May 02, 2024 13:38 Asia/Jakarta
  • Syahid Muthahari; Ulama Pemikir, Sang Putra Ideologis Khomeini

Murtadha Muthahari (1298-1358 Hs) yang dikenal dengan sebutan Ustadz Muthahari dan Syahid Muthahari, adalah seorang pemikir, peneliti, ulama, sastrawan, dosen, dan salah satu ulama terkemuka Iran abad dua puluh.

Ayatullah Muthahari adalah murid Imam Khomeini dan mufasir besar Syi’ah, Allamah Tabataba’i, yang mampu menjadi ijtihad puncak dalam segala bidang kajian Islam, pemikir mendalam dan peneliti teliti, serta dalam beberapa bidang seperti filsafat, fiqih dan ushul fiqh. Syahid Mutahari adalah salah satu guru besar filsafat dan teologi Islam serta tafsir Al-Qur'an yang telah menulis banyak karya tentang berbagai topik menarik.

Selain kegiatan ilmiah, Muthahari memainkan peran penting dalam politik sebelum dan sesudah Revolusi Islam Iran. Beliau adalah salah satu orang berpengaruh dan salah satu pemimpin intelektual Revolusi Islam Iran. Di antara aktivitas Muthahari, kita dapat menyebutkan perjuangan melawan arus Marxisme, pendirian Hosseiniyeh Irshad untuk diskusi para intelektual, dan kepemimpinan di Dewan Revolusi hingga hari kesyahidannya.

Peringatan kesyahidan Ayatullah Muthahari di Iran dinamakan sebagai Hari Guru sebagai bentuk penghormatan terhadap kedudukan guru yang mulia dengan berbagai kiprahnya yang begitu besar.

Gerakan Pencerahan di Universitas

Pada tahun 1333 Hs, Ustadz Muthahari mulai mengajar di Universitas Tehran. Beliau mengajar di Fakultas Teologi dan Studi Islam di Universitas Tehran selama lebih dari dua puluh tahun. Ketika itu, Syahid Muthahari mengajar program di tingkat sarjana hingga doktoral mengenai ilmu-ilmu umum Islam dari logika, filsafat Islam, teologi, tasawuf, fiqih, dan ushul fiqh. Selain itu, beliau melakukan gerakan pencerahan di kampus dengan menyampaikan pandangannya menanggapi berbagai isu kontroversial seperti hubungan antara filsafat dan mistisisme, agama dan sains, sebagai isu lainnya.

Islam sebagai Pijakan

Syahid Mutahhari percaya bahwa Islam adalah agama yang tidak diperkenalkan dengan baik, sehingga seringkali disalahpahami. Faktanya agama ini berangsur-angsur berubah di mata masyarakat, dan alasan utamanya mengenai kehadiran sekelompok orang yang mengatasnamakan Islam, tapi membawa ajaran yang salah. Dalam pandangannya, agama ini sangat dirugikan oleh sebagian orang yang mengaku mendukungnya. Oleh karena itu, Muthahari melancarkan gerakan pencerahan termasuk di universitas mengenai Islam dengan sudut pandang yang menarik dan dalam.

Menyingkap Penyebab Kecenderungan Materialisme

Buku Penyebab Materialisme merupakan penyelesaian dua kuliah Ustadz Muthahari di universitas Tehran yang diterbitkan pada tahun 1350 Hs. Karya ini ditulis pada saat di kalangan generasi muda sedang terjadi mengalami kecenderungan aliran materialistis, termasuk Marxisme. Dalam buku ini, syahid Motahari mengkaji peran gereja, konsep filosofis, sosial dan politik, dan lainnya dalam mendorong kecenderungan menuju materialisme, dan menjelaskan penyebab kemerosotan dan penyimpangan dalam bidang ini.

Pandangan Dunia Islam

Murthadha Motahari sangat cepat merespon berbagai perkembangan pemikiran ketika itu, termasuk beragam penyimpangannya dan memberikan solusinya dalam publikasi dengan kekhasan pandangan yang dalam dan ketajamannya.

Karya yang diterbitkan

Shahid Motahari menulis lebih dari 50 buku, beberapa di antaranya yang paling penting adalah: Pengantar Pandangan Dunia Islam, keakraban dengan Al-Qur'an, Islam dan tuntutan zaman; manusia sempurna, Revolusi Islam, Republik Islam, Pendidikan dalam Islam, Tauhid, kenabian, Maad, Imam Hosseini, keadilan ilahi, pelajaran dari Nahjul al-Balaghah, penyebab materialisme, alam semesta, filsafat akhlak, filsafat sejarah, masalah jilbab, hak-hak perempuan dalam Islam dan lainnnya.

Penasihat Terpercaya Imam Khomeini

Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran dan jatuhnya rezim Pahlevi, Ayatullah Muthahari banyak melakukan aktivitas untuk menstabilkan pemerintahan Islam, termasuk menjadi penasihat Imam Khomeini yang paling penting dan terpercaya.

Kesyahidan

Setelah berakhirnya pertemuan pada tanggal 11 Mei 1358 tentang isu-isu terkini negara, seseorang di gang memanggil namanya dari belakang. Ketika Motahari menoleh ke belakang, dia dibunuh olehnya. Orang tersebut adalah salah satu anggota kelompok Furqan berbahaya bernama "Mohammed Ali Basiri". Kelompok yang mempunyai pandangan ekstrim terhadap agama dan masyarakat. Usai penembakan, Morteza Motahari dilarikan ke rumah sakit, namun pengobatan dokter tidak berhasil dan akhirnya ia syahid.

Sebagian dari pesan Imam Khomeini tentang kesyahidannya

“Meskipun menghadapi tangan orang-orang yang berkeinginan buruk dan suka berpetualang, tapi Revolusi Islam atas kehendak dan bimbingan ilahi telah meraih keberhasilan. Meskipun demikian, kerusakan yang tidak dapat diperbaiki terjadi pada negara ini, terutama di bidang Islam dan ilmu pengetahuan akibat ulah orang-orang munafik anti-Revolusi, seperti pembunuhan berbahaya terhadap mendiang ilmuwan besar dan ahli Islam, Haji Sheikh Murtadha Muthahari (semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian). Apa yang harus saya katakan tentang beliau yang memberikan jasa berharga bagi Islam dan ilmu pengetahuan, dan sangat disayangkan bahwa tangan pengkhianat mengambil pohon yang bermanfaat ini dari bidang ilmu pengetahuan dan Islam dan merampas buah-buahnya yang berharga dari semua orang. Muthahari adalah anak yang saya sayangi dan penopang yang kokoh dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan serta pengabdian yang bermanfaat bagi Islam, bangsa dan negara. Semoga Allah swt menganugerahkan rahmat kepadanya."

Pandangan Ayatullah Khamenei mengenai Syahid Muthahari

“Jika upaya syahid [Mutahhari] untuk memenuhi kebutuhan intelektual berbagai lapisan dan mengangkat isu-isu baru tidak berdampak pada masyarakat, kini masyarakat Islam akan berada dalam situasi yang berbeda.”

Beberapa kata-kata terkenal dari syahid Muthahari

Jihad

Al-Qur'an menegaskan, jika ingin memasukkan rasa takut ke dalam hati musuh dan mencegah pikiran mereka untuk menyerang wilayahmu, maka persiapkan kekuatanmu dan jadilah pihak yang kuat. (Jihad hal.28)

Bekerja dalam Islam

Islam adalah musuh pengangguran. Manusia harus melakukan pekerjaan yang bermanfaat karena ia mendapat manfaat dari masyarakat. Pekerjaan adalah faktor konstruktif terbaik bagi individu dan masyarakat, dan pengangguran adalah faktor terbesar penyebab kerusakan. Oleh karena itu bekerjalah dengan baik. (Wahyu dan Nubuwah / hal. 118)

Posisi perekonomian

Mazhab Islam yang realistis dan tidak memandang ekonomi sebagai landasan, namun juga tidak mengabaikan peran pentingnya. (Sepuluh pidato / hal. 309)

Kehidupan Timur

Sudah saatnya Barat belajar falsafah hidup dari Timur, dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan industrinya. (Etika seksual / hal. 28)

Pandangan Dunia Monoteistik

Pandangan dunia monoteistik memiliki daya tarik dan daya pikat, memberikan vitalitas dan dorongan kepada manusia, menyajikan tujuan-tujuan yang luhur dan suci, serta menciptakan manusia yang tidak mementingkan diri sendiri. (Koleksi karya, vol. 2/hal. 84)

Rasulullah saw dan Konsultasi

Meskipun Rasulullah saw adalah seorang Nabi yang tidak mengharapkan masukan maupun pendapat mereka, namun beliau selalu berkonsultasi dengan masyarakat agar dapat memberikan karakter akhlak kepada mereka. (Hikmah dan Nasehat hal. 120)

Nabi Muhammad saw dan Masalah Palestina

Jika Nabi Muhammad saw masih hidup, apa yang akan beliau lakukan hari ini? Aku bersumpah demi Allah, Nabi Muhammad saw di makam sucinya hari ini akan marah terhadap orang-orang Yahudi. Aku bersumpah demi Tuhan, kita lalai. Demi Allah, persoalan yang membuat hati Rasulullah saw berdarah saat ini mengenai persoalan Palestina… Demi Allah, kita bertanggungjawab atas persoalan ini. (Pidato tentang Palestina)

 

 

 

 

 

 

Tags