Kemajuan Iran di Teknologi Nuklir; Kebanggaan Abadi
(last modified Sat, 06 Nov 2021 13:27:10 GMT )
Nov 06, 2021 20:27 Asia/Jakarta
  • Progam nuklir damai Iran
    Progam nuklir damai Iran

Cadangan uranium yang diperkaya 20 persen di Republik Islam Iran dilaporkan telah mencapai lebih dari 210 kg dan negara ini juga memproduksi uranium yang diperkaya 60 persen sebanyak 25 kg.

Juru Bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Behrouz Kamalvandi mengatakan bahwa cadangan uranium dengan pengayaan 20 persen di negaranya telah melebihi 210 kilogram, dan sejauh ini pengayaan uranium 60 persen telah diproduksi sebesar 25 kilogram.

Juru Bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Behrouz Kamalvandi

Kemajuan besar Iran di bidang teknologi nuklir dimaksudkan untuk memanfaatkan teknologi ini untuk kepentingan damai.

Iran meyakni bahwa senjata nuklir dan seluruh senjata pemusnah massal harus dicabut sampai akarnya. Berdasarkan berbagai laporan, keberadaan lebih dari 14 ribu hulu ledak nuklir dan potensi penggunaannya merupakan ancaman bagi manusia dan bumi.

Bertrand Goldschmidt, mantan ketua Dewan Gubernur IAEA seraya mengkritik pendekatan sepihak dan tanpa niat baik sejumlah negara Barat mengatakan, "Pendekatan irasional kekuatan besar seperti Amerika mendorong munculnya krisis serius politik, keamanan dan militer di tingkat dunia, serta menciptakan kondisi yang mengancam perdamaian dan keamanan global."

Republik Islam Iran pada 28 Oktober mengusulkan sebuah resolusi yang meminta negara-negara anggota Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT) menjalankan komitmen penuhnya untuk menghancurkan arenal nuklir mereka. Resolusi ini berhasil diratifikasi di Komite Satu Majelis Umum PBB dengan dukungan mayoritas negara anggota PBB.

Teknologi nuklir, bagaimanapun, menarik bagi banyak negara karena aplikasinya yang meningkat di berbagai bidang industri, kedokteran, serta pasokan energi bersih. Dalam industri nuklir, Iran, menggunakan kemampuan asli di negara itu, telah memusatkan kegiatannya di empat bidang: menyelesaikan siklus bahan bakar, akses ke teknologi maju, produksi energi dan penggunaan radiasi dalam kegiatan pertanian, industri dan medis. Iran di sektor ini telah membuat kemajuan yang signifikan.

Iran membuktikan kemampuan ilmiahnya dengan mencapai 20 persen bahan bakar dalam waktu sesingkat mungkin. Saat ini, reaktor riset Teheran menggunakan bahan bakar pelat yang dibuat oleh Organisasi Energi Atom Iran (AEOI). Meningkatkan tingkat pengayaan uranium sebenarnya merupakan bagian dari kemampuan teknologi asli Iran dalam teknologi nuklir dengan penekanan pada tujuan damai. Republik Islam Iran telah memulai pengayaan 60 persen dalam implementasi undang-undang "Tindakan Strategis untuk Mencabut Sanksi dan Melindungi Kepentingan Bangsa Iran" yang disetujui oleh parlemen. 60 persen uranium yang diperkaya digunakan dalam produksi elemen "molibdenum" untuk digunakan dalam pembuatan berbagai radiofarmasi. Pengayaan uranium tidak bertentangan dengan kegiatan nuklir konvensional.

Republik Islam Iran di setiap langkahnya yang diambil di sektor industri nuklir senantiasa patuh pada komitmen nuklirnya dan dalam koridor ketentuan serta pengawasan berkesinambungan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) meraih prestasi dan teknologi nuklir.

Rahbar Ayatullah Khamenei

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei berulang kali menekankan bahwa Tehran tidak ingin memproduksi senjata nuklir dan tujuan Iran adalah menggapai teknologi nuklir damai.

Di pertemuannya dengan sejumlah cendikiawan dan ilmuwan Iran, Rahbar mengatakan, "Jika ilmu terpisah dari budaya yang benar, maka akan menyeleweng. Ilmu nuklir yang bermanfaat ketika tidak dibarengi dengan budaya cinta kemanusiaan, akan berujung pada bom nuklir dan dewasa ini tetap menjadi ancaman. Kami meski mampu, secara tegas dan berani tidak akan masuk ke zona ini; Baik memproduksi atau pun menyimpan bom atom, itu sebuah kesalahan, sama seperti penggunaannya adalah haram hukumnya." (MF)