Jurnalis Denmark: Partai-partai Kami tidak Ingin Menghadapi Realitas Palestina
-
Parlemen Denmark
Pars Today – Seorang jurnalis Denmark mengatakan: Isu Palestina mempertanyakan klaim demokrasi di Denmark.
Menurut laporan Pars Today, Redaktur Koran Information Denmark, Rune Lykkeberg dalam sebuah artikel untuk The Guardian seraya mengisyaratkan pada kontroversi seputar pemilihan sekolah nasional Denmark setelah keputusan untuk menghapus masalah pengakuan Palestina dari pemungutan suara 2026, ia menggambarkannya sebagai kegagalan demokrasi yang diduga terjadi di negara tersebut.
Dalam artikel ini, Lykkeberg mengkritik kontroversi pemilihan sekolah nasional Denmark beberapa minggu sebelumnya setelah keputusan untuk menghapus masalah Palestina, dengan menulis: "Keputusan ini diumumkan oleh juru bicara parlemen dan dibenarkan oleh kedua partai yang telah memimpin pemerintahan Denmark selama 30 tahun terakhir, yaitu Partai Sosial Demokrat dan Partai Liberal."
Ia menambahkan: "Pihak yang menentang berpendapat bahwa topik tersebut terlalu kontroversial untuk dibahas di kelas dan akan menempatkan kaum muda dari kelompok minoritas dalam situasi yang sangat tidak nyaman." Artikel jurnalis tersebut sebagian berbunyi: "Dalam hal Israel dan Palestina, partai-partai yang berkuasa mempromosikan pemahaman demokrasi yang menempatkan kepekaan pribadi dan ketertiban umum di atas kebebasan berekspresi dan hak untuk menyinggung. Tampaknya mekanisme yang mendorong krisis iklim atau isu kontroversial dan menantang lainnya lebih sulit dipahami Denmark daripada mengakui negara Palestina."
Jurnalis Denmark itu menyimpulkan: "Bukan anak sekolah yang tidak bisa menyelesaikan masalah Palestina, melainkan partai penguasa yang menyalahkan kegagalan mereka kepada pelajar Denmark dan ingin melarikan diri dari hal itu dan semua masalah lain tentang perang Gaza, ekspor senjata Denmark, ketegangan antara aliansi Denmark dengan Amerika Serikat dan Israel, serta komitmen kami terhadap lembaga liberal dan hak asasi manusia Palestina."
400 Penulis Spanyol Menuduh Israel Melakukan Kejahatan Perang
Berita lain menyebutkan, lebih dari 400 penulis Spanyol menuduh rezim Israel melanggar hukum internasional dan menyerukan "penghentian segera" atas serangannya terhadap Gaza. Para penulis, yang bekerja di bidang sastra anak-anak, dewasa muda, dan dewasa, mengatakan dalam pernyataan bersama pada hari Selasa: "Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk bekerja demi penghentian segera serangan tanpa pandang bulu ini dan menghentikan perdagangan peralatan militer yang digunakan terhadap warga sipil."
Para penulis menuduh rezim Israel melakukan pelanggaran "berulang" terhadap hukum internasional dan menekankan bahwa Israel harus bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil dan bahwa tindakan harus diambil untuk memastikan bahwa "tindakan brutal" ini tidak akan pernah terulang di mana pun di dunia. (MF)