Ini Pendapat para Pakar Prancis soal Perang Israel-AS Melawan Iran
-
Guillaume Ancel
Pars Today - Pakar Prancis memberikan analisis militer tentang perang 12 hari antara rezim Zionis Israel dan Iran.
Surat kabar Lebanon "Al-Akhbar" pada hari Selasa (16/07/2025), dalam sebuah wawancara dengan para pakar Prancis, menganalisis perang 12 hari yang dipaksakan oleh rezim Zionis terhadap Iran. Menurut Pars Today, Guillaume Ancel, mantan perwira, pakar militer, dan penulis buku "Little Lessons on War - How to Defend Peace Without Being Afraid to Fight," mengatakan bahwa tujuan utama rezim Zionis dan Amerika Serikat adalah untuk membuka jalan bagi pergantian rezim di Iran, yang tidak tercapai.
Pakar keamanan Prancis tersebut menambahkan: Iran dapat mempertahankan program nuklir damainya.
Dalam konteks ini, "Olivier Dujardin", pakar sensor, radar, peperangan elektronik, pemantauan spektrum, optik elektronik, intelijen sinyal, dan sistem persenjataan, sekaligus rekan peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan (CF2R), mengatakan: Israel tidak memiliki kemampuan untuk melancarkan perang jangka panjang karena kekurangan peralatan, amunisi, dan suku cadang pesawat.
Ia menggambarkan perang tersebut sebagai "perjudian jangka pendek yang melemahkan" oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menarik Amerika Serikat ke dalam konflik, tetapi intervensi Amerika tersebut bersifat simbolis, cepat berlalu, dan kurang tegas.
Analis peperangan elektronik dan sistem persenjataan tersebut juga mengkritik klaim bahwa program nuklir Iran telah dihancurkan, dengan mengatakan: "Iran belum dikalahkan, dan ini menunjukkan mengapa Iran menolak tuntutan nuklir AS."
Analis Prancis tersebut mencatat bahwa perang 12 hari hanyalah pertunjukan politik besar-besaran antara Israel dan AS. (MF)