Intervensi Barat Berlanjut, Kali Ini dengan Alasan Eksekusi Penjahat di Iran
Menanggapi tweet intervensionis dari beberapa negara dan otoritas Eropa, Kementerian Luar Negeri Iran meminta negara-negara ini untuk berhenti menampung, mendukung, dan memprovokasi teroris.
Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran menyatakan, Dalam menangani kerusuhan, Iran telah melakukan upaya menahan diri sepenuhnya dan, tidak seperti banyak rezim Barat yang secara brutal dan keras menindas pengunjuk rasa damai, telah menggunakan pasukan anti-huru-hara yang sesuai dan standar dalam menghadapi kerusuhan. Begitu juga dengan proses peradilan. Namun keselamatan publik adalah garis merah.
Pemerintah AS bersama dengan sekutu Baratnya, sejak awal kerusuhan internal di Iran, telah menempatkan dukungan untuk kerusuhan dalam agendanya dan telah mendukung mereka yang mengganggu ketertiban umum dan telah mengintensifkan tindakan anti-Iran dengan mengadakan pertemuan dengan para pendukung penentang Republik Islam Iran. Selain itu telah menambahkan ke daftar sanksi terhadap Iran dengan dalih pelanggaran hak asasi manusia.
Negara-negara Eropa, dalam upaya terbaru mereka untuk melanjutkan kerusuhan, telah berusaha untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran.
Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa tentang eksekusi salah satu pelaku kejahatan di Iran mengatakan, Dewan Menteri Luar Negeri Uni Eropa dalam sidang berikutnya akan mengkaji bagaimana otoritas Iran menangani protes dan perlunya kebutuhan untuk menghormati hak asasi manusia.
Menanggapi eksekusi ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebagai tanggapan atas berlanjutnya campur tangan AS dalam urusan dalam negeri Iran mengklaim, Kami ngeri dengan eksekusi Mohsen Shekari. Pesan kami untuk Iran jelas. Akhiri represi brutal ini. Kami akan terus mencoba meminta pertanggungjawaban pemerintah Iran.
Sebenarnya, harus dikatakan bahwa kebijakan dan pendekatan yang diambil oleh otoritas Barat dalam menangani kerusuhan dan perusuh di Iran jelas menunjukkan standar ganda dan diskriminatif, yang sepenuhnya mencerminkan kebijakan permusuhan terhadap Republik Islam Iran.
Menanggapi tweet intervensionis dari beberapa negara dan otoritas Eropa, Kementerian Luar Negeri Iran meminta negara-negara ini untuk berhenti menampung, mendukung, dan memprovokasi teroris.
Mohsen Shekari dijatuhi hukuman mati atas tindak pidana penggunaan senjata pisau dengan maksud membunuh dan menciptakan teror, merampas kebebasan dan keamanan rakyat, serta dengan sengaja melukai aparat keamanan dengan senjata pisau saat bertugas, memblokir jalan dan mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat.
Di Barat, menyerang polisi atau aparat keamanan akan dijatuhkan hukuman yang sangat berat. Setiap tahun, polisi Amerika menembak ratusan orang hanya karena kemungkinan dan punya niat untuk menyerang, dan seringkali polisi yang membunuh juga dibebaskan di pengadilan.
Di Inggris, pemerintahan baru negara ini telah menempatkan kebijakan represi berat dan berurusan dengan pengunjuk rasa jalanan dalam agendanya sejak awal protes terhadap implementasi rencana pengetatan ekonomi.
Sementara negara-negara yang sama ini mendukung kekacauan di Iran dengan dalih hak asasi manusia, dan sekarang mereka mencoba untuk menjatuhkan sanksi baru minggu depan dengan tujuan untuk lebih menekan Iran.
Sejatinya adalah bahwa negara-negara Barat melihat perusuh sebagai alat mereka dan mengikuti pandangan ini dalam bentuk slogan hak asasi manusia dan perang media.
Untuk alasan ini, Kementerian Luar Negeri Iran telah mengingatkan pihak Barat bahwa serangan bersenjata dan sabotase tidak dapat ditoleransi, bahkan bagi rezim Barat yang telah menemukan kesempatan untuk secara munafik berbicara untuk Iran.
Alih-alih menunjukkan ketidakjujurannya, Barat harus berhenti menampung, mendukung, dan memprovokasi teroris.(sl)