Kedatangan Jutaan Vaksin, Indonesia Tetap Waspada
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat tidak panik terkait varian baru COVID-19, Omicron, akan tetapi tetap meningkatkan kewaspadaan, salah satunya taat melaksanakan protokol kesehatan.
"Tentunya kita tidak perlu panik tetapi kita harus tetap meningkatkan kewaspadaan kita," ujar dia dalam konferensi pers PPKM yang dipantau virtual dari Jakarta, sebagaimana dikutip Parstodayid dari Antara, Jumat (03/12/2021).
Dia menjelaskan terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan secara bersama-sama untuk memastikan kewaspadaan tersebut, yaitu memastikan penerapan protokol kesehatan meski telah divaksin.
Selain itu, perlu dilakukan upaya penemuan kasus yang dilanjutkan dengan pemeriksaan varian, memperkuat pelacakan kontak kasus yang muncul dalam bentuk klaster, dan mempercepat cakupan vaksinasi di Indonesia.
Dia memastikan Indonesia memiliki kapasitas sistem deteksi varian COVID-19 yang sudah terbentuk mulai dari level nasional sampai dengan di tingkat daerah. Hal itu untuk memantau kemungkinan adanya varian baru, baik kasus impor maupun potensi yang muncul di dalam negeri.
Dia meminta semua pihak waspada jika terjadi peningkatan kasus yang tidak biasa atau munculnya klaster besar. Tanda-tanda lain, seperti peningkatan kasus pada orang yang telah divaksinasi maupun peningkatan keparahan pada pasien COVID-19.
Sementara itu, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi COVID-19 agar dapat menekan virus untuk berkembang biak di dalam tubuh.
"Jadi kalau kita divaksin maka virusnya tidak mendapatkan tempat berkembang biak di dalam tubuh kita," ujar Spesialis Mikrobiologi Klinis sekaligus Anggota Bidang Penanganan Kesehatan dan Panel Ahli Satgas Penanganan COVID-19, Budiman Bela dalam bincang-bincang bertema " Ada Apa COVID-19 di Eropa?" yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan, mutasi virus akan lebih cepat muncul pada keadaan di mana virusnya diberi kesempatan untuk bereplikasi dengan baik, salah satu yang bisa mengakibatkan virus bisa bereplikasi dengan baik adalah kondisi imunitas yang kurang baik.
Indonesia Menerima Vaksin AstraZeneca dan Covovax
Indonesia kedatangan jutaan dosis vaksin AstraZeneca dan Covovax melalui dua tahap kedatangan pada Kamis (2/12).
"Lancarnya kedatangan vaksin, membuat upaya percepatan dan perluasan program vaksinasi jadi lebih optimal," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, dalam siaran pers, dikutip Jumat.
Kedatangan vaksin tahap 144 dan 145 berlangsung Kamis (2/12) pukul 22:10 dan 22:40, masing-masing berupa 656.000 dosis AstraZeneca dan 4.865.500 Covovax. Total vaksin yang tiba di Indonesia kemarin adalah 5.521.500 juta dosis dari kedua merk tersebut.
Pengadaan vaksin COVID-19 merupakan salah satu komitmen pemerintah untuk mengamankan ketersediaan vaksin di Indonesia. Selain mendatangkan vaksin, pemerintah juga terus meningkatkan capaian vaksinasi di daerah.
Indonesia mengalami tantangan dalam membangun herd immunity atau kekebalan kelompok lantaran kondisi geografis dan jumlah penduduk yang banyak.
Usman mengatakan butuh kerja sama dan peran serta dari semua elemen agar program vaksinasi nasional ini bisa semakin cepat dan luas. Peran serta dan partisipasi masyarakat dalam hal ini tidak kalah penting.
Pemerintah tidak bosan mengajak seluruh masyarakat segera divaksinasi, tidak perlu pilih-pilih vaksin, karena semua vaksin aman dan berkhasiat.
"Vaksinasi bukan sekadar upaya untuk melindungi diri, melainkan juga untuk melindungi keluarga dan seluruh masyarakat," kata Usman. (Antaranews)