Saat Iran Protes Kekebalan Hukum MKO di Barat
Deputi bidang internasional Mahkamah Agung Iran dan staf HAM Republik Islam Iran, Kazem Gharibabadi di suratnya kepada sekjen PBB, Komisaris Tinggi HAM PBB, Ketua Dewan HAM, ketua berbagai dewan, komisi dan parlemen Eropa, memprotes pemberian kekebalan hukum oleh negara Barat kepada kelompok teroris munafikin Organisasi Mujahidin Khalq (MKO).
Gharibabadi seraya menyinggung kejahatan tak terhidung anasir MKO terhadap rakyat Iran, Irak dan Suriah menulis, kelompok teroris ini dengan catatan hitamnya, sejak awal memiliki organisasi administratif di sejumlah negara Eropa dan meski ada banyak permintaan dan dokumentasi dari Iran, anasir MKO masih berkeliaran bebas di negara-negara Eropa, serta sejumlah negara ini berubah menjadi tempat aman bagi anasir teroris ini.
Mengingat pemberian kekebalan hukum oleh negara-negara Barat kepada MKO dan karpet merah bagi kehadiran mereka di pertemuan dan sidang pemerintah serta parlemen dan bahkan dukungan materi serta spiritual kepada mereka, sangat disayangkan beberapa waktu lalu kita menyaksikan para pemimpin kelompok berbahaya ini mengenakan kedok HAM dan mengaku sebagai pendukung hak asasi manusia.
Salah satu pendekatan ganda Barat, khususnya negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, dalam memerangi terorisme adalah interaksi yang mereka lakukan dengan kelompok teroris munafikin MKO selama empat dekade terakhir, dan markas kelompok tersebut di Prancis berada di bawah perlindungan polisi. Kelompok teroris munafikin MKO mengambil keuntungan penuh dari kebebasan yang dinikmatinya di Barat, terutama di Eropa.
Ketika nama MKO tercatat di list kelompok teroris, mereka malah diberi ijin untuk melakukan pertemuan di berbagai negara Eropa, dan meski Barat berulang kali mengungkap hubungan misterius dan sektarian dan pelanggaran hak asasi manusia dalam hubungan internal anasir MKO, tapi tidak ada upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan individu yang terjebak oleh kelompok ini. Juga, anasir MKO, yang selalu menjadi infanteri rezim Ba'ath di Irak dan yang telah melakukan banyak kejahatan terhadap rakyat Irak, berada di bawah perlindungan militer Amerika segera setelah pendudukan Irak. Tentu saja, anasir MKO telah bekerja sama dengan kelompok teroris di Suriah sejak 2011.
Meski MKO memiliki catatan kejahatan, tapi Washington merelokasi banyak anasir kelompok teroris ini ke Albania. Tujuan Amerika memindahkan mereka ke negara lain adalah anasir ini menjadi alat bagi kepentingan Amerika khususnya mengenalkan MKO sebagai kelompok oposisi dan pemanfaatan anasirnya untuk tujuan seperti spionase dan aksi-aksi teror terhadap Iran.
Di sisi lain, Amerika dan Uni Eropa mencoret MKO dari list kelompok teroris. Sejumlah pejabat Amerika seperti John Bolton, penasihat keamanan nasional AS di era Presiden Donald Trump menerima sejumlah uang dari kelompok teroris ini sebagai imbalan mendukung MKO.
Joanne Stocker, editor The Defense Post yang selama bertahun-tahun fokus pada MKO menulis menurut perkiraannya, John Bolton sampai saat ini telah menerima lebih dari 180 ribu dolar dari MKO dan sebagai imbalannya, ia mempropagandakan kelompok ini.
Meski demikian MKO dari sisi politik lemah. Pertama, MKO mengingat kejahatan besarnya terhadap bangsa Iran, catatan sebagai pasukan bayaran rezim Baath Irak dan juga agen bagi dinas intelijen Israel dan Barat, tidak memiliki posisi dan legalitas di mata rakyat Iran.
Hal lain adalah banyak anasir MKO yang usianya melewati paruh baya dan secara bertahap mencapai usia tua yang bukan saja kehilangan efektivitasnya, bahkan mereka tidak lagi memiliki nilai operasional. Sementara perekrutan MKO juga sangat sedikit, oleh karena itu, kini kelompok teroris ini sekedar menampilkan langkah-langkah simbolis.
Sementara di sisi lain, meski MKO ditempatkan di Albania, rakyat negara ini semakin menyadari kejahatan yang dilakukan oleh kelompok teroris ini berkat pencerahan media dan publikasi artikel yang mengkritik kelompok ini di Albania. Dan aksi protes menentang keberadaan MKO di Albania juga meningkat.
Secara umum, MKO adalah kelompok yang gagal dan pecundang yang dimanfaatkan oleh Eropa dan Amerika untuk menjalankan kebijakan anti-Irannya dengan memberi mereka kekebalan hukum dan sangat bergantung kepadanya, padahal kegagalan metode ini telah berulang kali terbukti. (MF)