Menlu Iran: Pintu Negosiasi Masalah Nuklir Tidak akan Terbuka Selamanya
Menteri Luar Negeri Iran menyatakan bahwa parlemen Iran sedang membahas rancangan undang-undang untuk menentukan batas waktu negosiasi nuklir dan pintu negosiasi dalam kasus ini tidak akan terbuka selamanya.
Setelah berbulan-bulan pembicaraan intensif di Wina, negosiasi pencabutan sanksi telah mencapai tahap ketika Amerika Serikat sebagai pihak yang melanggar JCPOA, menerima tuntutan wajar Iran dan persyaratan untuk pembentukan perjanjian yang stabil dan andal.
Pengalaman negosiasi berbulan-bulan di Wina membuktikan bahwa Gedung Putih tidak memiliki kekuatan untuk memutuskan kembali ke perjanjian nuklir karena masalah internal dan tekanan dari rezim Zionis, dan terus menggunakan taktik menyalahkan, serta menetapkan tenggat waktu palsu terhadap Iran.
Republik Islam Iran telah menjadikan verifikasi pencabutan sanksi, jaminan keberlanjutan JCPOA, dan pencabutan klaim perlindungan dari IAEA sebagai tuntutan utamanya dalam negosiasi pencabutan sanksi.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Al Jazeera hari Senin (27/3/2023) mengatakan bahwa rancangan undang-undang penentukan batas waktu dalam negosiasi nuklir sedang ditinjau di parlemen Iran.
"Pintu negosiasi dalam kasus ini tidak akan terbuka selamanya," ujar Amirabdollahian.
"Iran berkomitmen untuk bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional," tegasnya.
Menlu Iran menekankan bahwa kereta selalu bergerak ke arah yang benar dan telah memainkan peran positif dalam negosiasi pertukaran tahanan (antara Iran dan Amerika Serikat) dan kesepakatan nuklir.(PH)