Jubir Kemlu Iran: Sejarah Buktikan Jerman dan Prancis Selalu Berada di Pihak Penjahat
Menanggapi pernyataan anti-Iran yang terang-terangan dari pejabat Jerman, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan,"Jerman memicu dua perang dunia, tetapi orang Iran, atas dasar rasa kemanusiaan, melindungi orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari serangan Hitler."
Tehran, Pars Today- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei Hamaneh, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran mereaksi pernyataan pejabat Jerman dengan mengatakan,"Ingatlah fakta sejarah; Jerman memicu dua perang dunia, tetapi orang Iran, dengan rasa kemanusiaan, memberi perlindungan kepada orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari serangan Hitler."
"Cobalah tanya para penyintas pengungsi Polandia-Prancis yang menerima paspor Iran untuk mengamankan dirinya dari Hitler," tegas Jubir Kemlu Iran.
"Mereka yang selalu berdiri di sisi sejarah yang salah, lebih baik tetap diam sekarang," tegasnya.
Setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan di Riyadh, Menteri Luar Negeri Jerman dalam pernyataannya mengklaim bahwa program nuklir Republik Islam Iran tidak hanya mengancam rezim Israel, tetapi juga Arab Saudi dan stabilitas seluruh kawasan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran juga menyebut pernyataan Presiden Prancis memalukan setelah panggilan teleponnya dengan Presiden Iran dan menggambarkan kemunafikan itu sebagai aksi ironis.
Menanggapi pernyataan intervensionis Presiden Prancis itu, Baghaei Hamaneh mengatakan,"Itu memalukan; Israel menargetkan fasilitas nuklir damai; mengebom rumah-rumah dan membunuh warga Iran dengan kejam dan jelas-jelas melanggar hukum internasional, sementara Presiden Prancis memutuskan untuk mendistorsi program nuklir Iran."
Setelah percakapan telepon dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Presiden Prancis Emmanuel Macron menulis dalam sebuah pesan dalam bahasa Persia: "Saya telah mengundang Presiden Iran untuk kembali ke meja perundingan sesegera mungkin."...(PH)