Iran Gandeng SCO Lawan Unilateralisme AS
(last modified Sat, 17 Sep 2022 04:48:16 GMT )
Sep 17, 2022 11:48 Asia/Jakarta

Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi dalam pertemuan puncak KTT ke-22 negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) menegaskan sejumlah isu penting, terutama unilateralisme AS yang saat ini menjadi penghambat kemajuan negara-negara dunia.

Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran melakukan perjalanan ke Uzbekistan pada hari Rabu sebagai kepala delegasi tingkat tinggi negaranya untuk berpartisipasi dalam KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai. Pada hari pertama pertemuan bilateral antara Iran dan Uzbekistan, sebanyak 17 dokumen kerja sama ditandatangani antara kedua negara.

Raisi juga bertemu dan berbicara dengan para pejabat tinggi yang hadir pada KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai, termasuk presiden Rusia, Tajikistan, Uzbekistan, Kirgistan, Cina, Belarus, Perdana Menteri Pakistan dan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Shanghai untuk membahas pengembangan hubungan regional yang menjadi kebijakan dasar Republik Islam Iran.

Presiden Republik Islam Iran dalam pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Shanghai hari Jumat mengatakan, "Unilateralisme Amerika berusaha untuk menahan laju pembangunan secara independen negara-negara dunia,".

Ketika Barat sekarang sedang menghadapi berbagai krisis politik dan ekonomi, negara-negara besar dan berpengaruh di Asia sedang mengkonsolidasikan hubungan dan konvergensi mereka. Sejumlah negara seperti: Iran, Rusia dan Cina memainkan peran sentral dalam bidang ini dan berperan dalam pembentukan struktur multilateralisme.

Bahkan, kapasitas ketiga negara ini dalam interaksi trilateral dan dalam bentuk kesepakatan seperti: Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) dan BRICS dapat lebih meningkatkan kekuatan mereka, yang juga diakui oleh pihak Barat, termasuk pemerintah Amerika. Misalnya, Presiden AS Joe Biden selama kunjungannya baru-baru ini ke Arab Saudi mengatakan, "Amerika akan tinggal di kawasan itu untuk mencegah perluasan pengaruh regional Rusia, Cina, dan Iran".

Jelas bahwa hari ini regionalisme dan multilateralisme telah menunjukkan indikator yang lebih berhasil daripada unilateralisme dan globalisme. Faktanya, model seperti ASEAN, ECO dan SCO menunjukkan bahwa regionalisme dan multilateralisme, yang berfokus pada negara tetangga dan sekitarnya, merupakan model yang lebih berhasil di bidang ekonomi, interaksi budaya, dan kerja sama politik dan sosial. Sebab, biasanya negara-negara tetangga dan kawasan memiliki lebih banyak kesamaan satu sama lain, dan mereka dapat memberikan lebih banyak manfaat di banyak bidang, serta lebih banyak peluang kerja sama yang terjalin di antara mereka.

 

 KTT SCO

 

Republik Islam Iran juga telah mengikuti kebijakan regionalisme dan partisipasi dalam organisasi dan lembaga regional dan ekstra-regional seperti Perjanjian Shanghai dan BRICS, terutama setahun terakhir dalam kerangka kebijakan luar negeri yang seimbang, dengan tetap menekankan prioritas tetangganya. Dua kesepakatan strategis dengan Cina dan Rusia juga dapat dievaluasi dalam kerangka kebijakan regionalisme yang sama dan melihat ke arah timur.

Sehubungan dengan itu, kunjungan Presiden Iran ke Samarkand dan dimulainya keanggotaan resmi Iran dalam Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) merupakan kelanjutan dari jalur yang sama dalam diplomasi pemerintah Iran, yang dapat memainkan peran penting untuk perekonomian nasionalnya, karena kapasitas pasar 20 triliun dolar negara anggota Oganisasi Kerja Sama Shanghai.

Kapasitas Iran yang luas di bidang pasokan energi minyak dan gas untuk negara-negara Asia seperti India dan Cina, serta peran penting Iran dalam transit barang sebagai salah satu komponen yang menjadi perhatian serius dalam hubungan bilateral dan multilateral. Iran bisa berperan sebagai jembatan antara kawasan Utara dan Selatan, serta Timur dan Barat, yang dapat menghubungkan Asia Timur dan Asia Tengah ke Eropa dan Afrika melalui darat dan laut, dan ini sangat penting bagi perdagangan negara-negara anggota Shanghai, termasuk ekspor Cina.

Pada saat yang sama, pihak Barat yang dipimpin oleh Amerika selalu berusaha mencegah berkembangnya negara-negara independen yang berupaya mewujudkan multilateralisme ekonomi dan politik dalam sistem internasional dengan kebijakan unilateralisme dan sanksinya. Contoh nyatanya adalah pengenaan sanksi ekonomi yang ekstensif terhadap Iran dengan dalih kegiatan nuklir atau intensifikasi tekanan terhadap Rusia dengan dalih krisis Ukraina, yang sebenarnya ditujukan untuk melemahkan dan memaksa negara-negara tersebut mundur dari posisinya. 

Presiden Republik Islam juga menunjukkan bahwa Amerika Serikat berusaha menciptakan hambatan bagi kemajuan negara-negara independen dengan kebijakan unilateralisme, dan urgensi Organisasi Kerja Sama Shanghai untuk menghadapinya. Raisi menekankan, "Organisasi Kerja Sama Shanghai perlu mengadopsi solusi baru dan langkah-langkah khusus untuk menghadapi unilateralisme dan sanksi yang menindas. Salah satu yang bisa dilakukan dengan pembentukan perdagangan yang berkelanjutan di antara anggota organisasi ini, yang dengan sendirinya membutuhkan pembangunan bersama infrastruktur di bidang transaksi keuangan, pertukaran komoditas dan data antar negara anggotanya,".(PH)

Tags