Prioritas RI: Keselamatan dan Kehidupan Masyarakat Afghanistan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (13/09/2021) menggelar konferensi tentang bantuan di Jenewa dalam upaya mengumpulkan lebih dari 600 juta dolar AS (Rp8,5 triliun) untuk mencegah krisis kemanusiaan di Afghanistan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan.
Bahkan sebelum Kabul jatuh ke tangan Taliban pada Agustus, setengah dari populasi Afghanistan --sekitar 18 juta orang-- bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Angka itu tampaknya akan meningkat akibat kekeringan serta kekurangan uang tunai dan makanan, kata para pejabat PBB dan beberapa kelompok bantuan kemanusiaan.
Pemutusan tiba-tiba sumbangan asing senilai miliaran dolar, menyusul runtuhnya pemerintah dukungan Barat di Afghanistan dan kemenangan Taliban, telah menambah lebih banyak tekanan pada program-program PBB.
Namun, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan organisasinya sedang menghadapi kesulitan finansial.
"Saat ini PBB bahkan tidak mampu membayar gaji karyawannya sendiri," kata Guterres kepada wartawan pada Jumat (10/9).
PBB menyelenggarakan Konferensi Jenewa, pada Senin sore, yang akan dihadiri oleh para pejabat tinggi PBB termasuk Guterres, kepala Komite Internasional Palang Merah Peter Maurer, serta puluhan perwakilan pemerintah berbagai negara, dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
Selain Menlu RI, pertemuan itu juga diikuti oleh para menlu dari 35 negara, antara lain Jerman, Inggris, Turki, Pakistan, Iran, Uni Emirat Arab, dan Norwegia.
Sementra itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat mengikuti secara virtual Pertemuan Tingkat Tinggi PBB untuk Situasi Kemanusiaan di Afghanistan menekankan bahwa keselamatan dan kehidupan warga Afghanistan harus menjadi prioritas utama.
"Keselamatan dan kehidupan masyarakat Afghanistan adalah prioritas utama," kata Menlu Retno Marsudi dalam pernyataannya ketika mengikuti pertemuan virtual tersebut, menurut keterangan Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Selasa.
Pertemuan Tingkat Tinggi PBB dilaksanakan secara virtual pada Senin (13/9) untuk menggalang dukungan negara-negara bagi bantuan kemanusiaan di Afghanistan.
Dalam pembukaan pertemuan, Sekjen PBB menyampaikan bahwa kondisi kemanusiaan di Afghanistan telah menjadi salah satu krisis kemanusiaan terparah di dunia dalam sejarah.
Situasi kemanusiaan di negara itu makin diperparah dengan adanya kekeringan, kerusakan infrastruktur layanan publik mendasar, serta pandemi COVID-19.
Saat ini diperkirakan lebih dari 11 juta warga Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan darurat. Untuk itu, dibutuhkan setidaknya pendanaan sebesar 606 juta dolar AS untuk situasi di Afghanistan.
Sekjen PBB mengimbau dukungan negara-negara, terutama secara finansial, untuk memastikan keberlangsungan bantuan bagi masyarakat Afghanistan yang membutuhkan.
Indonesia terus mengharapkan adanya pemerintahan yang inklusif, perlindungan hak asasi manusia (HAM) dan upaya mencegah merebaknya terorisme di Afghanistan.
Menlu RI menekankan bahwa pemerintahan yang inklusif adalah kondisi yang penting untuk mewujudkan Afghanistan yang aman serta dapat memulihkan kembali kepercayaan komunitas internasional.
Terkait situasi kemanusiaan terkini, Menlu Retno menegaskan bahwa komunitas internasional memegang tanggung jawab untuk memastikan bantuan tersampaikan secara cepat dan lancar.
"Indonesia berkomitmen memberikan bantuan sebesar 3 juta dolar AS kepada masyarakat Afghanistan, melalui mitra lokal yang terpercaya," ujar Menlu Retno saat menyampaikan tentang dukungan konkret Indonesia.
Dari total bantuan Indonesia tersebut, sebesar 150.000 dolar AS diperuntukkan bagi bantuan kemanusiaan dalam situasi darurat.
Sementara sebesar 2,85 juta dolar AS ditujukan untuk mendukung pembangunan di Afghanistan selama 3 tahun ke depan, khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, pemberdayaan perempuan, dan pertambangan.
Pada akhir pernyataannya, Menlu Retno menyampaikan komitmen berkelanjutan Indonesia untuk terus mendukung upaya perbaikan dan pembangunan kembali Afghanistan.
Menurut dia, solidaritas internasional dalam pertemuan tersebut merupakan momentum yang baik untuk mendorong lompatan positif bagi tercapainya perdamaian berkelanjutan bagi masyarakat Afghanistan.
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, Indonesia telah secara konsisten memberikan bantuan bagi pembangunan di Afghanistan.
Total bantuan yang telah disampaikan oleh Indonesia kepada Afghanistan hingga saat ini mencapai 10 juta dolar AS. (Antaranews)