Pidato Rahbar Memperingati 19 Dey
(last modified Sun, 09 Jan 2022 09:48:01 GMT )
Jan 09, 2022 16:48 Asia/Jakarta
  • Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.
    Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato untuk memperingati peristiwa 19 Dey pada hari Minggu, 9 Januari 2022.

Tanggal 19 Dey 1356 HS, warga kota Qom, Iran menggelar demonstrasi besar-besaran untuk menentang kediktatoran rezim Shah Pahlevi. Unjuk rasa ini merupakan unjuk rasa luas pertama yang terjadi di Iran setelah 14 tahun berlalu sejak Kebangkitan 5 Januari 1964.

Aksi ini semakin membangkitkan jiwa perjuangan rakyat Iran untuk melawan rezim tiran yang didukung Amerika Serikat. Demonstrasi tersebut merupakan respon terhadap publikasi artikel yang menghina Imam Khomeini di sebuah surat kabar terbitan Tehran, Ettela'at.

Pada hari itu, ulama, santri dan masyarakat kota Qom berkumpul di masjid A'zam dan menyerukan yel-yel anti rezim Shah. Aparat keamanan merespon demonstrasi ini dengan senjata sehingga banyak pendemo yang gugur syahid atau terluka.

Sebagian besar ulama kota Qom diasingkan oleh rezim Shah ke kota-kota lain. Setahun kemudian, Revolusi Islam meraih kemenangannya di Iran dan rezim Shah berhasil digulingkan.

"Perlawanan rakyat Qom pada 19 Dey adalah sumber dari gerakan yang mengarah pada kemenangan Revolusi Islam," kata Rahbar dalam konferensi video dengan warga Qom, Minggu (9/1/2022).

Ayatullah Khamenei menambahkan, hari ini kita sedang berbicara tentang insiden penting dan bersejarah yang terjadi pada 19 Day 1356 HS.

"Beberapa peristiwa bersejarah yang memiliki tema mendalam dan menyampaikan pesan-pesan penting kepada orang-orang dari generasi berikutnya, harus bertahan dan harus dibahas. Kita tidak boleh membiarkan debu lupa penutupi hakikat peristiwa-peristiwa besar ini. Demikian juga dengan peristiwa 19 Day," ujar Rahbar.

Ayatullah Khamenei  menegaskan, insiden 19 Dey adalah sumber perubahan besar. Menurutnya, insiden ini dan akibatnya adalah tanda kedalaman keagamaan masyarakat. (RA)