Di Bawah Sanksi, Iran-Rusia Bertekad Kembangkan Hubungan Ekonomi
Juru bicara Kementerian Perindustrian, Pertambangan, dan Perdagangan Iran mengumumkan dimulainya negosiasi delegasi perdagangan Rusia di Tehran.
Omid Qalibaf, Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Pertambangan dan Perdagangan Iran para hari Senin (19/09/2022) mengatakan, Delegasi perdagangan Rusia yang terdiri dari 100 perwakilan dari 65 perusahaan mengunjungi Tehran untuk membahas bidang kerja sama dengan rekan-rekan Iran mereka.
Kamis (15/09) lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan kedatangan delegasi perdagangan ini ke Tehran selama pertemuan dengan Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran, di sela-sela KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai di Uzbekistan.
Menurut rencana, para pegiat ekonomi Iran akan menggelar total 750 pertemuan bisnis dengan perwakilan perusahaan Rusia selama 3 hari kunjungan delegasi perdagangan Rusia di Tehran.
Kegiatan perusahaan Rusia dalam delegasi perdagangan ini meliputi industri makanan dan pertanian (sereal), kembang gula dan coklat, perikanan, peralatan dan mesin untuk industri makanan dan pertanian, obat-obatan dan peralatan medis, kaca dan kristal, industri logam, sistem telekomunikasi dan radio, energi dan daur ulang.
Iran dan Rusia, yang merupakan penentang unilateralisme di kancah internasional, masing-masing berada di bawah sanksi ekonomi dari Barat, terutama Amerika Serikat, dengan dalih program nuklir damai dan krisis di Ukraina.
Isu ini meningkatkan motivasi otoritas kedua negara untuk mempererat hubungan, terutama di bidang perdagangan, ekonomi, energi, transit, serta kerja sama multilateral dan regional seperti Shanghai Cooperation Organization dan BRICS.
Statistik juga menunjukkan bahwa Iran dan Rusia telah meningkatkan hubungan komersial dan ekonomi mereka di samping perluasan hubungan politik di bawah sanksi.
Volume perdagangan antara Iran dan Rusia tahun lalu (2021) meningkat sebesar 80% menjadi sekitar 4 miliar dolar, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah perdagangan antara kedua negara. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 10 miliar dolar.
Saat ini, pengembangan kerja sama perdagangan, perluasan kerja sama jangka panjang dan penghapusan beberapa hambatan dan upaya untuk menetralisir sanksi menjadi agenda serius otoritas Iran dan Rusia.
Penggunaan sistem transaksi keuangan di luar SWIFT dan penggunaan mata uang alternatif terhadap dolar juga merupakan salah satu rencana Republik Islam Iran dan Rusia untuk menetralisir sanksi.
Juru bicara Kementerian Perindustrian, Pertambangan, dan Perdagangan Iran mengumumkan dimulainya negosiasi delegasi perdagangan Rusia di Tehran.
Baru-baru ini, simbol perdagangan pasangan mata uang riyal-rubel telah dibuka di Bank Sentral Iran, yang akan memiliki kontribusi penting bagi pengembangan hubungan perdagangan antara kedua negara; Iran dan Rusia.
Isu pengembangan transit antara Iran dan Rusia dan aktivasi koridor Utara-Selatan juga merupakan proyek penting kedua negara, yang dapat memainkan peran sentral dalam menghubungkan pelabuhan Bandar Abbas dan Chabahar Iran ke Moskow di Rusia dengan meluncurkan jalur kereta api Rasht-Astara.
Jelas, dalam situasi di mana Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, berusaha untuk mencapai tuntutannya yang selangit dengan menggunakan sanksi terhadap negara-negara yang berbeda, kerja sama negara-negara seperti Iran dan Rusia, yang memiliki kapasitas besar di bidang energi, transit, pertanian, serta teknologi dan industri, akan menjadi faktor penting dalam menetralisir sanksi dan juga memperkuat model multilateralisme ekonomi.
Kebijakan luar negeri pemerintah Sayid Ebrahim Raisi, dengan memperhatikan dan menekankan hubungan dengan kekuatan Timur dan Barat, berusaha untuk meniadakan Westernisme murni dalam hubungan luar negeri.
Berdasarkan hal tersebut, pemerintah Iran dengan mengutamakan negara tetangga dan negara-negara di kawasan, mengupayakan pengembangan hubungan dengan negara-negara tersebut dalam bentuk kerja sama bilateral, regional dan multilateral, di mana pengembangan hubungan dengan Rusia dan Cina adalah salah satu contoh yang menonjol.
Dalam hal ini, pada akhir tahun ini (1401 HS), lebih dari 10 delegasi bisnis besar Rusia lainnya dijadwalkan untuk melakukan perjalanan ke Iran, yang menunjukkan tekad otoritas kedua negara untuk memperdalam hubungan perdagangan dan ekonomi.
Dalam pertemuan pekan lalu dengan Presiden Republik Islam Iran di Samarkand, Presiden Rusia menyatakan bahwa perjanjian kerja sama baru Tehran-Moskow sedang dalam tahap akhir, dan mengumumkan kesiapannya untuk menyusun dokumen kerja sama ekonomi strategis antara kedua negara.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam, pada 20 Juli, selama pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Tehran, menganggap kerja sama ekonomi antara Iran dan Rusia perlu dan bermanfaat bagi kedua negara, terutama setelah sanksi Barat.(sl)