Hari Ini, Pejabat Kehakiman Iran Bertemu Rahbar
Kepala, staf dan pejabat Lembaga Kehakiman Republik Islam Iran bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di Tehran pada hari Selasa, 28 Juni 2022.
Pertemuan tersebut digelar dalam kerangka memperingati Hari Kehakiman dan Hari Kesyahidan Ayatullah Doktor Beheshti dan rekan-rekannya.
Tanggal 7 Tir 1360 HS, 72 anggota Partai Jomhouri-e Eslami Iran, termasuk Ayatullah Beheshti, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung Iran, gugur syahid akibat serangan bom di gedung markas partai tersebut.
Peledakan gedung markas Partai Republik Islam itu dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin al-Khalq yang berkonspirasi dengan negara-negara Barat. Gugur 72 tokoh garis depan Revolusi Islam Iran itu telah memberikan pukulan keras terhadap Republik Islam Iran yang baru berdiri 2 tahun.
Namun, berkat dukungan besar dari rakyat Iran terhadap revolusi, Republik Islam tetap tegak berdiri meskipun berkali-kali didera peristiwa teror, termasuk agresi yang dilakukan oleh negara tetangganya, Irak.
Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan para pejabat Kehakiman Iran menyebut buah dari perlawanan terhadap musuh adalah kemenangan dan kemajuan.
"Alasan keunggulan dan kemenangan bangsa Iran, dan pemerintahan Republik Islam Iran yang menakjubkan di hadapan berbagai peristiwa besar serta pahit pada tahun 1981 adalah perlawanan, kerja keras dan tidak gentar pada musuh. Inilah sunatullah yang terulang di setiap pemerintahan, dan kita harus tahu bahwa Tuhan di tahun 2022 tidak lain adalah Tuhan pada tahun 1981," paparnya.
Rahbar kemudian memberikan sejumlah contoh dari sunatullah dan hukum Ilahi yang dijelaskan di dalam Al Quran terkait buah dari membantu agama Allah atau akibat dari mengingkari nikmat-nikmat-Nya.
"Al Quran sarat dengan kandungan-kandungan tentang sunatullah, dan kesimpulannya adalah, jika sebuah masyarakat berdiri melawan musuh atau menjalankan kewajiban dengan bertawakal kepada Allah Swt, maka hasilnya adalah kemenangan dan kemajuan, akan tetapi jika saling bertikai, cari aman, dan malas, maka hasilnya adalah kekalahan," imbuh Rahbar.
Ayatullah Khamenei juga menyinggung kehebohan musuh di beberapa kesempatan karena sejumlah kelemahan dan kekurangan di dalam negeri Iran.
"Baik pada tahun 1981 maupun tahun-tahun setelahnya, musuh dalam beberapa kasus gempar, berharap dan mengira Republik Islam Iran dan pemerintahannya sedang runtuh, tapi harapan itu berubah menjadi keputusasaan, masalah mereka adalah tidak mengetahui akar dari keputusasaan ini," jelasnya.
Rahbar menegaskan, musuh tidak bisa memahami bahwa di dunia ini selain kalkulasi politik, terdapat kalkukasi-kalkulasi lain yang tidak lain adalah sunatullah. (RA)