Abdollahian: Terbukanya Jendela Diplomasi karena Inisiatif Iran
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian Senin (11/7/2022) di Tweetnya menjelaskan bahwa jika sampai saat ini jendela diplomasi tetap terbuka, itu dikarenakan inisiatif stabil Iran.
"Presiden AS Joe Biden tidak dapat memaksakan pandangan sepihak negaranya dengan menebar tudingan dan sanksi," ungkap Amir-Abdollahian.
Perundingan Doha digelar 28-29 Juni 2022, setelah perundingan Wina terhenti selama tiga setengah bulan, antara Iran dan Amerika secara tidak langsung dan difasilitsi oleh Enrique Mora, deputi kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa.
Perundingan di Wina mengalami kemajuan berkat inisiatif tim juru runding Iran, tapi kelambanan pihak Barat khususnya pemerintah Joe Biden untuk mengkompensasi langkah ilegal pemerintah Amerika sebelumnya dan berlanjutnya kampanye represi maksimum memicu keraguan atas keseriusan negara ini untuk kembali ke JCPOA dan berlarut-larutnya proses negosiasi.
Setelah berakhirnya perundingan Doha, Juru bicara Kemenlu Iran, Nasser Kanaani di statemennya seraya menjelaskan bahwa pandangan dan usulan praktis Iran terkait isu-isu yang tersisa telah digulirkan dan pihak seberang juga telah memberikan pertimbangannya, mengatakan, mengenai kelanjutan jalur dan tahap pembicaraan selanjutnya, Ali Bagheri, kepala negosiator Republik Islam Iran, dan Mora akan saling menghubungi.
Menurut laporan Iran Press, Hossein Amir-Abdollahian di cuitaannya kemarin seraya menekankan bahwa diplomasi bukan jalan satu arah menambahkan, untuk mencapai kesepakatan final dibutuhkan fleksibilitas, inisiatif dan berani menerima realita oleh Amerika.
Republik Islam Iran sebagai negara yang bertanggung jawab menyatakan, mengingat bahwa Amerika merupakan pihak yang melanggar kesepakatan JCPA, maka Washington harus kembali ke kesepakatan dengan mencabut sanksi dan implementasi komitmen Amerika nantinya akan dievaluasi.
Menlu Iran sebelumnya di tweetnya seraya menyingung kontak telepon hari Selasa 5 Juli dengan Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa menekankan, Amerika yang harus memutuskan apakah ingin mencapai kesepakatan atau masih tetap bersikeras melanjutkan tuntutan sepihaknya. (MF)