Tujuan Kerusuhan di Iran Menurut Rahbar
Meletusnya kerusuhan terbaru di Iran dengan alasan kematian Mahsa Amini telah mendorong musuh asing negara ini menganggapnya sebagai peluang untuk mengintervensi urusan internal Iran dan memprovokasi lebih besar kerusuhan.
Faktanya, selama kerusuhan terbaru di Iran, para pemipmin politik Amerika dan Eropa serta rezim Zionis Israel, media berbahaya Persia yang anti-Republik Islam dan mendapat dukungan Barat sepert televisi satelit Iran Internasional menyalahgunakan sebuah peristiwa menyedihkan dan dengan slogan mendukung hak bangsa Iran, mereka mendukung para perusuh dan merusak keamanan nasional Iran.
Barat, khususnya Amerika Serikat berusaha mengobarkan kerusuhan ini dengan menjanjikan pencabutan sanksi dunia maya dan internet serta mengambil sikap intervensionis, tapi Washington gagal total. Di tahap berikutnya blok Barat, yakni Amerika Serikat dan Uni Eropa bersama Kanada dan Australia beberapa kali menjatuhkan sanksi terhadap pejabat dan lembaga Iran dengan dalih terlibat dalam menumpas kerusuhan.
Sanksi-sanksi tersebut, yang dilakukan dengan dalih melindungi rakyat Iran, tidak hanya merupakan campur tangan yang jelas dalam urusan dalam negeri negara independen, yang sepenuhnya bertentangan dengan hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, tetapi juga merupakan tanda lain dari pendekatan tidak jujur dari orang Barat terhadap bangsa Iran. Masalah yang berkali-kali disinggung oleh Barat baik dalam posisi pejabat senior maupun dalam iklan media mereka adalah klaim bahwa rakyat Iran turun ke jalan untuk memprotes kekurangan dan kelemahan dan menyatakan ketidakpuasan mereka.
Padahal bertentangan dengan klaim ini, ketakutan Barat terhadap kemajuan Iran di berbagai bidang, di sela-sela penentangan mereka terhadap pengembangan nuklir dan kemampuan militer, terutama rudal dan drone, serta kemajuan luar biasa Iran di berbagai bidang ilmiah, industri, ekonomi, sosial dan budaya telah menjadi alasan utama dukungan habis-habisan Barat untuk gangguan dan kerusuhan di Iran dengan harapan membawa Iran ke belakang (mundur) dan menghentikan pertumbuhan dan perkembangannya yang cepat.
Dalam empat dekade terakhir, Republik Islam Iran telah mencapai kemajuan yang mencengangkan dalam berbagai dimensi ekonomi, sosial, militer, industri dan pertanian serta teknologi maju, yang bahkan terpaksa diakui oleh musuh-musuh Iran Islami. Selama empat dekade setelah kemenangan Revolusi Islam dan berdirinya Republik Islam, Iran telah mampu mengambil langkah besar di bidang swasembada dan pengembangan kemampuan internal dan mengurangi ketergantungan secara signifikan kepada asing di bidang strategis seperti industri minyak dan gas, petrokimia, industri berat dan bidang lainnya.
Di sisi lain, para ilmuwan dan peneliti muda Iran telah mampu mencapai prestasi yang menakjubkan di bidang teknologi canggih seperti nanoteknologi, sel punca, dan industri luar angkasa. Iran juga telah mampu membuat kemajuan yang menakjubkan di jalur pengembangan ilmiah dan akademis. Peningkatan jumlah universitas yang signifikan dapat dianggap sebagai tolok ukur lain dari pertumbuhan ilmiah di Iran.
Jumlah universitas di Iran, yang sebelum revolusi sekitar 15, telah mencapai lebih dari 2640 saat ini. Musuh-musuh Iran Islami sangat takut dengan perkembangan pesat dan peningkatan kemampuan Iran, termasuk di bidang ekonomi dan komersial, ilmiah dan teknis, sosial dan budaya, serta kebijakan luar negeri Iran yang dinamis, bersama dengan kemampuan defensif militernya, dan masalah ini menyebabkan peningkatan permusuhan mereka terhadpa Tehran dan berusaha melemahkan sistem Republik Islam Iran dengan dalih apa pun.
Dengan cara ini, Barat mendukung para perusuh dengan harapan mampu memberi pukulan di jalur pertumbuhan dan kemajuan Iran Islami. Ayatullah Khamenei, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam menekankan masalah ini dalam pertemuannya dengan warga kota suci Qom pada hari Senin (9/1/2023) bertepatan dengan peringatan kebangkitan bersejarah 19 Dey 1356 Hs ( 9 Januari 1978) di Qom.
Di bagian pidatonya, Rahbar seraya menyinggung kerusuhan terbaru mengatakan, "Para perusuh yang turun ke jalan berteriak, mencaci maki, memecahkan kaca gedung, dan membakar tempat sampah, bukanlah orang-orang yang memprotes kelemahan-kelemahan negara, kelemahan manajemen, kelemahan ekonomi, kelemahan orang tertentu, bukan, saya katakan kepada Anda, justru yang terjadi sebenarnya adalah kebalikan dari ini. Mereka yang terlibat dalam kerusuhan dan menyulut kerusuhan, tujuan mereka bukan menyingkirkan kelemahan-kelemahan negara, tapi menghancurkan titik kekuatan negara. Mereka ingin menghentikan titik kekuatan negara. Benar, ini sebuah pengkhianatan, tak diragukan lagi adalah pengkhianatan serta instansi yang bertanggung jawab harus menindak tegas dan adil terhadap pengkhianatan, dan intansi ini harus melakukannya." (MF)