Iran, tewas, dan dari perspektif ini, tindakan Israel juga tidak dapat diterima."
Tamatov menekankan,"Tidak diragukan lagi, tindakan Israel dalam membunuh warga sipil, wanita, dan anak-anak yang tidak bersalah adalah kejahatan perang."
Analis tersebut mengatakan,"Banyak negara selatan, seperti mayoritas dunia, akan mengutuk serangan Israel ini, dan sementara itu, beberapa negara Eropa seperti Belgia, Irlandia, Luksemburg, dan Spanyol mungkin akan bergabung dengan para pengkritik serangan ini."
Mengacu pada pernyataan Presiden AS Trump pada hari Jumat, ia berkata,"Sebaliknya, Amerika Serikat dan sekutunya akan tetap menjadi pendukung terkuat Israel."
"Ini berarti bahwa organisasi internasional mungkin gagal mengutuk serangan Israel dengan satu suara, bahkan dari perspektif kemanusiaan. Namun, kita harus menunggu hasil pertemuan Dewan Keamanan PBB mendatang yang didedikasikan untuk serangan Israel terhadap Iran," papar Metveev.
"Saya pribadi percaya bahwa Badan Energi Atom Internasional akan mencoba menjauhkan diri dari masalah ini dan tetap berada di bawah pengaruh kekuatan Barat," tambahnya.(PH)