Warga Isfahan Kecam Pelecehan al-Quran di Swedia (2)
(last modified Thu, 06 Jul 2023 11:56:49 GMT )
Jul 06, 2023 18:56 Asia/Jakarta
  • Warga Isfahan Kecam Pelecehan al-Quran di Swedia, Rabu (5/7/2023).
    Warga Isfahan Kecam Pelecehan al-Quran di Swedia, Rabu (5/7/2023).

Warga Isfahan, Republik Islam Iran dan sekelompok imigran Afghanistan menggelar unjuk rasa di Bundaran Imam Husein as di Isfahan.

Menurut Dirjen Kemlu RII untuk Eropa Barat, sikap diam dan pasif pemerintah Swedia adalah faktor yang mendorong para pelanggar salah satu prinsip mendasar dan nyata Hak Asasi Manusia, yakni prinsip penghoramatan terhadap nilai-nilai agama Samawi, untuk lebih berani melakukannya kembali.

Selama pemanggilan Kuasa Usaha Kedubes Swedia di Tehran, disebutkan bahwa penghinaan terhadap kesucian-kesucian Islam hanya akan menyebarkan kebencian dan kekerasan dengan menyalahgunakan prinsip kebebasan berpendapat.

Direktur Jenderal Kemlu RII untuk Eropa Barat menyinggung bahwa tindakan kurang hati-hati serupa telah diambil di Swedia sebelumnya dan bahwa ketidakpuasan Republik Islam Iran telah disampaikan kepada pihak Swedia.

"Seandainya Swedia menghentikan tindakan seperti itu pada waktunya, maka penghinaan serupa terhadap kesucian-kesucian Islam tidak akan terulang kembali," tegas Dirjen Kemlu RII untuk Eropa Barat.

Forum Kebangkitan Islam Sedunia mengutuk keras pelecahan al-Quran di Swedia dan mengecam polisi negara ini karena memberikan izin kepada pelaku untuk melaksanakan aksi tercela tersebut.

Forum Kebangkitan Islam Sedunia meminta seluruh umat Islam di seluruh dunia, terutama pemerintah-pemerintah dan bangsa-bangsa Muslim dan pecinta kebebasan dunia, komunitas internasional, kelompok-kelompok, para elit dan tokoh Muslim dan non-Muslim yang berpengaruh di seluruh dunia, khususnya di negara-negara Barat, agar mereaksi tindakan tercela pemerintah Swedia ini.

"Penghinaan terhadap kesucian agama dan melakukan perilaku dan peraturan yang menghina adalah tercela dan tidak dapat ditolerir dalam semua agama Samawi. Nilai-nilai agama yang muncul dari sifat Ketuhanan dan penyelamat manusia, harus selalu aman dari serangan, hinaan, dan gangguan," tegas Forum Kebangkitan Islam Sedunia dalam pernyataannya, seperti dilansir IRIB, Jumat (30/6/2023).

Sayangnya, lanjut pernyataan itu, terlepas dari penekanan berulang yang ada di berbagai agama, mazhab dan aliran serta konvensi dan perjanjian internasional, termasuk Konvensi Amerika tentang Hak Asasi Manusia dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia serta dokumen Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan beberapa resolusi PBB, setiap penghinaan, diskriminasi dan penghinaan terhadap agama dan setiap perilaku ilegal terhadap individu dan kelompok karena agama adalah dilarang, namun perilaku menentang ajaran agama dan kesucian-kesucian lebih dari satu miliar umat Islamini berlanjut di negara-negara Barat dengan klaim mengungkapkan kebebasan berekspresi dan berpendapat

Khatib Salat Jumat Kota Tehran Hujjatul Islam Mohammad Javad Haj Ali Akbari mengatakan, pelecehan al-Quran dilakukan atas hasutan rezim Zionis Israel dan lobi-lobi Zionis, dan tindakan ini telah melukai perasaan seluruh umat Islam.

"Tindakan anti-budaya dan anti-kemanusiaan dari pemerintah Swedia dalam memberikan izin tanpa malu-malu untuk melakukan pelecehan terhadap Kitab Suci hampir 2 miliar umat Islam di seluruh dunia selama hari-hari ibadah haji dan Idul Adha, telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia," kata Haj Ali Akbari dalam khutbah kedua di Universitas Tehran, Jumat (30/6/2023).

Dia menambahkan, ironi pahit saat ini adalah bahwa negara-negara Barat menyebut perbuatan buruk mereka atas nama kebebasan dan dengan dalih kebebasan berpendapat. Mereka telah menghina martabat 2 miliar orang di muka bumi ini.

"Pemerintah Swedia bukanlah pembuat keputusan, dan bahkan lebih buruk dari kata-kata ini, tindakan buruk itu dilakukan atas hasutan Zionis dan lobi-lobi Zionis," pungkasnya. (RA)