Kazem Seddiqi: Pelaku Pembakaran Al-Quran Sejatinya Membakar Dirinya Sendiri
Khatib shalat Jumat Tehran seraya menjelaskan bahwa pelaku pembakaran al-Quran sejatinya membakar dirinya sendiri mengatakan, "Mencapai kebenaran al-Quran, yang merupakan jiwa dan rahmat kebenaran, tidak dapat dijangkau oleh setiap orang, dan keras kepala dengan firman Allah adalah tanda jiwa setan."
Salwan Momika, pengungsi Irak bersama seorang lainnya kembali dilaporkan melakukan penistaan terhadap al-Quran dan membakar kitab suci ini di depan parlemen Swedia.
Sebelumnya pada Kamis (20/7/2023) untuk kedua kalinya dalam beberapa pekan, Salwan Momika pengungsi Irak di Swedia dengan dukungan polisi negara ini melakukan aksi penodaan al-Quran. Aksi ini menuai respon dari negara-negara muslim.
Kemudian anggota kelompok nasionalis Islamofobia dan sayap kanan Denmark yang disebut "Patriots Denmark" dalam tindakan keji, membakar salinan al-Quran di depan kedutaan Irak dan lagi di depan kedutaan Mesir dan Turki di Kopenhagen.
Tindakan keji ini juga memicu reaksi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dan sambil mengungkapkan solidaritas dengan komunitas Islam, dia mengutuk setiap tindakan ke arah Islamofobia yang mengarah pada peningkatan ketegangan.
Hujjatul Islam Kazem Seddiqi, khatib shalat Jumat Tehran seraya mengisyaratkan individu di sejumlah negara Eropa yang membakar al-Quran mengatakan, keberadaan zalim yang membakar al-Quran ini tidak akan sampai ke al-Quran, dan sejatinya mereka telah membakar dirinya sendiri.
Khatib shalat Jumat Tehran seraya menjelaskan bahwa membakar Zarih Imam Husein as sebuah tanda kehinaan, dan penentangan orang-orang ini terhadap al-Quran dan Ahlul Bait as, menekankan, mencapai hakikat dan kebenaran al-Quran yang merupakan spirit dan rahmat Allah Swt, dan penyebab dari semua nama-nama Tuhan, tidak dapat dijangkau oleh setiap orang.
Seraya merujuk pada takwa sebagai sarana keselamatan dan tidak adanya sebagai sebab kejatuhan, Kazem Seddiqi menambahkan, takwa rumah yang tidak terkalahkan, dan siapa saja hidup di benteng ini akan aman dari hawa nafsu, kesombongan dan setiap kejahatan, tapi sebaliknya tidak bertakwa akan membuat manusia jatuh.
Khatib shalat Jumat Tehran seraya mengisyaratkan bulan Muharram dan hari-hari duka penghulu para syuhada, Imam Husein as, imam ketiga Syiah dunia, mengatakan, Imam Husein as memiliki kepribadian surgawi dan malakuti. (MF)