Apr 09, 2022 19:00 Asia/Jakarta

Khutbah Jumat di Eslamshahr disampaikan oleh Hujjatul Islam Mohammad Nowruzi yang sekaligus sebagai Imam Salat Jumat di kota ini pada 8 April 2022. Eslamshahr adalah ibukota Kabupaten Eslamshahr, Provinsi Tehran, Republik Islam Iran.

Dalam Khutbah Jumat pertama, Hujjatul Islam Nowruzi menyinggung keutaman bulan suci Ramadan dan amalan-amalan di dalamnya.

Khatib Shalat Jumat di Eslamshar lebih lanjut menyerukan penyelidikan serius atas insiden di kota Mashhad, Iran yang menyebabkan dua ulama dan santri gugur. Dia mengecam keras aksi kejahatan tersebut.

Seorang pria takfiri menyerang tiga ulama (santri) dengan pisau di area Haram Suci Imam Ridha as di kota Mashhad pada Selasa sore. Salah satu ulama meninggal dunia di tempat, dan yang kedua meningal dunia pada hari Kamis. Sementara yang ketiga masih dirawat di rumah sakit.

Penyerang telah ditangkap dengan bantuan polisi dan unit perlindungan, dan telah diserahkan kepada keamanan Iran untuk diproses kasusnya. Terkait hal ini, Hujjatul Islam Nowruzi mengatakan, pelaku penyerangan dan penodaan terhadap kesucian Haram Imam Ridha as, Cicit Rasulullah Saw ini harus diukum berat.

"Sayangnya, peristiwa pahit yang menyebabkan gugur syahidnya dua santri Basij yang telah mengabdi di bidang kegiatan jihad ini, muncul banyak interpretasi yang dibuat di dunia maya, yang terkadang jauh dari kenyataan," kata Hujjatul Islam Nowruzi dalam khutbah Jumat petama, seperti dikutip IRIB, Jumat (8/4/2022).

Dia menambahkan, peradilan harus serius menyelidiki dan menindaklanjuti secara transparan sehingga semua dimensi tindakan mengerikan ini dapat menjadi jelas.

Dalam Khutbah Jumat kedua, Hujjatul Islam Nowruzi menyinggung blokade Yaman yang dilakukan oleh pasukan koalisi agresor pimpinan Arab Saudi.

"Rakyat Yaman yang tertindas berada di bawah blokade dan pengepungan parah dari semua sisi dan menghadapi banyak masalah dalam penyediaan obat-obatan dan bahan makanan," ujarnya.

Khatib Salat Jumat Eslamshahr menegaskan, perlawanan rakyat Yaman terhadap musuh yang menindas telah berlangsung selama tujuh tahun, dan sampai hari ini, para pengklaim penuntut hak asasi manusia dan negara-negara kuat di dunia tetap diam dan bungkam.

"Kami berharap bahwa semua negara Islam (Muslim) segera akan mendapatkan kemerdekaan dan kebebasan mereka," pungkasnya. (RA)

Tags