Metode Patahkan Sanksi Menurut Rahbar
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan presiden Belarusia seraya menyinggung kesamaan besar Iran dan Belarusia mengatakan, negara-negara yang disanksi Amerika harus saling bekerja sama untuk menghancurkan skenario ini.
Ayatullah Khamenei Senin (13/3/2023) dalam pertemuannya dengan Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko beserta rombongan menyebut salah satu kesamaan Iran dan Belarusia adalah sanksi Amerika dan sejumlah negara Barat. Rahbar mengatakan, "Negara-negara dunia yang berada di bawah sanksi Amerika Serikat harus bekerja sama satu sama lain dan membentuk kelompok bersama untuk mengatasi dampak sanksi dan kami yakin hal ini dapat dilakukan,".
Taktik embargo masih menjadi salah satu alat yang tersedia bagi negara-negara Barat, yang dipimpin oleh Amerika, untuk memberikan tekanan ekonomi dan politik kepada negara-negara merdeka, dengan tujuan mengisolasi dan membuat mereka menyerah; Untuk alasan ini, Amerika Serikat bersama sekutunya telah menempatkan negara-negara independen dan saingannya di bawah sanksi sepihak dan ilegal selama bertahun-tahun, termasuk Republik Islam Iran, Belarusia, Rusia, Suriah, dan Kuba.
Ini terjadi ketika hegemoni politik dan ekonomi Barat menurun dan dunia bergerak menuju multipolarisasi. Negara-negara yang terkena sanksi seperti Iran, Rusia dan Cina mengkonsolidasikan hubungan dan mengurangi ketergantungan pada Barat dan bahkan membebaskan diri dari dominasi dolar; Kecenderungan terbentuknya aliansi regional dan internasional dalam bentuk Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) atau kelompok kekuatan ekonomi baru (BRICS) juga dapat dievaluasi dalam kerangka ini.
Oleh karena itu, pengalaman negara-negara yang diembargo menunjukkan bahwa kebijakan embargo, terutama oleh Amerika, tidak selalu efektif, karena ekonomi dunia berubah dari parameter yang didominasi oleh Barat menjadi ekonomi global multipolar, dan negara-negara yang diembargo dengan bergantung pada kemampuan internal dan kerja sama satu sama lain, mereka dapat melanjutkan jalur pembangunan mereka, di mana contoh nyata adalah Republik Islam Iran.
Melihat kemajuan Iran di berbagai bidang industri, militer, dan ilmiah jelas menunjukkan bahwa tekanan politik dan ekonomi Barat telah gagal menahan komponen kekuatan Republik Islam. Pencapaian teknologi canggih di bidang nano, dirgantara, sel punca dan nuklir adalah contoh kemajuan Iran, yang semuanya telah dicapai di bawah sanksi.
Mengacu pada sanksi Amerika terhadap Iran, sejak awal kemenangan revolusi dan pengenaan sanksi terberat dalam dua belas tahun terakhir, Pemimpin Tertinggi mengingatkan, "Sanksi berat membuat Iran sadar akan kemampuan dan kekuatan internalnya, dan selama kurun waktu tersebut, sanksi telah menjadi dasar bagi banyak perbaikan untuk Iran, dan negara kita mampu meraih kemajuan luar biasa di berbagai bidang termasuk "sains dan teknologi", "medis dan biologi", "udara dan ruang angkasa", "nuklir" dan "nano".
Wajar jika Belarusia seperti Iran yang berada di bawah sanksi Barat dapat memanfaatkan perluasan hubungan ekonomi dengan Iran sebagai peluang untuk meredam dampak sanksi. Pemerintah Minsk meyakini bahwa Iran, Belarusia, Rusia dan negara-negara Asia Tengah harus berdampingan dan dengan saling memanfaatkan kemampuan dan pengalaman di antara mereka, bergerak ke arah perluasan ekonomi.
Presiden Belarusia terkait hal ini mengatakan, " Iran telah mencapai pengalaman dan kemajuan yang luar biasa selama periode sanksi, Kami yakin, jika kondisi sanksi digunakan dengan benar, ini bisa menjadi peluang untuk meraih kemajuan. Oleh karena itu, tujuan saya mengunjungi Iran untuk mengenali prestasi negara ini." (MF)