Iran Aktualita, 18 November 2023
Perkembangan di Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; Ini 10 Langkah Segera Usulan Iran di OKI untuk Bantu Palestina
Masih ada isu-isu lain dari Iran seperti;
- Menteri Intelijen Iran: AS Ingin Gencatan Senjata "Terhormat" bagi Israel
- Presiden Iran Undang Putra Mahkota Saudi Kunjungi Tehran
- Brigjen Hajizadeh: Perang Meluas, Iran Siap dengan Semua Skenario
- Dubes Iran di PBB Peringatkan Bahaya Senjata Nuklir Israel
- Menlu Iran dan PM Qatar Jalin Kontak Bahas Inisiatif Terbaru Gencatan Senjata di Gaza
- Iran: Serangan Zionis terhadap RS Al-Shifa Bukti Nyata Kejahatan Perang
- Raisi: Tidak Negara yang Berani Langgar Iran
Ini 10 Langkah Segera Usulan Iran di OKI untuk Bantu Palestina
Presiden Iran, dalam pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam, OKI, menyampaikan 10 langkah cepat untuk mengambil keputusan tegas dalam rangka membantu rakyat Palestina.
Sayid Ebrahim Raisi, Sabtu (11/11/2023) dalam pertemuan bersama OKI, dan Liga Arab, untuk membahas Gaza, di Riyadh, menilai kejahatan-kejahatan Rezim Zionis dalam beberapa minggu terakhir membuat malu moral, hukum dan kemanusiaan.
Pada saat yang sama, Presiden Iran, menekankan peran asli Amerika Serikat, dalam kejahatan-kejahatan ini, dan mengingatkan tanggung jawab negara-negara Arab, serta Muslim, terkait masalah Palestina, dan masyarakat tertindas Gaza.
Ebrahim Raisi dalam pertemuan ini mengusulkan 10 prakarsa, dan langkah cepat untuk mengambil keputusan tegas yang menguntungkan rakyat Palestina.
Langkah-langkah segera yang diusulkan Presiden Iran itu di antaranya adalah penghentian pembunuhan terhadap warga Gaza, pencabutan total blokade Gaza, penarikan segera pasukan Rezim Zionis dari kawasan ini, pemutusan segala bentuk hubungan asasi dan ekonomi dengan Rezim Zionis oleh negara-negara Muslim, dan negara-negara Muslim, harus mengumumkan pasukan Rezim agresor dan penjajah, sebagai sebuah organisasi teroris.
Selain itu Presiden Iran, juga mengusulkan pembentukan sebuah pengadilan internasional untuk mengejar dan menghukum para pemimpin aksi kejahatan yang dilakukan Rezim Zionis, dan AS, membentuk sebuah dana khusus untuk merekonstruksi Gaza, oleh negara-negara Muslim, dan mengirim kapal-kapal pembawa bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina, dari negara-negara Muslim.
Terakhir, Presiden Iran, mengusulkan untuk menetapkan hari kejahatan Rezim Zionis, dan pemboman Rumah Sakit Al Mamadani, di Gaza, sebagai hari genosida dan kejahatan kemanusiaan, dan jika kejahatan perang Rezim Zionis, serta kendali AS dalam perang tak seimbang ini berlanjut, maka negara-negara Muslim, harus membantu rakyat Palestina, dalam melawan para penjajah dengan mempersenjatainya.
Menteri Intelijen Iran: AS Ingin Gencatan Senjata "Terhormat" bagi Israel
Menteri Intelijen Iran mengatakan, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, mondar mandir di kawasan Asia Barat, demi menjaga sedikit harga diri Rezim Zionis, lewat bantuan sebagian negara, dengan sebuah gencatan senjata "terhormat".
Hujatulislam Sayid Esmail Khatib, Sabtu (11/11/2023) mengatakan, operasi sarat perjuangan, berani, dan mengejutkan Badai Al Aqsa, telah mengalahkan musuh yang mengklaim sebagai kekuatan intelijen dan militer terbesar di kawasan.
Ia menambahkan, "Kekalahan ini membuat Israel, tak akan bisa memulihkan kekuatan yang diklaimnya, dan operasi ini telah menciptakan perubahan asasi dalam strategi regional."
Oleh karena itu, imbuh Khatib, setelah operasi perlawanan Palestina, konstelasi kawasan, strategi-strategi musuh, bahkan poros perlawanan akan mengalami perubahan mendasar, dan ini merupakan salah satu kunci untuk menganalisa, menafsirkan dan memprediksi masa depan.
"Salah satu prediksinya adalah pasukan AS, dengan dalih operasi Badai Al Aqsa, memasuki kawasan, dan tak akan pernah keluar. Tahap kedua operasi ini adalah tindakan keras, dan pembalasan Rezim Zionis yang menciptakan bencana kemanusiaan dan pembunuhan massal, namun apa yang disebut Israel, sebagai balasan mematikan itu justru akan memberikan hasil terbalik," ujarnya.
Menurut Khatib, Menlu AS berusaha menjaga sedikit harga diri Rezim Zionis, lewat bantuan sejumlah negara dengan memberlakukan apa yang dianggapnya sebagai gencatan senjata "terhormat".
Ia menegaskan, "Maka dari itu rezim yang mengklaim akan segera menjadi pemenang regional setelah operasi menumpas Hamas, sekarang menginginkan gencatan senjata sebagai imbalan atas pembebasan tawanan, dan berusaha merebut Gaza, dari Hamas."
Presiden Iran Undang Putra Mahkota Saudi Kunjungi Tehran
Duta Besar Iran di Riyadh mengumumkan undangan Presiden Republik Islam Iran kepada Putra Mahkota Arab Saudi untuk berkunjung ke Tehran.
Duta Besar Iran untuk Arab Saudi, Alireza Inayati di jejaring sosial X Sabtu (11/11/2023) malam mengatakan, "Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad Bin Salman bersama menterinya di sela-sela pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam di Riyadh,".
"Presiden Republik Islam Iran mengundang Putra Mahkota Arab Saudi untuk mengunjungi Iran dalam pertemuan mereka," tulis Inayati.
"Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran dalam dalam pertemuan luar biasa para pemimpin Organisasi Kerja Sama Islam di Riyadh menekankan kelanjutan upaya Republik Islam Iran untuk segera menghentikan agresi rezim Zionis, mencabut blokade, dan mulai menyalurkan bantuan kepada rakyat Palestina yang tertindas di Jalur Gaza," tegasnya.
Presiden Republik Islam Iran, setelah kembali dari perjalanan satu hari ke Arab Saudi kepada wartawan di Tehran mengatakan bahwa Republik Islam Iran memiliki pandangan yang jelas tentang Palestina, dan menekankan bahwa Iran telah menyatakan rezim Zionis sebagai rezim agresor sejak awal.
Brigjen Hajizadeh: Perang Meluas, Iran Siap dengan Semua Skenario
Komandan Pasukan Dirgantara, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, mengatakan Iran tidak berada pada kondisi yang pihak lain dapat mengancamnya, dan Iran siap untuk menghadapi segala situasi.
Brigjen Amir Ali Hajizadeh, Senin (13/11/2023) menuturkan, masalah Gaza, hari ini sudah menjadi sebuah masalah global, dan kejahatan Rezim Zionis, ini sudah diungkap Imam Khomeini, dan para pejabat Republik Islam Iran, lebih dari 40 tahun lalu, dan sekarang bangsa-bangsa dunia mulai menyadari betapa kejinya kejahatan Rezim Zionis.
Ia menambahkan, "Mungkin di masa lalu para pejabat Iran, diprotes mengapa berbicara soal Rezim Zionis seperti ini. Tapi sekarang identitas Israel, sebagai rezim pembunuh anak, dan luasnya kejahatan rezim ini, terang bagi semua, dan Israel, tidak akan punya umur panjang."
Saat ditanya soal meluasnya perang ke Lebanon dan Hizbullah, Brigjen Hajizadeh menjelaskan, "Perang sudah meluas, dan sekarang Lebanon sudah terlibat. Kemungkinan area pertempuran akan lebih luas dari sekarang, dan masa depan sangat tidak jelas, tapi Iran siap dengan segala skenario."
Sehubungan dengan ancaman Amerika Serikat terhadap Iran, Hajizadeh menjawab, "Orang-orang Amerika tidak mengancam Iran. Mereka rutin mengirim pesan ke Iran, dalam semalam bisa tiga pesan dikirim, dan semua pesan ini ditulis dengan kata-kata memohon."
"Republik Islam Iran, saat ini tidak berada pada posisi yang seseorang bisa mengancamnya, dan siap menghadapi segala situasi," pungkasnya.
Dubes Iran di PBB Peringatkan Bahaya Senjata Nuklir Israel
Amir Saeed Iravani, Duta Besar dan Wakil Tetap Republik Islam Iran untuk PBB memperingatkan akan bahaya senjata nuklir rezim Zionis Israel dan mengatakan, "Ancaman nuklir baru-baru ini oleh pejabat tinggi rezim Zionis Israel terhadap Iran dan Palestina menunjukkan bahaya senjata ini di tangan rezim yang tidak sah."
Menurut laporan IRNA, Amir Saeed Iravani, Dubes dan Watap Iran untuk PBB pada hari Senin (13/11/2023) di konferensi “Wilayah Asia Barat bebas dari senjata nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya” mengatakan, Di tingkat regional, gudang senjata yang dimiliki rezim Israel merupakan sebuah kekhawatiran yang nyata dan luas terkait penyebaran senjata nuklir.
"Keberadaan senjata semacam itu, di tingkat regional atau global, dianggap sebagai ancaman terhadap kemanusiaan dan seringkali menjadi alat pemerasan," ungkap Iravani.
Menyatakan bahwa kerahasiaan kemampuan nuklir Israel merupakan ancaman signifikan terhadap stabilitas kawasan, Iravani menambahkan, Mengingat kejahatan baru-baru ini di Timur Tengah, kami menyatakan keprihatinan segera kami terhadap kebijakan ambiguitas nuklir Israel dan potensi penggunaan senjata massal dalam konflik Gaza atau di tempat lain.
Duta Besar Iran dan Wakil Tetap Iran untuk PBB menekankan bahwa saat ini, lebih dari sebelumnya, menciptakan Timur Tengah yang bebas dari senjata pemusnah massal adalah hal yang penting dan sebagai langkah mendasar menuju masa depan yang lebih aman.
Menurutnya, Di masa kritis ini, perlunya menciptakan kawasan seperti ini belum pernah terjadi semendesak ini di Asia Barat.
Iravani menyatakan bahwa tindakan rezim Israel, termasuk contoh terorisme dan sabotase terhadap program nuklir sipil dan ilmuwan di kawasan, memerlukan intervensi segera dari lembaga internasional seperti Dewan Keamanan PBB dan Badan Energi Atom Internasional.
"Sangat penting bahwa komunitas internasional harus menerima ancaman rezim Israel ini sebagai peringatan yang jelas," pungkas Iravani.
Menlu Iran dan PM Qatar Jalin Kontak Bahas Inisiatif Terbaru Gencatan Senjata di Gaza
Menteri Luar Negeri Iran dan Qatar bertukar pandangan mengenai status terkini upaya dan inisiatif diplomatik untuk menghentikan agresi brutal rezim Zionis terhadap orang-orang Palestina di Jalur Gaza.
Menurut Direktorat Jenderal Informasi dan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammad Bin Abdulrahman Al Thani mengenai perkembangan terkini di Gaza.
Dalam perbincangan telepon tersebut juga dibahas mengenai aksi pengeboman markas besar Komite Qatar untuk Rekonstruksi Gaza oleh tentara rezim Zionis.
Para menteri luar negeri Iran dan Qatar juga membahas kelanjutan genosida di Jalur Gaza dan situasi kemanusiaan yang sangat kritis, serta menekankan penghentian segera kejahatan perang terhadap Palestina di Gaza dan bantuan segera kepada rakyat Palestina yang kehilangan tempat tinggal.
Kelanjutan pemboman di Jalur Gaza dan pembunuhan perempuan dan anak-anak Palestina terus berlanjut di saat negara-negara Barat yang mendukung rezim Zionis memveto setiap usulan resolusi gencatan senjata di Dewan Keamanan.
Ali-alih berusaha menghentikan pembunuhan dan pemboman terhadap warga Palestina, negara-negara Barat pendukung rezim Zionis berupaya untuk menyetujui resolusi-resolusi yang mendukung Tel Aviv.
Jumlah syuhada Palestina akibat serangan tentara rezim Zionis di Jalur Gaza meningkat menjadi 11.500 orang, termasuk 5.104 anak-anak dan 3.130 perempuan.
Iran: Serangan Zionis terhadap RS Al-Shifa Bukti Nyata Kejahatan Perang
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran menilai serangan brutal militer rezim Zionis terhadap Rumah Sakit Al-Shifa sebagai contoh nyata kejahatan perang yang patut diadili secara internasional.
Pada hari Rabu (15/11/2023), tank dan kendaraan militer rezim Zionis menyerang kompleks rumah sakit Al-Shifa di Gaza dan melepaskan tembakan di area rumah sakit tersebut.
Puluhan tentara Zionis dengan peralatan tempur memasuki unit gawat darurat Rumah Sakit al-Shifa dan mendobrak pintu kamar orang sakit dan terluka.
Pasukan Israel juga menyerang bagian barat rumah sakit al-Shifa dan meledakkan pintu dan dinding kompleks medis ini.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani menanggapi serangan keji tentara Zionis ke kompleks rumah sakit Al-Shifa di Gaza dengan mengatakan,"Kekalahan fatal tentara rezim Zionis dalam perang 7 Oktober membuat mereka berusaha menciptakan prestasi untuk dirinya sendiri dengan narasi kebohongan,".
"Klaim palsu mengenai aktivitas pusat perlawanan di rumah sakit dan pusat kesehatan hanyalah kedok dan alasan atas berlanjutnya kejahatan rezim Zionis di Gaza dan pembunuhan terhadap warga Palestina termasuk anak-anak dan wanita serta tuna wisma," ujar Kanani.
Raisi: Tidak Negara yang Berani Langgar Iran
Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi mengatakan, Iran mencapai swasembada di bidang industri militer, dan tidak ada negara yang berani berpikir untuk menyerang wilayah negara ini.
Seperti dilaporkan IRNA, Sayid Ebrahim Raisi Kamis (16/11/2023) dihadapan warga Shahr-e Kord, Provinsi Chaharmahal dan Bakhtiari, barat daya Iran, menyatakan kekuatan Iran berasal dari dukungan dan kehadiran rakyat di lapangan. Ia menambahkan, kehadiran dan dukungan masyarakat telah memberikan kekuatan kepada para pejabat serta menyebabkan mereka berbicara tanpa ada kegagapan dalam mengumumkan posisi jelas Republik Islam.
Seraya menekankan bahwa Iran kuat dalam menghadapi kekuatan hegemoni, presiden Raisi menjelaskan, "Sebagaimana kehadiran industri militer dan angkatan bersenjata menciptakan kekuatan bagi negara, kekuatan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, pengetahuan, darah para syuhada, dan kehadiran serta dukungan rakyat juga menciptakan kekuatan dan otoritas bagi negara kita."
Presiden Raisi menyebut kekuatan Republik Islam berasal dari kekuatan rakyat. "Syuhada dan mereka yang berkorban, memainkan peran penting dalam membentuk kekuatan ini, dan kedepannya kekuatan ini juga harus diperkuat," tegas Raisi.
Presiden Iran juga menyesalkan penindasan yang terjadi saat ini di bumi Palestina pendudukan terhadap hak rakyat tak berdosa Palestina oleh kekuatan dominasi dan rezim Zionis. "Hari-hari ini, seluruh rakyat Iran, negara Islam, dan masyarakat manusia sedang berduka atas penderitaan rakyat Palestina, dan seluruh umat manusia menyatakan kebencian dan rasa jijik mereka terhadap sistem dominasi, Amerika, rezim Zionis dan pendukung mereka di Barat dan Eropa," papar Raisi.
Pejuang muqawama Palestina melancarkan operasi Badai al-Aqsa sejak 7 Oktober 2023 dan menarget posisi Israel. Sementara itu, rezim Zionis membalas operasi muqawama ini dan mengkompensasi kekalahannya serta untuk menghentikan operasi pejuang Palestina dengan menutup seluruh jalur penyeberangan di Jalur Gaza dan membombardir rakyat tertindas ini.
Berlanjutnya pemboman Jalur Gaza dan pembantaian perempuan serta anak-anak Palestina terus berlanjut ketika negara-negara Barat pendukung Israel sampai saat ini menveto setiap resolusi gencatan senjata di Dewan Keamanan PBB, atau berusaha mengesahkan resolusi yang mendukung lebih besar kepada Tel Aviv ketimbang menghentikan pembunuhan dan pemboman rakyat Palestina.