Pidato Presiden Iran di KTT ke-6 CICA
Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi menyampaikan pidato Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-6 Konferensi Interaksi dan Tindakan Membangun Kepercayaan di Asia (CICA/ the Conference on Interaction and Confidence-Building Measures in Asia) di Astana, Kamis (13/10/2022).
Sayid Raisi menyatakan bahwa dunia saat ini membutuhkan peran aktif regional yang lebih efektif daripada sebelumnya, dan tidak ada tempat bagi unilateralisme di Asia.
"Proses transformasi dan transisi dalam sistem internasional telah mencapai tahap khusus dan dalam redistribusi kekuasaan yang baru, pendekatan dominasi tuntutan ditolak dan suara serta peran negara-negara merdeka lebih didengar dan diamati dibandingkan sebelumnya," ujarnya.
Dia menjelaskan, Republik Islam Iran, yang memiliki sejarah peradaban dan kekayaan budaya, telah mendasarkan kebijakan luar negerinya pada konsep keadilan, spiritualitas, rasionalitas, moralitas, kebebasan, dan kemerdekaan ilahi-manusia yang transenden demi menjamin kesejahteraan dan martabat bangsa-bangsa.
"Perjuangan melawan terorisme dan ekstremisme, bantuan berkelanjutan untuk pengungsi dan imigran Afghanistan, dukungan terhadap negara-negara tertindas dari Palestina hingga Yaman, dukungan terhadap kedaulatan nasional dan integritas teritorial negara-negara termasuk di Irak dan Suriah, konfrontasi melawan unilateralisme dan dominasi di semua bentuk, dan bantuan terhadap negara-negara tetangga di hari-hari sulit telah menjadi jalur otoritas dan strategi konstan Iran," jelasnya.
Sayid Raisi menegaskan, solidaritas dan keamanan di Asia tidak sesuai dengan kepentingan negara-negara hegemonik.
Presiden mengungkapkan bahwa bangsa Iran, yang telah memilih jalan kemerdekaan dan kemajuan menghadapi penentangan dan tekanan kuat dari kekuatan arogan global.
KTT CICA berlangsung di Astana, ibu kota Kazakhstan pada 12-13 Oktober 2022. KTT ini akan meringkas hasil kepemimpinan Kazakhstan selama dua tahun.
KTT CICA juga memperingati 30 tahun inisiatif konferensi ini. 11 presiden dan pemimpin negara dari Iran, Azerbaijan, Irak, Qatar, Kirgistan, Palestina, Rusia, Tajikistan, Turki, dan Uzbekistan berpartisipasi dalam KTT ini.
Presiden Belarus Alexander Lukashenko berpartisipasi sebagai pengamat pada KTT CICA, dan Wakil Presiden Vietnam dan Cina juga menghadiri KTT tersebut. Hadir pula hampir 50 delegasi dari negara anggota, negara pengamat, organisasi pengamat, organisasi mitra, dan tamu.
Kazakhstan mengusulkan pembentukan CICA pada tahun 1992 pada sidang ke-47 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Seiring waktu, CICA telah berkembang menjadi instrumen multilateral untuk memperkuat keamanan dan kemakmuran di benua Asia. Jumlah negara anggota telah berkembang menjadi 27, mencakup 90 persen dari benua Asia. (RA)